UIN Yogyakarta: Penendang Sesajen Semeru DO Sejak 2014

Jumat, 14 Januari 2022 05:01 WIB

Suasana di Kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang sepi pada Senin, 13 April 2020. Kampus ini menerapkan perkuliahan online selama wabah corona. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menyatakan bahwa HF, penendang sesajen di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang diburu polisi merupakan mahasiswa drop out (DO).

"Yang bersangkutan itu DO sejak 2014, lalu beberapa saat kemudian sempat mencoba mendaftar jenjang S2 tapi tidak registrasi, jadi belum sempat jadi mahasiswa UIN Yogyakarta lagi," kata Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Sri Sumarni, Kamis, 13 Januari 2022.

Sumarni mengatakan HF saat menempuh jenjang S1 tercatat sebagai mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Arab angkatan 2008. "Saya belum sempat mencari informasi lebih lanjut kenapa saat itu dia di-DO, saya lupa waktu itu kepala program studi dia siapa," kata dia.

Hanya saja, dari informasi yang diperoleh, setelah diberhentikan dari UIN Sunan Kalijaga, HF kabarnya kuliah di kampus lain yang tak diketahui Sumarni.

"Kalau saat mendaftar lagi ke jenjang S2 UIN Yogya, dia mendaftar jurusan Pendidikan Agama, tetapi tidak registrasi ulang sampai batas waktu yang ditentukan," kata dia.

Advertising
Advertising

Sumarni mengatakan kampus UIN Sunan Kalijaga Yogya tak pernah mengajarkan para mahasiswanya berlaku seperti HF yang menendang sesaji yang menjadi kepercayaan warga lainnya.

"Kami mengutuk keras perbuatan itu, karena itu jauh dari nilai-nilai toleransi, nilai-nilai inklusivitas dan sangat melukai masyarakat yang meyakini itu," kata dia.

Sumarni mengatakan Indonesia ditakdirkan menjadi bangsa yang multikultural. Sikap saling menghargai mestinya dijunjung. "Kementerian Agama sudah membuat kebijakan moderasi beragama, agar tindakan intoleran seperti itu tidak pernah terjadi," kata dia.

Sikap toleransi dan menghargai multikulturalisme ini pun masuk dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) S1, yakni mata kuliah multikulturalisme.

"Dalam mata kuliah multikulturalisme ini mahasiswa diajarkan tentang keberagaman. Keberagaman ini merupakan takdir, sudah sebagai sunnatullah, jadi kalau kita tidak menerima keberagaman berarti dia mengingkari kodrat yang sudah menjadi takdir yang kuasa," kata Sumarni yang juga mengajar mata kuliah pendidikan multikultural itu.

Sumarni menuturkan, terkait kasus perusakan sesajen oleh HF itu, UIN Sunan Kalijaga menyerahkan sepenuhnya ke pihak berwajib dan diproses sesuai hukum berlaku.

Baca:
Status Gunung Semeru Naik Jadi Siaga, Simak Penjelasan Badan Geologi

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

17 jam lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

2 hari lalu

Dosen Untan Diduga Jadi Joki Nilai, Dekan FISIP Minta Mahasiswa Tak Umbar Kasus Tersebut

Dekan FISIP Untan meminta sivitas akademika agar tak mengumbar info soal dosen yang diduga jadi joki nilai.

Baca Selengkapnya

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

2 hari lalu

Setelah Gaduh Ferienjob Jerman, Giliran Mahasiswa Magang Kerja ke Hungaria Mengadu ke Hotline Bareskrim Polri

MIrip dengan keluhan peserta Ferienjob di Jerman, sejumlah mahasiswa magang kerja di Hungaria menyebut proram ini bukan magang melainkan TKI.

Baca Selengkapnya

KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

4 hari lalu

KPU Ungkap Alasan Launching Pendaftaran Badan Ad Hoc untuk Pilkada 2024 di Depok

KPU menilai Depok memiliki banyak kampus besar sehingga diharapkan mereka terlibat sebagai penyelenggara dalam pelaksanaan Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

4 hari lalu

Cerita Mahasiswa Unas Diminta Cantumkan Nama Dosen di Artikel Ilmiahnya

Mahasiswa Unas sebetulnya tidak diwajibkan untuk membuat jurnal.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

7 hari lalu

Tak Hanya Diduga jadi Joki Nilai, Dosen Untan Manfaatkan Mahasiswa S1 untuk Kepentingan Pribadi

Dosen yang sebelumnya diduga jadi joki mahasiswa S2 FISIP Untan juga kerap memanfaatkan mahasiswa S1 dalam penulisan jurnal tanpa mencantumkan nama.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

7 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

7 hari lalu

Setidaknya 11 Jembatan di Lumajang Rusak Akibat Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru

Setidaknya ada 11 jembatan di Lumajang yang dilaporkan rusak akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru.

Baca Selengkapnya

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

7 hari lalu

3 Orang Meninggal Akibat Longsor dan Lahar Dingin di Kawasan Gunung Semeru

Satu warga meninggal akibat tertimbun material longsor dan dua warga meninggal akibat terbawa arus lahar dingin Gunung Semeru

Baca Selengkapnya