Google Digugat di Amerika, Dituduh Kelabui Pengguna Soal Data Lokasi

Rabu, 26 Januari 2022 05:59 WIB

Pengaturan Histori Lokasi di akun Google. Perusahaan teknologi ini mengubah hapus data lokasi setelah 18 bulan dari semula opsi menjadi otomatis untuk meningkatkan privasi penggunanya. (ANTARA/Natisha Andarningtyas)

TEMPO.CO, Jakarta - Google mendapat gugatan dari empat negara bagian di Amerika Serikat, yakni Texas, Washington D.C., Indiana, dan Distrik Colombia. Gugatan tersebut mengenai fitur lokasi pengguna. Walaupun pengguna sudah mengatur untuk tidak terlacak, namun Google dianggap secara diam-diam masih mampu mengumpulkan informasi lokasi.

Jaksa Agung Washington D.C. Karl Racine mengatakan bahwa kantornya menggugat Google karena tuduhan menipu pengguna dan melanggar privasi mereka. Google dianggap menggunakan "pola gelap". Hal ini mengacu pada taktik yang secara halus dapat mempengaruhi perilaku konsumen demi kepentingan bisnis menggunakan data lokasi yang dikumpulkan.

Pada gugatan tersebut juga disebutkan bahwa Google telah merancang produknya untuk mendorong atau menekan pengguna untuk memberikan lebih banyak data lokasi baik secara tidak sengaja atau karena frustrasi. Hal ini dianggap melanggar berbagai undang-undang perlindungan konsumen negara bagian dan DC.

“Distrik mengajukan gugatan ini untuk memperbaiki praktik penipuan dan tidak adil yang telah digunakan dan digunakan Google untuk mendapatkan data lokasi konsumen, dan untuk memastikan bahwa konsumen dapat memahami dan mengontrol sejauh mana tempat data lokasi mereka diakses, disimpan, digunakan, dan dimonetisasi oleh perusahaan," tutur Racine dalam gugatan yang diajukan Senin, 24 Januari 2022.

Gugatan itu menuduh bahwa meskipun Google telah memberi pengguna opsi untuk mematikan pelacakan lokasi, dan mengaktifkan pengaturan privasi yang ditingkatkan sejak 2014, perusahaan itu masih mengumpulkan dan mengambil untung dari data lokasi penggunanya. Penyelidikan atas dugaan pelanggaran ini telah dilakukan sejak 2018, bahwa Google terus mengumpulkan data lokasi bahkan setelah pengaturannya dimatikan.

Advertising
Advertising

Juru bicara Google José Castaneda menanggapi gugatan itu dengan mengatakan bahwa klaim yang disampaikan tidak akurat dan pernyataan usang tentang pengaturan. Ia menekankan perubahan yang dilakukan pada Google Maps dan pencarian pada ponsel Android mulai 2019.

Kantor pusat Google di Mountain View, California, Amerika Serikat. (theverge.com)

Sebelumnya, Google sudah menghadapi beberapa tuntutan hukum, termasuk gugatan yang dipimpin oleh Texas yang menuduh perusahaan melanggar undang-undang anti-monopoli federal untuk membantu bisnis periklanannya. Sebagian besar pendapatan perusahaan induk Google, Alphabet, berasal dari bisnis periklanan Google: Pada kuartal ketiga tahun 2021, pendapatan iklan Google menyumbang $53,1 miliar dari total pendapatan Alphabet sebesar $65,1 miliar.

Pada tahun 2018, giliran investigasi Associated Press menemukan bahwa Google melacak data lokasi pengguna bahkan dengan pengaturan privasi diaktifkan. Motifnya diduga untuk menguntungkan bisnis periklanannya. Laporan tersebut kemudian dikutip dalam gugatan Racine pada Senin lalu.

GSM ARENA, FORBES

Baca juga:
Chip Dimensity 9000 dari MediaTek Jadi 'King of Android' di Geekbench 5


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

34 menit lalu

Sejarah dan Arti Elemen-elemen dalam Bendera Korea Selatan

Bendera Korea Selatan memuat arti tanah (latar putih), rakyat (lingkaran merah dan biru), dan pemerintah (empat rangkaian garis atau trigram hitam).

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

1 jam lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

4 jam lalu

Partai Demokrat AS Kirim Surat ke Joe Biden, Minta Cegah Serangan Israel di Rafah

Puluhan anggota Partai Demokrat AS menyurati pemerintahan Presiden Joe Biden untuk mendesak mereka mencegah rencana serangan Israel di Rafah.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

4 jam lalu

5 Fakta Osama bin Laden, Pendiri Al-Qaeda yang Ditembak Mati AS pada 2 Mei 2011

Hari ini, 2 Mei 2011, Osama bin Laden ditembak mati oleh pasukan Amerika. Berikut fakta-fakta Osama bin Laden.

Baca Selengkapnya

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

4 jam lalu

Cara Buat Google Form yang Mudah untuk Berbagai Kegiatan

Google Form jadi aplikasi Google yang sering digunakan. Ini cara buat Google Form yang mudah untuk berbagai kegiatan seperti survey hingga kuesioner.

Baca Selengkapnya

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

8 jam lalu

Pastor di AS Kecanduan Gim Candy Crush hingga Curi Dana Gereja Rp 650 Juta

Seorang pastor di Amerika Serikat menghabiskan dana gereja karena kecanduan game online Candy Crush.

Baca Selengkapnya

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

9 jam lalu

Menlu AS Cek Bantuan ke Gaza Diiringi Suara Tembakan Tank

Menlu AS Antony Blinken mengunjungi pintu masuk bantuan ke Gaza didampingi para pejabat Israel.

Baca Selengkapnya

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

11 jam lalu

10 Rute Road Trip Terbaik di Amerika Serikat dengan Pemandangan Alam Menakjubkan

Menikmati keindahan alam di Amerika Serikat dengan road trip merupakan pengalaman yang harus dicoba setidaknya sekali seumur hidup

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

13 jam lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

23 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya