Hal Ini yang Menyebabkan Sidik Jari Setiap Orang Berbeda-beda

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 16 September 2021 14:29 WIB

Petugas Imigrasi Kelas II Langsa mengambil sidik jari dan mendata warga etnis Rohingya yang terdampar di Pelabuhan Kuala Idi Rayeuk, Aceh Timur, Aceh, Selasa, 4 Desember 2018. Sebanyak 20 orang imigran etnis Rohingya akan dipindahkan ke kantor Imigrasi Kelas II Langsa sambil menunggu kepastian dari pihak terkait. ANTARA/Syifa Yulinnas

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam berbagai proses administrasi, sidik jari biasanya dibutuhkan. Penggunaan sidik jari biasanya bertujuan untuk membuktikan otentisitas dokumen yang dibutuhkan. Selain dalam proses administrasi, sidik jari biasanya juga dibutuhkan dalam proses penyidikan perkara pidana. Dengan menggunakan sidik jari, para aktor yang terlibat dalam perkara tersebut dapat diketahui.

Pemanfaatan sidik jari di berbagai bidang tersebut tentu memiliki alasan. Fakta bahwa setiap orang memiliki sidik jari yang berbeda-beda merupakan salah satu alasan penggunaan sidik jari sebagai alat identifikasi. Namun, apa sebenarnya yang membuat orang-orang memiliki sidik jari yang berbeda-beda?

Perbedaan sidik jari yang berbeda antara satu orang dengan yang lain dilatarbelakangi berbagai hal. Dilansir dari askdruniverse.wsu.edu, sidik jari setiap orang bisa memiliki pola yang berbeda karena faktor gen. Gen merupakan sebuah instruksi yang ditulis di dalam tubuh manusia. Gen berguna untuk memberi instruksi kepada tubuh untuk mengatur beberapa hal, seperti warna mata, bentuk hidung, hingga pertumbuhan kulit.

Pertumbuhan kulit bayi dalam kandungan terjadi ketika dermis (lapisan kulit dalam) dan epidermis (lapisan kulit luar) saling bertemu. Pertemuan inilah yang kemudian akan membentuk pola-pola lekukan pada sidik jari. Setiap bayi biasanya memiliki instruksi gen yang berbeda-beda untuk menumbuhkan kulit. Karena itu, setiap orang biasanya memiliki pola sidik jari yang berbeda-beda.

Selain faktor gen, menurut laman scienceabc.com, sidik jari juga dibentuk oleh lingkungan. Berbagai aktivitas yang dilakukan berulang-ulang, seperti memindahkan batu-bata, memegang benda kasar, dan aktivitas-aktivitas lain yang menggunakan tangan dapat membuat pola sidik jari seseorang berubah. Perubahan tersebut terjadi karena sidik jari terus-menerus melakukan penyesuaian ketika mendapat reaksi dari lingkungan.

Advertising
Advertising

Cara ini umumnya digunakan oleh para kriminal untuk mengakali penyidikan tindak kejahatan yang menggunakan sidik jari. Para kriminal yang profesional biasanya menghilangkan sidik jarinya dengan cara membakar atau menumpahkan cairan asam ke jari-jari mereka. Cara tersebut membuat mereka mampu bergerak di dunia kriminal seperti hantu yang tidak terdeteksi.

Meskipun demikian, sebagaimana dilansir dari sites.rutgers.edu, sidik jari dapat tumbuh kembali. Berbagai upaya untuk menghilangkan sidik jari dengan cara dibakar maupun dituangkan cairan asam hanya membuat sidik jari tumbuh kembali dengan pola yang sama.

BANGKIT ADHI WIGUNA

Baca juga: 8 Hal yang Bedakan Anda dengan Orang Lain, Bukan Cuma Sidik Jari

Berita terkait

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

1 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

9 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

10 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

10 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

29 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

30 hari lalu

Indonesia Urutan Kedua, Inilah Daftar 10 Negara Paling Berisiko Bencana di Dunia Versi World Risk Report (WRR) 2023, I

Indonesia berada di urutan kedua dengan indeks risiko bencana sebesar 43,5 World Risk Report (WRR) 2023.

Baca Selengkapnya

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

35 hari lalu

Guru Besar ITS Gagas Teknologi Bioremediasi dan Fitoremediasi untuk Pemulihan Lingkungan

Teknologi pemulihan lingkungan biologis membutuhkan biaya yang lebih rendah.

Baca Selengkapnya

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

43 hari lalu

SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.

Baca Selengkapnya

Huawei Mengembangkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik

55 hari lalu

Huawei Mengembangkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik

Huawei mematenkan teknologi sensor sidik jari ultrasonik

Baca Selengkapnya

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri

55 hari lalu

Alasan Huawei Patenkan Sensor Sidik Jari Ultrasonik Buatan Sendiri