Sekilas Asal-usul Tes Psikologi

Reporter

Tempo.co

Editor

Bram Setiawan

Senin, 3 Januari 2022 12:17 WIB

Ilustrasi tes psikologi. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Tes psikologi merupakan cara yang digunakan untuk mengamati reaksi individu seseorang. Hal itu terkait emosi dan perilaku. Saat ini tes psikologi sudah makin berkembang. Tes itu menjadi hal biasa di antaranya untuk kebutuhan penilaian dalam dunia pendidikan dan perekrutan seseorang yang melamar pekerjaan.

Tapi, dahulu tes ini bermula untuk pemeriksaan tahap awal pada orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), seperti dikutip dari buku Tes Psikologi, Tes Inteligensi dan Tes Bakat. Pada abad 19 terjadi perubahan cara pandang terhadap orang dengan gangguan jiwa yang sebelumnya kerap diperlakukan tak selayaknya. Perkembangan ilmu pengetahuan berkontribusi untuk pengobatan dan perawatan yang manusiawi pada orang dengan gangguan jiwa. Para ahli merumuskan kriteria untuk mengidentifikasi berbagai kasus gangguan jiwa.

Tes psikologi di Eropa maupun Amerika Serikat berkembang bertahap untuk sistem klasifikasi yang objektif. Psikiater Edouard Seguin melakukan eksperimen dengan metode fisiologis. Sejumlah cara yang dikembangkan oleh Seguin dimasukkan dalam tes inteligensi nonverbal atau tentang kinerja seseorang. Pada 1839, Seguin pun membuka sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus, sebagaimana dikutip dari Britannica.

Pada abad 19, eksperimen psikologi awal menunjukkan kebutuhan kendali yang ketat atas kondisi observasi. Contohnya, pemakaian kata-kata dalam petunjuk yang diberikan kepada peserta dalam eksperimen. Adapun eksperimen lain juga kecerahan atau warna dari lingkungan sekitar yang bisa mengubah tampilan visual.

Standardisasi prosedur seperti ini pada akhirnya menjadi salah satu ciri khusus tes psikologi. Ilmuwan Francis Galton termasuk juga tokoh yang berperan dalam perkembangan pengetesan. Penelitian Galton terkait minatnya terhadap penurunan sifat genetik dari orang tua ke anak (hereditas).

Advertising
Advertising

Galton menyadari kebutuhan pengukuran ciri dari orang yang masih punya hubungan keluarga. Menurut Galton, satu-satunya informasi yang sampai pada diri seseorang berhubungan dengan peristiwa bagian luar (eksternal) melewati indra. Semakin berbeda perspektif indra itu, maka makin besar bidang yang menjadi penilaian dan inteligensi.

Galton juga merintis penerapan metode skala peringkat dan kuesioner. Ia juga menggunakan teknik hubungan antar gagasan yang bebas. Itu selanjutnya diterapkan dalam pengembangan metode statistik untuk analisis data tentang perbedaan individual. Galton mengadaptasi sejumlah teknik yang digunakan para ahli matematika. Teknik itu disesuaikan untuk hasil tes secara kuantitatif. Itu memperluas aplikasi prosedur statistik dan analisis data.

WILDA HASANAH

Baca: Hasil Tes Psikologi MBTI Ternyata Masih Diragukan, Ini Penjelasannya

Berita terkait

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

2 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

6 hari lalu

7 Cara Berhenti dari Kecanduan Judi Online

PPATK menemukan bahwa 3,2 juta warga Indonesia menjadi pemain judi online dengan perputaran uang mencapai Rp 100 triliun. Ini 7 cara berhenti main judi online.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

43 hari lalu

Perbedaan Stres dengan Depresi, Masing-masing Punya Ciri-ciri Khas

Gangguan stres kronis dan depresi merupakan dua hal yang berbeda. Stres merupakan sebuah tekanan psikologis oleh sebab apapun.

Baca Selengkapnya

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

49 hari lalu

Begini Dua Mahasiswi Ini Bandingkan Kelas dan Skema IUP di QUT dan Unair

Keduanya adalah mahasiswa International Undergraduate Program (IUP) Psikologi Universitas Airlangga (Unair).

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

52 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Polisi Kesulitan Gali Motif Lantaran Keterangan Pelaku Berubah-ubah

Polisi menyebut ibu bunuh anak di perumahan Bekasi mengalami halusinasi.

Baca Selengkapnya

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

53 hari lalu

Ibu Bunuh Anak di Bekasi karena Bisikan Gaib, KPAI Minta Gangguan Kejiwaan Jangan Dianggap Aib

Kasus ibu bunuh anak di Bekasi menambah catatan anak menjadi korban saat diasuh orang dengan gangguan kejiwaan

Baca Selengkapnya

Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

27 Februari 2024

Korban Kekerasan Seksual Diduga Dilakukan Rektor Universitas Pancasila Jalani Tes Psikologi Forensik Hari Ini

RZ dan D korban kekerasan seksual yang diduga oleh Rektor Universitas Pancasila ETH akan menjalani tes psikologi forensik di RS Polri Kramat Jati.

Baca Selengkapnya

Kasus Begal Payudara Kembali Terjadi di Depok, Polisi Sebut Pelaku di Cimanggis ODGJ

21 Februari 2024

Kasus Begal Payudara Kembali Terjadi di Depok, Polisi Sebut Pelaku di Cimanggis ODGJ

Kasus begal payudara pertama terjadi di terowongan Tol Desari pada Minggu malam, dan kasus kedua di Kecamatan Cimanggis pada hari berikutnya.

Baca Selengkapnya

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

20 Februari 2024

Polres Tangerang Selatan Bakal Periksa Psikologi Korban Perundungan Geng Binus School

Polres Tangerang Selatan berencana melakukan pemeriksaan psikologi terhadap korban perundungan siswa Binus School Serpong.

Baca Selengkapnya

Alasan Orang Suka Diagnosis Sendiri Penyakit Mental Menurut Psikiater

19 Februari 2024

Alasan Orang Suka Diagnosis Sendiri Penyakit Mental Menurut Psikiater

Jangan diagnosis sendiri terhadap penyakit mental karena tidak ada satu pun mesin pencarian yang dapat memeriksa pasien secara detail.

Baca Selengkapnya