3 Vaksin Covid-19 untuk Anak Usia 5-11 Tahun, Cek Hasil Uji Klinisnya

Rabu, 27 Oktober 2021 12:43 WIB

Prajurit TNI Angkatan Laut melakukan vaksinasi kepada anak-anak di SMAN 1 Depok, Kamis 9 September 2021. Program vaksinasi ini merupakan kerjasama pihak SMAN 1 Depok dengan TNI Angkatan Laut dengan nama "Serbuan Vaksinasi Covid-19 Bersama TNI AL". TEMPO/ Gunawan Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pemerintah masih mengkaji rencana pemberian vaksin Covid-19 untuk anak usia 5-11 tahun. Menurutnya, ada tiga vaksin yang sedang diuji klinis, yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer.

Dia berharap emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin untuk anak-anak di bawah usia 12 tahun itu bisa terbit tahun ini. “Kami bekerja sama dengan BPOM untuk memastikan bisa mengeluarkan sesegera mungkin EUA, karena di negara asalnya vaksin itu sudah digunakan untuk anak,” ujar dia dalam konferensi pers daring, Selasa, 26 Oktober 2021.

Sementara di Indonesia masih dilakukan uji klinis, produsen masing-masing vaksin tersebut sudah mengumumkan hasil uji klinis di negara asal vaksin, dan bahkan sudah disuntikkan ke anak usia di bawah 12 tahun. Berikut detail hasil uji klinisnya:

Sinovac
<!--more-->
Sinovac

Sinovac dilapokan sudah melakukan uji klinis fase I dan II vaksinnya pada anak usia 3-17 tahun. Hasilnya sudah memberikan respons imun yang cukup baik dan aman. Reaksi demam pada umur 3–5 tahun dan 6–11 tahun masing-masing 8,77 persen dan 3,70 persen.

Advertising
Advertising

“Vaksin Covid-19 Sinovac aman digunakan untuk bayi berusia tiga tahun hingga remaja berusia 17 tahun,” ujar Direktur Medis Sinovac, Zeng Gang, pada 22 Maret 2021, setelah melihat hasil uji klinis tahap I dan II untuk bayi dan remaja.

Menurut Zeng Gang, Sinovac merupakan yang pertama di dunia yang diuji coba untuk bayi dan remaja. Dia menerangkan bahwa berdasarkan uji klinis tahap I vaksin tersebut secara umum aman untuk 72 remaja dan tahap II untuk 480 remaja.

Dalam uji klinis yang dilakukan di Cina itu, ditemukan tingkat efek samping 23,7 hingga 29 persen dengan gejala ringan. Ada dua anak, masing-masing berusia tiga dan enam tahun yang dilaporkan mengalami gejala demam setelah disuntik vaksin Sinovac.

Kelompok umur yang mendapatkan dosis berbeda dalam uji coba terkontrol itu semuanya memperoleh kekebalan yang memenuhi syarat. "Namun berapa dosis yang harus digunakan untuk menyuntik kelompok usia yang berbeda itu masih dalam pembahasan," kata Zeng Gang saat itu.

Hasil uji coba tahap I dan II itu sudah cukup bagi Sinovac untuk mengajukan permohonan izin kepada otoritas terkait di Cina agar bisa digunakan secara massal. Bahkan vaksin ini sudah digunakan untuk anak di bawah 12 tahun di beberapa negara, seperti Kamboja, dan Chili, serta di negara asalnya pada Juni lalu.

Sinopharm
<!--more-->
Sinopharm

Perusahaan mengumumkan bahwa vaksin Covid-19 Sinopharm telah disetujui untuk penggunaan darurat bagi kaum muda berusia 3-17 tahun. Pengumuman itu datang setelah uji klinis awal dan tahap menengah yang menunjukkan bahwa vaksin itu aman dan dapat menimbulkan respons kekebalan yang kuat pada kelompok usia tersebut.

Persetujuan itu diberikan oleh Joint Prevention and Control Mechanism of the State Council, yang dibentuk untuk menangani pandemi Covid-19. Sinopharm mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Juli lalu bahwa pihaknya telah menyelesaikan uji klinis tahap pertama dan kedua di Provinsi Henan pada orang berusia 3-17 tahun, dan menunjukkan efektif dan aman.

Semua peserta uji coba telah menghasilkan antibodi untuk mengatasi virus setelah menerima dua dosis. Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam kekuatan kekebalan mereka jika dibandingkan dengan rekan-rekan dewasa. “Vaksin menunjukkan keamanan yang baik dan tidak ada efek samping parah yang tercatat,” kata perusahaan itu.

Kepala ilmuwan yang juga Vice President of Sinopharm China National Biotech Group, Zhang Yuntao, mengatakan pihaknya memulai uji klinis di kalangan remaja berusia 13-17 tahun, kemudian melanjutkan ke anak berusia 6-12 tahun dan 3-5 tahun. “Ini untuk menjamin keamanan," kata dia

Perusahaan itu juga meluncurkan penelitian di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, pada 6 Juni, untuk mengevaluasi kemanjuran vaksin dalam kelompok yang terdiri dari 900 orang dari berbagai kebangsaan berusia 3-17 tahun.

“Memvaksinasi anak-anak dan remaja sangat penting untuk membangun penghalang kekebalan terhadap virus,” kata Zhang Yuntao sambil menambahkan bahwa sistem kekebalan anak muda masih berkembang, jadi para peneliti berhati-hati saat melibatkan mereka dalam uji klinis

Pfizer

Vaksin ini dibuat oleh perusahaan farmasi Amerika Serikat, Pfizer, yang bekerja sama dengan mitranya asal Jerman, BioNTech. Pfizer meminta pemerintah Amerika mengizinkan penggunaan vaksin Covid-19 pada anak-anak berusia 5-11 tahun—dan jika regulator setuju, suntikan dapat dimulai dalam hitungan minggu.

Banyak orang tua dan dokter anak menuntut perlindungan untuk anak-anak di bawah 12 tahun, batas usia saat ini untuk vaksin yang ada. Pfizer mengumumkan dalam sebuah tweet bahwa mereka telah secara resmi mengajukan aplikasinya ke Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA), awal bulan ini.

Pfizer mempelajari dosis yang lebih rendah pada 2.268 sukarelawan berusia 5-11 tahun, dan mengatakan tidak ada efek samping yang serius. Penelitian ini tidak cukup besar untuk mendeteksi efek samping yang sangat langka, seperti peradangan jantung yang kadang terjadi setelah dosis kedua vaksin biasa, dan kebanyakan pada pria muda.

Pfizer mengatakan penelitiannya menunjukkan anak-anak yang lebih muda harus mendapatkan sepertiga dari dosis yang sekarang diberikan kepada orang lain. Setelah dosis kedua, anak berusia 5-11 tahun mengembangkan tingkat antibodi penangkal virus sekuat yang didapat remaja dan dewasa muda dari suntikan kekuatan biasa.

Untuk menghindari kesalahan dosis, Pfizer berencana mengirimkan vial bertanda khusus untuk penggunaan pediatrik yang mengandung dosis lebih rendah.

REUTERS | ABC7NY | CHINA NATIONAL RADIO | CHINA DAILY

Baca:
Studi Covid-19 Iran, Semua Warga Sudah Terinfeksi tapi Belum Herd Immunity

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

1 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

1 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

3 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

6 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

7 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Sekjen PDIP Sebut Sri Mulyani hingga Basuki Hadimuljono Sahabat Megawati

22 hari lalu

Sekjen PDIP Sebut Sri Mulyani hingga Basuki Hadimuljono Sahabat Megawati

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut empat menteri di kabinet Jokowi yang datang ke rumah Megawati Soekarnoputri sebagai sahabat.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

27 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

30 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya