Bos Moderna Sebut Vaksin yang Ada Jauh Kurang Efektif Atasi Varian Omicron

Rabu, 1 Desember 2021 11:34 WIB

Vaksinator memasukkan dosis vaksin Moderna ke dalam jarum suntik sebelum disuntikkan kepada tenaga kesehatan sebagai vaksin dosis ketiga atau booster di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Matraman, Jakarta, Jumat, 6 Agustus 2021. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster kepada tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga penunjang yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Pemberian vaksin dosis ketiga atau booster ditargetkan rampung pada pekan kedua Agustus 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala eksekutif Moderna, Stephane Bancel, memperkirakan vaksin yang ada saat ini akan jauh kurang efektif dalam menangani Covid-19 varian Omicron daripada jenis virus corona sebelumnya. Dia juga memperingatkan bahwa akan membutuhkan waktu berbulan-bulan sebelum perusahaan farmasi dapat memproduksi vaksin spesifik varian baru dalam skala besar.

Menurut Bancel, tingginya jumlah mutasi Omicron pada protein spike, yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia, dan penyebaran varian yang cepat di Afrika Selatan menunjukkan bahwa vaksin saat ini mungkin perlu dimodifikasi tahun depan.

“Tidak ada di dunia, saya pikir, di mana (efektivitas) berada pada level yang sama. Kami sudah memiliki untuk [varian] Delta,” ujar Bancel kepada Financial Times, di kantor pusat perusahaan di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, Selasa, 30 November 2021.

Bancel dan timnya masih menunggu data mengenai karakter virus dengan kode B.1.1.529 yang pertama kali diidentifikasi di Botswana dan Afrika Selatan itu. Dan beberapa ilmuwan yang dia ajak bicara mengatakan: “Ini tidak akan baik.”

Komentar Bancel muncul ketika pakar kesehatan masyarakat dan politisi mencoba untuk memberikan nada yang lebih optimis tentang kapasitas vaksin yang ada untuk memberikan perlindungan terhadap Omicron.

Advertising
Advertising

Sementara, salah satu direktur di Pfizer, Scott Gottlieb, menjelaskan bahwa ada tingkat kepercayaan yang masuk akal mengenai efektivitas vaksin untuk melindungi dari Omicron. “Setidaknya dengan tiga dosis cukup,” kata dia yang juga mantan komisaris di Badan Pengawas Obat dan Makanan, Amerika serikat (FDA).

Sementara, Presiden Amerika Joe Biden mengatakan bahwa Omicron adalah penyebab kekhawatiran, bukan penyebab kepanikan. “Ahli medis pemerintah percaya bahwa vaksin akan terus memberikan tingkat perlindungan terhadap penyakit parah,” tutur dia.

Namun, Bancel mengatakan para ilmuwan khawatir karena 32 dari 50 mutasi pada varian Omicron berada pada protein spike, yang menjadi fokus vaksin saat ini untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh manusia dalam memerangi Covid-19. “Kebanyakan ahli berpikir varian yang sangat bermutasi seperti itu tidak akan muncul selama satu atau dua tahun lagi,” ujar Bancel.

Moderna dan Pfizer telah menjadi pemasok vaksin pilihan bagi sebagian besar negara maju karena efektivitasnya yang tinggi, yang didasarkan pada teknologi messenger RNA (mRNA). Pada Agustus, Moderna mengumumkan bahwa orang yang divaksinasi dengan dua dosis suntikannya bisa mempertahankan antibodi selama enam bulan, termasuk terhadap varian seperti Delta.

Tetapi penelitian menunjukkan bahwa vaksin perusahaan kurang efektif dalam mencegah wabah Delta daripada jenis virus sebelumnya. Sebuah studi Stanford University tentang wabah Delta di penjara California yang diterbitkan bulan lalu menemukan bahwa suntikan Moderna hanya 56,6 persen efektif terhadap infeksi. “Jauh lebih rendah daripada tingkat dalam penelitian yang dilakukan sebelum munculnya varian,” kata para peneliti.

Sekarang, Moderna dan Pfizer sedang mengerjakan vaksin baru untuk menargetkan varian Omicron, yang menurut Organisasi Kesehatan Dunia menimbulkan risiko yang sangat tinggi dan menggolongkannya ke dalam variant of concern (VOC). Bancel mengatakan data yang menunjukkan bagaimana vaksin yang ada bekerja melawan varian Omicron, dan apakah itu menyebabkan penyakit parah, akan tersedia dalam waktu dua minggu.

Tetapi dia menduga akan memakan waktu beberapa bulan sebelum vaksin khusus Omicron dapat diproduksi dalam skala besar. Dia menyarankan mungkin ada kasus untuk memberikan booster yang lebih kuat kepada orang tua atau orang dengan sistem kekebalan yang terganggu untuk sementara.

“Moderna dan Pfizer tidak bisa mendapatkan satu miliar dosis minggu depan. Matematika tidak bekerja. Tapi bisakah kita mengeluarkan miliaran dosis pada musim panas? Tentu,” tutur Bancel yang memperkirakan Moderna dapat menghasilkan total 2 miliar-3 miliar dosis pada tahun 2022.

Namun, dia mengatakan akan berisiko untuk mengalihkan seluruh kapasitas produksi Moderna ke vaksin Omicron pada saat varian lain masih beredar. Bancel juga mengecam para kritikus yang menuduh pembuat vaksin tidak berbuat cukup untuk mendukung peluncuran di negara-negara berkembang seperti Afrika Selatan, di mana hanya seperempat dari populasi yang sepenuhnya diinokulasi.

“Ini sebagian besar merupakan keputusan kebijakan oleh negara-negara kaya. Di Amerika, kami diberitahu bahwa kami tidak punya pilihan selain memberikan 60 persen dari produksi kami kepada pemerintah,” katanya sambil menambahkan itu bukan keputusan Moderna, tapi keputusan pemerintah.

FINANCIAL TIMES | CNBC

Baca:
Pembelajaran Tatap Muka Januari 2022, IDAI Rilis Rekomendasi Baru

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

12 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya