Tiga Alasan BMKG Sulit Percaya Fenomena Hujan Lokal di Bekasi

Rabu, 3 November 2021 08:54 WIB

Potongan video yang memperlihatkan fenomena hujan yang hanya mengguyur satu mobil di Cikarang, Bekasi. Foto/Instagram

TEMPO.CO, Jakarta - Ada tiga alasan yang membuat Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG sulit mempercayai fenomena hujan lokal yang viral dari Cikarang, Bekasi. Hujan, seperti yang dibagikan dalam video 48 detik pada Minggu 1 November 2021, mengguyur deras hanya satu mobil di area parkir terbuka sebuah hotel.

Ketiga alasan itu berdasarkan data-data yang biasa digunakannya untuk menerangkan proses terjadinya hujan dan kondisi awan yang menyertai. “BMKG saat ini belum dapat mengkonfirmasi terkait kebenaran kejadian tersebut,” bunyi keterangan yang dikeluarkannya terkait hujan local di atas satu mobil di Cikarang, pada Selasa 2 November 2021.

Berikut tiga poin penjelasan BMKG terkait fenomena hujan itu,


1.Butiran air hujan

Advertising
Advertising

Hujan yang terjadi hanya pada area yang sangat sempit (di atas 1 mobil) dengan diameter butiran air yang jatuh cukup besar secara logika dan teori sangat kecil kemungkinan terjadi. Hal ini dikarenakan diamater awan cumulonimbus yang menghasilkan hujan seperti pada video umumnya memiliki diameter beberapa puluh hingga ratusan kilometer.

Hujan umumnya terjadi ketika awan sudah cukup matang, dan jika proses kondensasi pada awan cukup kuat maka akan menghasilkan hujan dengan intensitas sedang-lebat pada area yang luas. Ini umumnya dicirikan dengan diameter butiran yang besar juga.

Hujan dari awan cumulonimbus dengan cakupan yang tidak luas, jika menghasilkan hujan lebat, maka akan ditemukan hujan dengan intensitas ringan (ditandai dengan butiran lebih kecil) di paling tidak satu sisi hujan dengan intensitas yang lebat. “Kondisi tersebut tidak ditemukan pada video yang beredar karena hujan yang jatuh pada area cakupan sempit dan intensitas lebat (tidak ada satupun sisi yang menunjukkan intensitas hujan ringan).”

2. Lokasi hujan

Lokasi hujan pada awan cumulonimbus umumnya juga mengikuti pergerakan awan sehingga sangat jarang terjadi pada titik lokasi yang sama pada waktu lama. “Terutama jika diameter awan cukup kecil maka akan sangat jelas terlihat pergerakan awan dan hujannya.”

3. Hujan lokal

Ketika terjadi hujan yang sifatnya sangat lokal, dapat dipastikan ada angin dan tutupan awan yang tidak merata. "Awan cumulus penyebab hujan lokal sulit terbentuk di kondisi setelah hujan seperti kejadian dalam video viral ini," kata BMKG.

Baca juga:
Terungkap, Angin Ini Selalu Hadir saat Banjir di Jabodetabek


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

4 jam lalu

Polisi Ungkap Mayat Perempuan dalam Koper Sempat Disetubuhi sebelum Dibunuh

Polisi mengungkapkan Ahmad Arif Ridwan Nuwloh (29) menyetubuhi RM, sebelum membunuhnya dan mayat perempuan itu ditemukan di dalam koper di Cikarang.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Perempuan dalam Koper: Diambil Uangnya karena Mau Menikah

6 jam lalu

Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Perempuan dalam Koper: Diambil Uangnya karena Mau Menikah

Dari hasil pemeriksaan tersangka, diketahui motif pembunuhan adalah uang.

Baca Selengkapnya

Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Koper Berencana Gelar Resepsi Ahad Besok

6 jam lalu

Pelaku Pembunuhan Wanita dalam Koper Berencana Gelar Resepsi Ahad Besok

Pelaku pembunuhan ditangkap di rumah istrinya di Palembang

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

8 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

13 jam lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

Mayat dalam Koper, CCTV Rekam Detik-Detik Pelaku dan Korban Masuk Hotel

13 jam lalu

Mayat dalam Koper, CCTV Rekam Detik-Detik Pelaku dan Korban Masuk Hotel

Polisi berhasil menangkap terduga pelaku pembunuhan pada kasus mayat dalam koper

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

18 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

21 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

1 hari lalu

Mayat dalam Koper di Bekasi, Polisi Tangkap Pelaku Pembunuhan

Kasus mayat dalam koper yang ditemukan warga di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi pada Kamis, 25 April 2024 menemui titik terang.

Baca Selengkapnya