Sejarah Transfusi Darah Manusia, Percobaan Pertama Gunakan Darah Domba

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 2 Februari 2022 07:30 WIB

dv.is

TEMPO.CO, Jakarta - Darah dianggap sebagai zat yang amat penting bagi tubuh makhluk hidup, terutama bagi hewan dan manusia. Sebelum transfusi darah layak sebagai bentuk terapi medis, sejarah mencatat bahwa penemuan ini diawali dari kisah yang amat mengerikan. Sebab, percobaan pertama menggunakan darah anak domba yang didonorkan ke manusia, tetapi berujung tragis.

Kisah ini terjadi pada 1667 ketika seorang dokter Perancis terkenal, Jean-Baptiste Denys, melakukan percobaan transfusi darah pertama kepada manusia. Dilansir dari Smithsonian Magazine, percobaan ini dilakukan terhadap anak laki-laki berusia 15 tahun yang tidak disebutkan namanya.

Alih-alih menggunakan darah manusia, percobaan pertama ini menggunakan 12 ons darah domba. Nasib baik, anak tersebut tidak meninggal sebab dosis darah yang diberikan hanya sedikit. Denys lalu melakukannya kembali sebanyak empat kali, namun pada pasien ketiga dan keempat meninggal tak lama setelah transfusi.

Menurut sejarawan medis, Holly Tucker, salah satu pasien meninggal tersebut bernama Antoine Mauroy. Dia adalah seorang pria yang mengidap penyakit gangguan mental di Paris, Perancis. Berbeda dari percobaan pertama yang menggunakan darah domba, Denys memilih darah anak sapi untuk Mauroy.

Benar saja, Mauroy meninggal setelah dilakukan percobaan transfusi darah anak sapi tersebut, meskipun Tucker mengira bahwa pasien terkena racun arsenik oleh ahli bedah. Sebelum meninggal, diketahui Mauroy mengalami kondisi yang mengerikan.

Advertising
Advertising

“Lima ons darah anak sapi berhasil masuk ke tubuh pria itu, namun Mauroy mulai berkeringat, lengan dan ketiaknya terasa sangat panas, seperti habis terbakar,” kata Tucker dikutip Tempo dari laman Smithsonian Magazine.

Istri salah satu pasien yang meninggal (tidak disebutkan namanya), seperti dikutip dari Britannica, menuduh Denys telah melakukan percobaan pembunuhan. Dia dibawa ke pengadilan dan dinyatakan tidak bersalah atas tindakannya tersebut. Akan tetapi, semenjak peristiwa tersebut, Parlemen Perancis, Gereja Katolik, dan Royal Society resmi melarang kegiatan transfusi darah sampai pertengahan abad ke-19.

Barulah di era modern, sekitar pada 1900-an, Karl Landsteiner berhasil melakukan penemuan cara transfusi darah yang baik secara medis melalui identifikasi golongan darah. Dari peristiwa sejarah mengerikan itu, diketahui bahwa mencampur darah dari dua golongan yang tidak kompatibel, misalnya darah hewan, akan menyebabkan respons kekebalan yang berakibat fatal. Bahkan, berujung kematian, seperti yang dialami oleh pasien Denys meski kebenaran akan hal itu masih diragukan oleh beberapa pihak.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Hanya Dimiliki 50 Orang di Seluruh Dunia, Ini Fakta soal Darah Emas





Berita terkait

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

3 hari lalu

Sekilas Mirip, Pahami Beda Memar Biasa dan Hematoma yang Lebih Berbahaya

Bedakan memar biasa dengan hematoma, yang biasanya lebih serius karena melibatkan lebih banyak darah dan pulih lebih lama.

Baca Selengkapnya

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

3 hari lalu

Apakah Jantung Bocor Bisa Disembuhkan?

Jantung bocor terjadi ketika salah satu dari empat katup di jantung Anda tidak menutup rapat.

Baca Selengkapnya

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

8 hari lalu

Pasangan Lansia di Selandia Baru Tewas Diseruduk Domba

Pasangan suami istri lanjut usia di Selandia Baru tewas setelah diseruduk domba jantan di sebuah peternakan. Oleh polisi, domba itu ditembak mati.

Baca Selengkapnya

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

10 hari lalu

Perempuan Mahardhika Nilai Penahanan Anandira Puspita Bersama Bayi Berpotensi Mereviktimisasi Korban

Sekretaris Nasional Perempuan Mahardhika, Tyas Widuri, menilai penahanan Anandira Puspita dan bayinya berpotensi mereviktimisasi korban dugaan perselingkuhan suaminya.

Baca Selengkapnya

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

15 hari lalu

2.700 Perawat Dikerahkan di Tengah Mogok Massal Dokter Korea Selatan

Korea Selatan masih didera pemogokan massal para dokter. Ribuan perawat disiagakan.

Baca Selengkapnya

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

16 hari lalu

Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.

Baca Selengkapnya

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

18 hari lalu

Mengenal Anemia Aplastik, Penyakit Langka yang Diidap Mendiang Babe Cabita

Anemia aplastik merupakan penyakit langka yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah dan trombosit yang cukup.

Baca Selengkapnya

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

18 hari lalu

Guru Besar IPB Bicara Domba, dari Evolusi dan Ras hingga Kondom dan Kloning

Domba disebut pakar ekologi dari IPB ini sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sekaligus salah satu hewan ternak yang unik.

Baca Selengkapnya

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

22 hari lalu

Dokter Penjara Israel: Tahanan Palestina Harus Diamputasi karena Diborgol 24 Jam

Dokter Israel di rumah sakit lapangan di dalam penjara yang menampung warga Palestina asal Gaza menyebut hal ini merupakan pelanggaran hukum

Baca Selengkapnya

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

24 hari lalu

Gejala Flu Singapura dan Cara Mengatasinya

Flu Singapura merupakan infeksi yang diakibatkan oleh virus. Penyakit ini sering menjangkiti anak-anak, terutama di bawah 7 tahun.

Baca Selengkapnya