Burung Nasar, Penjaga Ekologis yang Terancam Punah

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Jumat, 17 September 2021 16:26 WIB

Sejumlah Burung pemakan bangkai atau burung Nazar ini merupakan burung yang memakan jenazah mayat dalam tradisi pemakaman langit atau Sky Burial di Tibet. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian besar pencinta satwa tahu bahwa hewan pemakan bangkai seperti burung nasar mampu beradaptasi dengan bakteri berbahaya yang terkandung dalam daging busuk yang dimakannya. Itulah mengapa hewan ini tidak pernah keracunan bakteri mematikan seperti Clostridia, Fuso dan Anthrax. Ironisnya, kehadiran hewan yang cukup berpengaruh bagi lingkungan di bumi ini terancam punah. Bukan karena keracunan bakteri, tetapi di antaranya akibat memakan bangkai hewan yang diracun.

Salah satu kasus burung nasar keracunan yang menyedihkan adalah pada Juni 2019 lalu. CNN melaporkan setidaknya sebanyak 537 ekor burung nasar dan dua burung elang di kawasan pengelolaan satwa liar atau WMA yang dilindungi di Distrik Tengah bagian timur Bostwana didapati tewas setelah memakan bangkai gajah yang mati diracun pemburu liar.

Padahal burung nasar tersebut merupakan jenis yang terancam punah atau kritis terancam punah berdasarkan klasifikasi oleh International Union for Conservation of Nature Red List. “Keracunan itu diyakini disebabkan oleh tiga bangkai gajah yang diburu dengan bahan kimia beracun yang menyebabkan kematian yang signifikan pada burung nasar dan elang,” kata pemerintah Bostwana seperti dikutip dari CNN.

Tak hanya kasus di Bostwana, organisasi konservasi Vulture Conservation Foundation atau VCF, yang berbasis di Zurich, Swiss, melaporkan dalam kurun waktu Februari hingga Maret 2020, lebih dari 1.000 burung nasar juga mengalami kematian misterius secara masal di Guinea Bissau.

Peneliti memperkirakan jumlah tersebut akan terus bertambah dan mengancam keberlangsungan spesies. Sementara penyebabnya masih belum diketahui. Dugaan kematian burung akibat racun juga masih belum dapat dipastikan lantaran tidak ada bukti terhadap klaim tersebut.

Advertising
Advertising

World Animal Foundation melaporkan, burung nasar secara global adalah jenis burung yang paling terancam punah. Beberapa burung nasar hampir punah dan telah menurun hingga 99 persen. Mereka menyebut, kepunahan satwa yang berjasa membuat bumi tetap bersih dari pencemaran bangkai hewan ini diakibatkan oleh keracunan setelah memakan bangkai hewan lain yang mati karena mengonsumsi racun dan timbal. “Ini adalah ancaman terbesar bagi burung nasar,” kata mereka dikutip Tempo dari laman worldanimalfoundation.com.

Selain itu, burung nasar juga terancam punah akibat hilangnya habitat, tabrakan mobil, turbin angin, tiang listrik, hilangnya makanan, dan perburuan liar. Burung nasar sering dianiaya oleh petani dan peternak yang secara keliru percaya bahwa burung nasar adalah ancaman bagi ternak.

Melansir dari worldanimalfoundation.com, burung nasar merupakan karnivora besar yang terkenal karena sifat pemulungnya. Kendati karnivora, sangat jarang ditemui kasus burung nasar memangsa hidup-hidup hewan lain. Mereka hanya makan daging hewan yang telah mati. Sebab mereka lebih suka mengais makanan daripada berburu.

Burung nasar memakan sisa-sisa hewan yang mati, namun ada kalanya mereka akan menyerang hewan yang terluka dan sekarat ketika bangkai tidak tersedia, bukan hewan yang segar bugar. Burung nasar memakan semua bagian bangkai hewan kecuali tulang dan mampu memakan bangkai yang telah membusuk, yang mungkin menjadi racun bagi hewan lain.

Burung nasar sangat penting secara ekologis karena dapat menghentikan potensi penyebaran penyakit dari bangkai yang membusuk. Kemampuan burung nasar menekan risiko keracunan akibat makan bangkai busuk lantaran asam lambung burung nasar mampu membunuh bakteri dan virus berbahaya.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Alasan Burung Nasar Tahan Makan Bangkai

Berita terkait

Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

35 hari lalu

Deretan Manfaat Minyak Atsiri, Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur hingga Mengurangi Stres

Minyak atsiri atau minyak esensial merupakan senyawa yang diekstrak dari bagian tumbuhan dan diperoleh melalui proses penyulingan.

Baca Selengkapnya

Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

38 hari lalu

Koalisi Perlindungan Satwa Global Desak KLHK Hentikan Ekspor Monyet Ekor Panjang

Koalisi perlindungan hewan seluruh Asia melayangkan surat kepada KLHK. Menuntut penghentian ekspor monyet ekor panjang yang terancam punah.

Baca Selengkapnya

Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

55 hari lalu

Ibu dan 2 Anak di Saparua Maluku Tewas Usai Konsumsi Ikan Buntal, Kenali Bahaya Racun Ikan Fugu Ini

Racun yang terdapat dalam ikan buntal bernama racun tetrodotoxin, yang dinilai ribuan kali lebih berbahaya dibandingkan sianida.

Baca Selengkapnya

Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

56 hari lalu

Makan Ikan Buntal 3 Orang Meninggal di Maluku, Mengenali Bahaya Racun Hewan Air Ini

Tiga orang warga Desa Haria, Saparua, Maluku Tengah meninggal akibat keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal

Baca Selengkapnya

Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

57 hari lalu

Gejala Keracunan Vitamin D dan Penanganan agar Tak Sampai Berujung Kematian

Kenali tanda dan gejala orang keracunan vitamin D agar tak sampai membahayakan kesehatan, bahkan menyebabkan kematian.

Baca Selengkapnya

Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

57 hari lalu

Lansia Meninggal karena Kelebihan Vitamin D, Cermati Dosis yang Dianjurkan

Keracunan vitamin D disebut sebagai salah satu faktor penyebab kematian seorang lansia di Inggris. Pahami dosis yang dianjurkan agar tak berlebihan.

Baca Selengkapnya

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

26 Januari 2024

Penyebab Keracunan Makanan Terbesar yang Sering Diabaikan

Pakar menyebut sebanyak 42 persen penyebab keracunan makanan di Indonesia pada 2019 adalah akibat cemaran bakteri. Ini yang perlu diperhatikan.

Baca Selengkapnya

Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

15 Januari 2024

Mengenali 5 Jenis Serigala di Berbagai Negara

Serigala abu-abu tergolong hewan liar besar

Baca Selengkapnya

Fitur SOS Apple Watch Selamatkan Nyawa Pelajar yang Keracunan Karbon Monoksida

9 Januari 2024

Fitur SOS Apple Watch Selamatkan Nyawa Pelajar yang Keracunan Karbon Monoksida

Produk jam tangan pintar milik Apple menyelamatkan nyawa seorang siswa di Amerika Serikat yang keracunan karbon monoksida.

Baca Selengkapnya

10 Jenis Kura-Kura yang Dilindungi di Indonesia

3 Januari 2024

10 Jenis Kura-Kura yang Dilindungi di Indonesia

Sebagai negara di wilayah tropis, Indonesia memiliki beragam flora dan fauna, salah satunya kura-kura. Berikut daftar kura-kura yang dilindungi di Indonesia.

Baca Selengkapnya