Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Covid-19 Turun Drastis, Nobel Prize Asia

Reporter

Tempo.co

Rabu, 1 September 2021 22:57 WIB

Pengunjung melakukan santap siang di Mall Kota Kasablanka, Jakarta, Selasa, 31 Agustus 2021. Pemerintah melonggarkan aturan layanan makan di tempat saat perpanjangan PPKM Level 3, khususnya di mal. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Top 3 Tekno Berita Hari Ini didominasi permasalahan lingkungan namun terpopuler pertama adalah soal Covid-19. Guru Besar di Universitas Indonesia bicara data penurunan kasus Covid-19 yang terjadi drastis di Indonesia.

Terpopuler kedua datang dari Filipina, pengumuman pemenang Nobel Prize skala Asia, Ramon Magsaysay Award 2021. Di antara pemenangnya adalah Watchdoc, rumah produksi film dokumenter yang di antaranya dikenal dengan karyanya yang diberi judul Sexy Killers dan dirilis beberapa hari menjelang Pilpres 2019 lalu.

Artikel terpopuler ketiga adalah yang mengangkat hasil studi mengenai prediksi kenaikan permukaan laut ekstrem di banyak pantai di dunia. Penelitian terbaru menemukan dampak dari naiknya air laut pada frekuensi yang ekstrem akan terasa paling parah di wilayah tropis, dan umumnya di garis lintang yang lebih rendah.

Berikut Top 3 Tekno Berita Hari Ini, Rabu 1 September 2021, selengkapnya,

Advertising
Advertising

1. Jumlah Kasus Covid-19 Turun Drastis, Guru Besar UI Ingatkan Tiga Hal

Jumlah kasus harian infeksi SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, di Indonesia perlahan menurun. Data dari Satgas Penanganan Covid-19, per Selasa, 31 Agustus, kasus harian bertambah 10.534 kasus, dan total keseluruhan lebih dari 4 juta kasus.

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan penurunan kasus itu terjadi karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Presiden Joko Widodo memberikan pernyataan pers tentang perkembangan terkini pelaksanaan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Dalam perpanjangan PPKM kali ini terdapat perubahan yaitu, untuk wilayah Jawa-Bali terdapat penambahan wilayah aglomerasi yang masuk ke level 3, yakni Malang Raya dan Solo Raya. ANTARA/Biro Pers dan Media Setpres

“Kita bersyukur kasus baru harian bisa turun, bahkan sempat turun 10 kali lipat, dari 50 ribu kasus menjadi 5 ribuan kasus, pada Senin, 30 Agustus,” ujar dia, dalam keterangan tertulis, Selasa.

2. Pembuat Film Dokumenter Sexy Killers Raih Ramon Magsaysay Award 2021

Rumah produksi Watchdoc dari Indonesia yang banyak mengangkat masalah lingkungan dalam karya film dokumenternya termasuk di antara penerima Ramon Magsaysay Award 2021. Karya dari Watchdoc di antaranya adalah Sexy Killers yang mengungkap keberadaan elite politik dan jenderal TNI di balik kepemilikan tambang batu bara dan operasional PLTU di tanah air.

Batu bara saat ini telah banyak ditinggalkan di banyak negara di dunia karena dampak polusi yang dihasilkannya. Adapun Film Sexy Killers dirilis pada 13 April 2019, atau beberapa hari menjelang Pemilihan Presiden, dan hingga artikel ini dibuat telah ditonton lebih dari 36 juta kali.

Sexy Killers. youtube.com

“Sebuah rumah produksi yang dengan kreatif mengkombinasikan film dokumenter dan platform alternatif untuk mengangkat isu-isu yang tak terekspos,” begitu Watchdoc Media Mandiri atau Watchdoc diperkenalkan di antara para peraih penghargaan pada tahun ini dalam situs rmaward.asia, Selasa 31 Agustus 2021.

3. Studi: Bencana Ekstrem dari Laut Akan Terjang Indonesia 100 Kali Lebih Sering

Sebuah penelitian terbaru memprediksi bencana naiknya muka laut secara ekstrem akan terjadi 100 kali lebih sering di banyak pantai di dunia pada akhir abad ini. Pemicunya tidak lain adalah pemanasan global yang menjadi mesin dari kenaikan muka air laut yang terus terjadi dan kelahiran fenomena-fenomena perubahan iklim.

Hasil studi bencana kenaikan muka laut ekstrem itu dipublikasikan dalam Jurnal Nature Climate Change edisi 30 Agustus 2021. Studi dilakukan terhadap 7.283 lokasi pantai dan mendapatkan setengahnya bakal dilanda terjangan gelombang tinggi yang lebih sering.

Warga beraktivitas di sekitar terpaan gelombang laut pesisir Pantai Utara Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu 13 Mei 2020. Gelombang laut setinggi sekitar 1-2,5 meter tersebut terjadi karena angin kencang dari laut menuju darat, warga dihimbau untuk tetap waspada. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Naiknya permukaan laut ekstrem dalam bentuk pasang, terjangan badai ataupun gelombang tinggi semula diprediksi terjadi setiap 100 tahun sekali. Kini prediksinya berubah, akan lebih sering terjadi hingga lebih dari satu kali setiap tahun sepanjang akhir abad ini.

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

8 jam lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

9 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

13 jam lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

5 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

6 hari lalu

Saran IDAI untuk Relawan yang Bantu Anak Korban Bencana Alam

Relawan yang ikut membantu bencana alam diminta untuk memperhatikan kebutuhan anak-anak yang menjadi korban.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

7 hari lalu

Penjelasan Guru Besar FKUI Soal Kenapa 1 Juta Lebih WNI Pilih Berobat di Luar Negeri

Jokowi menyebut 1 juta lebih WNI berobat ke luar negeri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya