Mata Uang Kripto Makin Diminati, Begini Cara Kerjanya

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Sabtu, 22 Januari 2022 09:56 WIB

Ilustrasi aset kripto. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam satu tahun terakhir, minat pasar internasional terhadap mata uang kripto atau cryptocurrency semakin meningkat. Hal serupa juga terjadi di Indonesia yang kian populer di masa pandemi.

Hasil kajian Bank Indonesia menunjukkan, terjadi peningkatan jumlah investor mata uang kripto pada Maret 2021. Tercatat, sekitar 3,5 juta sampai 40 juta investor. Sedangkan jumlah trader dibandingkan total investor mencapai 21,5 persen.

“Peningkatan yang signifikan itu selaras dengan kenaikan harga aset kripto yang juga naik pesat pada Maret 2021,” tulis Bank Indonesia dalam Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) Nomor 37 yang dirilis Selasa, 5 Oktober 2021.

Melansir Coinbase, mata uang kripto pada dasarnya adalah uang digital yang tidak dikeluarkan atau dikendalikan oleh pemerintah. Kripto dikelola oleh jaringan komputer peer-to-peer perangkat lunak open-source secara gratis.

Guna menjamin seluruh transaksi aman, mata uang kripto menggunakan teknologi bernama “blockchain”. Blockchain adalah buku besar terbuka dan terdistribusi yang mencatat transaksi dalam kode. Dalam praktiknya, ini mirip seperti buku cek yang didistribusikan oleh komputer yang tak terhitung jumlahnya di seluruh dunia.

Advertising
Advertising

Transaksi dicatat dalam "blok" yang kemudian dihubungkan bersama pada "rantai" transaksi cryptocurrency sebelumnya. Setiap transaksi yang dilakukan oleh pengguna akan diverifikasi ulang. Pun pengguna juga tidak bisa memanipulasi alias transaksi tidak bisa dipalsukan.

Dikutip dari Forbes, cara kerja mata uang kripto utamanya dapat dipahami melalui tiga kata kunci utama: digital, transkripsi, dan desentralisasi. Tidak seperti mata uang konvensional, misalnya Rupiah yang dikontrol oleh otoritas pusat, mata uang kripto dikelola penuh oleh pengguna melalui internet.

Jenis mata uang kripto yang paling populer di dunia di antaranya Bitcoin, Ethereum, Bitcoin Cash, dan Litecoin. Selain itu, juga terdapat jenis kripto lainnya, seperti Tezos, EOS, dan Zcash. Beberapa mirip dengan Bitcoin, tetapi terdapat teknologi berbeda yang memungkinkan pengguna menaikkan nilai transfer.

Namun, berdasarkan catatan kapitalisasi pasar dunia, mata uang kripto jenis Bitcoin adalah yang pertama dan yang paling populer saat ini. Prinsip utama bitcoin ini telah dipaparkan oleh Satoshi Nakamoto dalam tulisannya berjudul Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash.

Dalam tulisannya itu, Nakamoto menjelaskan bahwa penggunaan mata uang kripto sebagai sistem pembayaran elektronik yang didasarkan pada kriptografi, alih-alih hanya sekadar kepercayaan. Bukti kriptografi berupa transaksi yang diverifikasi dan dicatat dalam teknologi blockchain.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Sekali Lagi Mata Uang Kripto, Berikut Beda Bitcoin dan Ethereum

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

15 jam lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

1 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

2 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

2 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

2 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

2 hari lalu

Alipay Beroperasi di Indonesia? BI: Belum Ada Pengajuan Formal

Para pemohon termasuk perwakilan Ant Group sebagai pemilik aplikasi pembayaran Alipay bisa datang ke kantor BI untuk meminta pre-consultative meeting.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

2 hari lalu

Rupiah Diprediksi Stabil, Pasar Respons Positif Kenaikan BI Rate

Rupiah bergerak stabil seiring pasar respons positif kenaikan BI Rate.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya