Vaksin Covid-19 untuk Anak 5-11 Tahun, Guru Besar UI: Sinopharm Belum Jelas

Kamis, 28 Oktober 2021 15:52 WIB

Ilustrasi Vaksin Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta- Pemerintah menyatakan masih mengkaji rencana pemberian vaksin Covid-19 untuk anak berusia 5-11 tahun. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan tiga vaksin yang sedang diuji klinis untuk bisa digunakan di kelompok usia tersebut, yaitu Sinovac, Sinopharm dan Pfizer. Ketiganya disebut memiliki kemungkinan mendapatkn izin penggunaan darurat (EUA) pada tahun ini.

Guru Besar di Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Tjandra Yoga Aditama, mengaku belum banyak mengetahui bagaimana hasil uji klinis vaksin-vaksin yang disebut Menteri Budi Sadikin itu. “Yang saya tahu tentang hasil penelitian Pfizer untuk anak di bawah 12 tahun yang sedang proses untuk kemungkinan mendapatkan izin di Amerika Serikat,” ujar Tjandra.

Untuk Sinopharm, Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara periode 2018-2020 itu menyebut hasil uji belum jelas. “Sebenarnya, untuk jenis vaksin apapun yang perlu diperhatikan jelas adalah keamanan dan bagaimana efikasi pada anak-anak,” tutur dia.

Guru Besar Tetap Ilmu Kesehatan Anak di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad), Cissy Kartasasmita, menyerahkan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM. Menurutnya, BPOM akan melihat dari berbagai sudut pandang sebelum menerbitkan izin penggunaan darurat vaksin-vaksin itu khusus di tanah air.

Lagian, Ketua Satgas Imunisasi di Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu menambahkan, vaksinasi terhadap anak 5-11 tahun bukan hal baru bagi Kementerian Kesehatan. Selama ini, Cissy menilai, program imunisasi nasional sudah berjalan cukup baik, sehingga pemberian vaksin Covid-19 untuk anak bisa dimasukkan ke dalam program tersebut.

Advertising
Advertising

Adapun dari sisi anak, menurutnya, yang terpenting adalah terpenuhi syarat anak sehat untuk mendapatkan vaksinasi, sama seperti program imunisasi nasional. Bahkan bisa juga dilakukan melalui program di sekolah maupun PAUD. “Syarat pemberian vaksin sama saja, yang penting anak harus sehat,” katanya.

Menurut peraih gelar Doktor dari Catholic University of Leuven, Belgia itu, anak-anak sudah biasa divaksinasi, bahkan guru-guru juga sudah berpengalaman dalam program imunisasi. “Insya Allah lebih mudah, yang penting orang tuanya harus mengerti dan bersedia diberikan vaksin Covid-19," kata Cissy menambahkan.

Baca juga:
Para Ahli di Amerika Dukung Vaksin Covid-19 Pfizer untuk Anak 5-11 Tahun

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

3 hari lalu

Unilever Tarik Es Krim Magnum di Inggris dan Irlandia dari Peredaran, Begini Penjelasan BPOM soal Produk Itu di RI

BPOM angkat bicara soal keamanan produk es krim Magnum yang beredar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

4 hari lalu

Guru Besar UGM Anjurkan Daun Pegagan untuk Terapi Daya Ingat, Begini Cara Kerjanya

Tanaman liar pegagan dianggap bisa membantu terapi daya ingat. Senyawa aktifnya memulihkan fungsi hipokampus, bagian krusial pada otak.

Baca Selengkapnya

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

6 hari lalu

Gelar Kampus Menggugat di Hari Kartini, Guru Besar UGM: Kita Bagian Kerusakan Demokrasi di Era Jokowi

Kegiatan Kampus Menggugat ini menyorot kondisi demokrasi di penghujung kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang merupakan alumnus UGM.

Baca Selengkapnya

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

7 hari lalu

Pakar Farmasi Bantah Obat Sakit Kepala Bisa Sebabkan Anemia Aplastik

Pakar menjelaskan kasus anemia aplastik akibat obat-obatan jarang terjadi, apalagi hanya karena obat sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

8 hari lalu

Unas Bentuk Tim Pencari Fakta Usut Kasus Kumba Digdowiseiso

Unas membentuk Tim Pencari Fakta (TPF) dugaan pencatutan nama dalam publikasi jurnal internasional yang diduga melibatkan Kumba Digdowiseiso.

Baca Selengkapnya

Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

8 hari lalu

Kata KIKA soal Pengunduran Diri Kumba Digdowiseiso yang Tak Disertai Pencabutan Gelar Guru Besar

Koordinator KIKA, Satria Unggul, mengatakan bahwa keputusan yang jadi pilihan Kumba Digdowiseiso harus dihormati.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

9 hari lalu

Guru Besar Unpad Sebut Kasus Kumba Digdowiseiso Puncak Gunung Es: Masalah Sistemik

Kata Guru Besar Unpad soal kasus Kumba.

Baca Selengkapnya

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

9 hari lalu

Prodi Biologi UGM Raih Peringkat 1 Terbaik Se-Indonesia Versi QS WUR 2024, Ini Fasilitasnya

Program studi Biologi di Universitas Gadjah Mada (UGM) tempati urutan 1 terbaik se-Indonesia dan masuk daftar 501-550 terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya