Cina Bikin Sedotan Ramah Lingkungan Jenis Baru, Bisa Dimakan

Jumat, 21 Januari 2022 15:46 WIB

Ilustrasi sedotan. shutterstock.com

TEMPO.CO, Beijing - Tim peneliti di Cina mengembangkan jenis baru sedotan ramah lingkungan yang bisa dimakan. Sedotan itu tak lagi mengandung material mikroplastik.

Seperti diketahui, sedotan plastik sekali pakai butuh ratusan tahun untuk benar-benar terurai saat berada di lingkungan. Karenanya, sedotan plastik berdampak serius untuk lingkungan dan berpotensi mengancam kesehatan manusia.

Sementara sedotan dari kertas yang telah digunakan oleh banyak industri makanan dianggap tak cukup populer. Jenis sedotan yang ini dinilai membawa serta rasa yang buruk dan umumnya sedotan itu terlalu mudah rusak.

Pada awal 2020, Pemerintah Cina merilis sebuah rencana ambisius melarang atau mengurangi secara besar-besaran produksi dan penggunaan plastik tak ramah lingkungan. Mereka menetapkan target dicapai hasil pada lima tahun ke depan dan bisa mengendalikan tingkat polusi.

Para penelitinya lalu mengembangkan sedotan baru yang bebas mikroplastik dan bahkan bisa dimakan dari selulosa bakteri yang dihasilkan melalui proses biosintesis. Seperti yang diungkap dalam hasil studinya yang sudah dipublikasikan dalam jurnal Advanced Functional Materials, sedotan ini secara fisik disebutkan lebih baik daripada sedotan kertas dan mampu menghindari tambahan perasa.

Advertising
Advertising

Sedotan dari selulosa bakteri bisa dibuat lebih tipis daripada sedotan kertas dengan kebutuhan performa yang sama. Dengan pewarna ataupun ekstrak herbal alami yang dijejali ke jaringan nanoserat 3D dari selulosa bakteri yang bisa dimakan, beragam warna dan rasa itu bisa diserap oleh sedotan untuk menyediakan rasa yang lebih baik.

China Science Daily melaporkan, sedotan juga bisa terurai cepat di lingkungan tanpa menimbulkan efek negatif. Hasil ujinya menunjukkan kalau mereka sudah akan hancur dalam 15-45 hari.

Karakternya yang bisa dimakan juga diyakini menyediakan pengalaman lebih baik bagi pengguna, membuat sedotan berbasis selulosa bakteri sebuah substitusi dari sedotan plastik yang lebih sehat dan ramah lingkungan.

XINHUA

Baca juga:
Resistensi Antibiotik Sebabkan Kematian Lebih dari Sejuta Orang 2019


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

6 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

15 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

18 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

18 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

19 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya