Mengenal Suku Andio, Suku Minoritas di Lembah Gunung Tompotika

Reporter

Tempo.co

Senin, 19 Juli 2021 14:23 WIB

Pakaian adat suku Andio Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah - Dok. Norma Anggo

TEMPO.CO, Jakarta - Norma Anggo merupakan anggota masyarakat Suku Andio yang berada di Kecamatan Masama, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Ia guru di MTsN 2 Banggai, Desa Tangeban, Kecamatan Masama.

Selain sebagai guru yang mengajar di sekolah, Norma kerap memperkenalkan eksistensi Suku Andio kepada banyak orang melalui kanal Facebook-nya. Hal ini dilakukannya karena Suku Andio yang menjadi minoritas di Kecamatan Masama, Banggai. Minoritas ini dikarenakan keberadaan Suku Andio yang hanya terletak di dua desa pada kecamatan tersebut, dan baru secara eksplisit diakui eksistensinya oleh Bupati Banggai belum lama ini.

Kecamatan Masama terdiri dari 14 desa, sementara Suku Andio berdiam di dua desa yaitu, Tangeban dan Taugi. “Kalupun dia tersebar di wilayah lain itu karna perkawinan atau pekerjaan dan penutur bahsa Andio juag cuma berada di dua desa tersebut,” ujarnya.

Seperti yang ia tulis di kanal Facebook pribadinya, Suku Andio merupakan salah satu suku minoritas yang berada di lembah Gunung Tompotika yang kini mendiami lembah Masama tepatnya di wilayah kecamatan Masama kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Keberadaan Suku Andio mulai dikenal sejak pecahnya Kerajaan Tompotika pada 1580 lalu.

Nama Andio diambil dari dari nama seorang pemuda yang memiliki sikap santun, kritis, cerdas dan Bijak. Karena pemuda tersebut terkenal pandai dan santun dalam bertutur kata, sehingga bahasa yang digunakannya dijadikan menjadi bahasa resmi Suku Andio yang disebut dengan, Bahasa Andio.

Advertising
Advertising

Untuk Bahasa Andio sering disebut dengan Taa’ andio yang lebih dikenal dengan Mobaala. Selain menggunakan Bahasa Andio, suku ini juga paham ketika menggunakan Bahasa suku lainnya seperti Bahasa Saluan dan Balantak.

“Istimewanya suku Andio paham dan mengerti bahsa Saluan dan Balantak tapi suku balantak dan saluan belum tentu paham dan mengerti bahasa Andio. kecuali bagi mereka yang sudah lama berdomisili di Taugi dan Tangeban,” katanya melalui pesan Whatsapp.

Menurutnya, Suku Andio yang memahami berbagai bahasa dari suku tersebut karena penuturnya yang sudah sedikit dan bagi masyarakat Suku Andio yang sudah keluar wilayah karena menikah ataupun bekerja sudah tidak menggunakan bahasa tersebut.

Faktor lain yang membuat mereka bisa memahami bahasa suku yang berada di wilayah Kecamatan Masama, karena letak geografis Suku Andio yang diapit oleh dua suku—Saluan dan Balantak. “Bagi yang pindah dan bekerja tidak akan bisa mengembangkan Bahasa Andio, karena di tempat mereka berdomisili tidak ada yang bisa Berbahasa Andio,” ujarnya.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Pengakuan Eksistensi Suku Andio di Ultah Kabupaten Banggai ke-61

Berita terkait

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

15 jam lalu

Damainya Desa Giethoorn di Belanda yang Dijuluki Venesia dari Utara, Tak Ada Mobil dan Jalan Raya

Wisatawan bisa menjelajahi desa dengan perahu, mencicipi masakan Belanda, atau sekadar menikmati suasana damai yang tak terlupakan.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

4 hari lalu

Kejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi

Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.

Baca Selengkapnya

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

8 hari lalu

Serial Secret Ingredient Dibantu 3 Alih Bahasa

Nicholas Saputra menceritakan berbagai hal menarik soal proses syuting "Secret Ingredient". Salah satunya soal penggunaan beberapa alih bahasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

12 hari lalu

Ketahui Bahasa Cinta yang Dibutuhkan Keluarga

Ibu cerdas perlu mengetahui bahasa cinta atau kasih sayang yang digunakan untuk mengungkapkan perhatian pada orang lain.

Baca Selengkapnya

Prosa.ai Kenalkan Produk Pengubah Teks Jadi Suara Bahasa Indonesia

29 hari lalu

Prosa.ai Kenalkan Produk Pengubah Teks Jadi Suara Bahasa Indonesia

Prosa.ai meluncurkan produk pengubah teks jadi suara bahasa Indonesia, peningkatan dari versi sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

30 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

46 hari lalu

Wae Rebo Masuk Daftar Kota Kecil Terindah di Dunia Menurut The Spectator Index 2024

Wae Rebo di Flores menempati di urutan kedua setelah Rothenburg ob der Tauber di Jerman sebagai kota kecil terindah di dunia.

Baca Selengkapnya

Bahasa Saparua Terancam Punah, Periset BRIN Ungkap Penyebabnya

56 hari lalu

Bahasa Saparua Terancam Punah, Periset BRIN Ungkap Penyebabnya

BRIN melakukan riset kolaborasi dengan Endangeres Languages Documentation Programme Jerman untuk mendokumentasikan bahasa di Saparua.

Baca Selengkapnya

Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

7 Maret 2024

Tradisi Unik di Desa Piplantri India, Tanam 111 Pohon setiap Anak Perempuan Lahir

Tradisi di Desa Piplantri India menjadi simbol perayaan kehidupan sekaligus ikrar untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

13 Februari 2024

Kasus Ujaran Kebencian Meningkat Terhadap Kelompok Minoritas Sepanjang Pemilu 2024

Ujaran kebencian terbanyak ditujukan terhadap kelompok Yahudi, disusul kelompok penyandang disabilitas.

Baca Selengkapnya