Ini Penyebab Mengapa Hasil Tes PCR Bisa Berbeda

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Kamis, 10 Februari 2022 15:30 WIB

Warga saat mengikuti tes antigen dan PCR massal di Krukut, Tamansari, Jakarta, Selasa 11 Januari 2022. Lurah Krukut Tamansari Ilham Nurkarin mengatakan ada 500 orang warganya yang bakal dites swab massal hari ini. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Tes swab atau mekanisme uji usap dengan Polymerase Chain Reaction (tes PCR) merupakan metode tes yang dianggap paling akurat untuk mendeteksi Covid-19. Namun, sebagian orang merasa aneh dan curiga lantaran hasil pemeriksaan kadang berbeda meskipun uji swab dilakukan dalam waktu yang berdekatan.

Melansir dari situs resmi Universitas Gadjah Mada (UGM), terdapat beragam faktor yang menyebabkan perbedaan hasil tes PCR. Salah satunya adalah faktor waktu dan prosedur pengambilan sampel.

Misalnya, seseorang melakukan tes swab di rumah sakit dan mendapatkan hasil positif. Kemudian keesokan harinya kembali melakukan swab PCR di rumah sakit yang berbeda namun dengan hasil negatif.

Menurut Pakar Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Titik Nuryastuti, kondisi tersebut disebut dengan negatif palsu.

“Bila ini terjadi dalam masa inkubasi virus, yaitu hari ke 2-14 setelah terpapar, kondisi ini disebut dengan negatif palsu. Ini mungkin terjadi karena jumlah virus yang rendah dan berada di bawah ambang deteksi PCR sehingga memberikan hasil negatif,” katanya seperti dikutip dari ugm.ac.id, Selasa, 8 Desember 2021.

Advertising
Advertising

Mengutip dari US Food & Drug Administration, dalam tes PCR, penyebutan hasil negatif palsu artinya tes menunjukkan bahwa seseorang tidak memiliki Covid-19 namun disebut terinfeksi. Sedangkan positif palsu berarti tes menunjukkan seseorang memiliki Covid-19 tetapi dalam tes disebut tidak terinfeksi.

Faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi perbedaan hasil tes PCR terbagi dalam beberapa tahapan. Di antaranya meliputi fase preanalitik, analitik, dan post analitik. Fase preanalitik memberikan pengaruh kemungkinan paling besar.

Pengaruh itu bisa disebabkan adanya kejadian pada saat proses pengambilan sampel, penanganan dan transportasi sampel sebelum sampai di laboratorium, penyimpanan hingga pengiriman sampel.

Sedangkan fase analitik yaitu pada saat proses pengerjaan ekstraksi RNA dan PCR. Fase post analitik meliputi tahapan interpretasi hasil sampai diserahkan ke pasien. Tahapan-tahapan tersebut mampu memengaruhi keakuratan hasil pemeriksaan tes swab.

Untuk menyikapi adanya kemungkinan perbedaan hasil tes PCR, sebaiknya seseorang yang mengalami gejala Covid-19 maupun sempat melakukan tes swab tetap melakukan isolasi mandiri. Sebab, jika seseorang dengan hasil tes PCR awal positif lalu melakukan tes yang serupa dalam waktu dekat dengan hasil negatif, masih berpotensi menjadi sumber penularan Covid-19.

RISMA DAMAYANTI

Baca juga: 12 Langkah Jalani Tes PCR dengan Benar

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

12 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

5 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

9 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

15 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

16 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

19 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

20 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya