Studi terhadap Pengguna Medsos: Hanya di Twitter Teori Konspirasi Teredam

Jumat, 22 Oktober 2021 13:40 WIB

Ilustrasi Media Sosial (Medsos).

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah hasil studi mengungkap bagaimana pengguna beragam media sosial di 17 negara—sebagian besar Eropa—dalam menghadapi penyebaran laporan berita yang tidak berdasar alias hoax. Platform medsos yang masuk dalam studi itu adalah Facebook, YouTube, WhatsApp, Messenger, Twitter, dan YouTube.

Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang menghabiskan waktu di Facebook, YouTube, WhatsApp, dan Messenger lebih cenderung percaya saja kepada teori konspirasi. “Sementara mereka yang menggunakan Twitter lebih kecil kemungkinannya untuk percaya,” bunyi hasil studi itu yang diterbitkan di jurnal Sage, Kamis 21 Oktober 2021.

Rata-rata, Twitter mengurangi keyakinan teori konspirasi (conspiracy theory beliefs/CTB) sebesar 3 persen. Sedangkan YouTube malah meningkatkan CTB antara 2 dan 3 persen, dan WhatsApp antara 1 dan 2 persen.

“Platform seperti Facebook, WhatsApp, dan Messenger dibangun untuk mendukung komunikasi antara keluarga dan teman, sementara Twitter sebagian besar melayani interaksi antara orang asing,” tulis hasil studi itu.

Para penelitinya mengajukan serangkaian pertanyaan tentang beberapa teori konspirasi paling populer terkait Covid-19 yang beredar di media sosial. Peserta ditanya sejauh mana mereka mempercayai pernyataan seperti vaksin Covid-19 telah dikembangkan, tapi perusahaan farmasi besar menyembunyikannya untuk meningkatkan keuntungan.

Advertising
Advertising

Pernyataan lainnya yang dicek adalah virus corona adalah senjata biologis yang sengaja dibuat oleh Cina untuk menyakiti orang. Atau ini: virus corona adalah kebocoran yang tidak disengaja dari eksperimen rahasia militer Amerika Serikat.

Kemudian peserta diminta untuk memilih jawaban mereka dengan beberapa opsi. Mulai dari sangat yakin itu salah, agak yakin itu salah, tidak yakin apakah itu benar atau salah, agak yakin itu benar, dan sangat yakin itu benar.

Data pengguna medsos dikumpulkan dari survei panel dua gelombang yang dilakukan di 17 negara yakni: Austria, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Israel, Italia, Belanda, Norwegia, Polandia, Rumania, Spanyol, Swedia, Swiss, dan Inggris. Gelombang pertama dilakukan pada Desember 2019 (sebelum merebaknya Covid-19 meledak menjadi pandemi), dan gelombang kedua, pada Mei dan Juni 2020.

GADGETS NDTV | SAGE | SAPIEN JOURNAL

Baca juga:
Meteor Jatuh di Atas Bantal, Begini Kemungkinan Asteroid Tabrak Bumi


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

8 jam lalu

Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

Nada dering WA bisa dicustom sesuai keinginan. Berikut cara buat nada dering WA sebut nama yang bisa Anda lakukan tanpa tambahan aplikasi.

Baca Selengkapnya

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

1 hari lalu

Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.

Baca Selengkapnya

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

2 hari lalu

Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

Berikut ini cara kirim foto HD WhatsApp untuk menjaga kualitas foto yang dikirimkan agar tidak pecah untuk keluarga, teman, hingga kerabat.

Baca Selengkapnya

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

5 hari lalu

Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Kisah Komikus Jepang Sindir Indonesia Lebih Pilih Cina 6 Tahun Lalu

Jauh sebelum wacana kereta cepat Jakarta-Surabaya, ada komikus yang pernah sindir Indonesia lebih pilih Cina dari pada Jepang.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

7 hari lalu

2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

Ada beberapa cara blur WhatsApp Web di Chrome agar chat rahasia Anda tidak dibaca orang lain. Berikut ini beberapa tata caranya.

Baca Selengkapnya

3 Cara Mengembalikan Chat WhatsApp yang Terhapus atau Hilang

7 hari lalu

3 Cara Mengembalikan Chat WhatsApp yang Terhapus atau Hilang

Terkadang chat dihapus karena memori penuh, namun ada riwayat chat di WhatsApp yang tiba-tiba dibutuhkan. Begini cara mengembalikannya.

Baca Selengkapnya