Kurikulum Merdeka, Peneliti Pendidikan dari UGM Minta Nadiem Kaji 4 Keresahan

Kamis, 24 Februari 2022 10:10 WIB

Siswa mengikuti pelajaran mewarnai saat pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 Persen hari pertama di SLB C Autis Jenjang SMA Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Senin, 10 Januari 202. Pelaksanaan PTM 100 persen hari pertama di sekolah tersebut dibatasi hanya 30 menit setiap jam pelajaran dan difokuskan pada kurikulum Bina Diri serta Vokasi, sementara kegiatan ekstrakurikuler yang berpotensi menimbulkan kerumunan ditiadakan. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim meluncurkan Kurikulum Merdeka untuk jenjang SMA tahun ajaran 2022/2023. Kurikulum yang menghapus konsentrasi jurusan baik IPA, IPS, maupun Bahasa tersebut menuai polemik.

Peneliti pendidikan dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Muhammad Nur Rizal menduga Kurikulum Merdeka untuk mengatasi persoalan utama pendidikan saat Indonesia masih dilanda pandemi Covid-19. Di antaranya adalah mengatasi learning loss selama 20 tahun terakhir, baik sisi literasi dan numerasinya.

Secara keseluruhan Rizal melihat Kurikulum Merdeka masih berorientasi holistik untuk siswa yang dituntut menguasai aspek akademis-non akademis, serta berbasis kompetensi dan bukan konten. Kurikulum Merdeka juga dinilainya masih lebih menekankan pada proses pembelajaran siswa di lingkungan sekolah, tetap kurang memberi porsi pembelajaran melibatkan tiga lingkungan: sekolah, rumah, dan masyarakat.

"Sebab Kurikulum Merdeka ini hanya tetap berfokus pada proses pembelajaran berbasis project dan pengurangan kepadatan materi," kata pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) itu saat menggelar pertemuan virtual dengan tak kurang 800 guru dari berbagai daerah, Selasa petang 22 Februari 2022.

Dosen Departemen Teknik Elektro dan Informasi Fakultas Teknik UGM itu mengaku telah melihat naskah akademik yang disiapkan untuk Kurikulum Merdeka. Sekitar 70-80 persen dari materi itu disebutnya menekankan penguasaan mata pelajaran dan 20-30 persen project based learning seperti yang sudah ada di kurikulum-kurikulum sebelumnya.

Advertising
Advertising

Rizal mencontohkan kurikulum itu yang menuntut penguatan profil Pelajar Pancasila melalui pembelajaran berbasis project yang dilakukan minimal tiga kali dalam satu tahun ajaran. Lalu siswa diminta menulis esai ilmiah sebagai syarat kelulusan. Hal yang sama juga diterapkan untuk jenjang sekolah luar biasa (SLB).

"Hal ini bagus namun hanya dalam konteks mendorong para guru belajar memahami apa itu project based learning," kata Rizal. Tapi, dia mempertanyakan kemampuan profil Pelajar Pancasila itu diterjemahkan hanya pada pembelajaran berbasis project. "Apalagi jika satuan pendidikannya belum mampu memiliki cara berpikir holistik?" kata dia.

Rizal justru khawatir, para guru terkotak pola pikirnya. Seperti menganggap hanya mata pelajaran tertentu saja yang butuh project based learning dan mata pelajaran lain tetap dianggap sama pendekatannya.

Karena itu, terkait rencana penerapan Kurikulum Merdeka, Rizal mendorong pemerintah lebih dulu mempertimbangkan sejumlah kekhawatiran yang diungkap berbagai pihak. Menurutnya, sedikitnya ada empat keresahan yang mengiringi rencana penerapan kurikulum itu.

Pertama, minimnya naskah akademik sehingga tidak ada kerangka acuan kuat dalam membangun kurikulum. Kedua, soal sifat kurikulum yang sangat operasional sehingga menyoal bobot jam mata pelajaran, bukan bersifat kerangka dasar yang bersifat umum. Ketiga, berpotensi cacat prosedur karena tidak melibatkan Badan Standarisasi Nasional Pendidikan dalam penyusunannya.

"Juga kekhawatiran soal semiotika nama Kurikulum Merdeka yang mengesankan kurikulum ini hanya berorientasi pada program pemerintah saat ini, beresiko tidak berlaku dalam jangka panjang," kata dia.

Baca juga:
Studi Ini Sediakan Bukti Reinfeksi oleh Varian Omicron Bisa Terjadi


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

56 menit lalu

Cara UGM Cegah Peserta UTBK-SNBT Pakai Joki dan Lakukan Kecurangan

Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) di Kampus UGM diikuti sebanyak 18.726 peserta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Mahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

8 jam lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Aksi Mahasiswa UGM Tuntut Transparansi, IPK 4,00 Mahasiswa Kedokteran Universitas Jember, 5 Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

20 jam lalu

70 Persen Mahasiswa UGM Keberatan dengan Besaran UKT, Ada yang Cari Pinjaman hingga Jual Barang Berharga

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

22 jam lalu

Menteri Nadiem: Unair PTN Terbaik Pertama Sebagai Badan Hukum

Universitas Airlangga (Unair) meraih penghargaan terbaik pertama kategori Perguruan Tinggi Negeri Sebagai Badan Hukum dari Mendikbud-Ristek.

Baca Selengkapnya

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

22 jam lalu

Peringati Hari Pendidikan Nasional, Mahasiswa UGM Gelar Aksi Tuntut Tranparansi Biaya Pendidikan

Mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut transparansi biaya pendidikan dan penetapan uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

23 jam lalu

Hardiknas 2024, UGM Ingin Wujudkan Kampus Inklusif

Rektor UGM Ova Emilia mengatakan, UGM telah membangun ekosistem pendidikan yang inklusif, inovatif, strategis, berdaya saing, dan sinergis.

Baca Selengkapnya

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

23 jam lalu

Hardiknas, Mahasiswa UGM Demo Tolak UKT yang Memberatkan

Peringatan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas di Yogyakarta turut diwarnai aksi kalangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) di Balairung UGM Kamis 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

1 hari lalu

Lulus Spesialis Dokter UGM di Usia 27 Tahun, Aulia Ayub Ungkap Kiatnya

Aulia Ayub mengungkapkan kiatnya sebagai lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis UGM dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

2 hari lalu

Aulia Ayub, Lulusan Termuda dan Tercepat di UGM dengan IPK Sempurna 4

Cerita Aulia Ayub, peraih lulusan termuda dan tercepat dari Program Spesialis Universitas Gadjah Mada (UGM) dengan IPK 4,00.

Baca Selengkapnya

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

2 hari lalu

3 Prodi FMIPA UGM Masuk Peringkat Dunia Versi QS WUR by Subject 2024

Ketiga prodi UGM tersebut adalah prodi Matematika, Kimia, dan Fisika.

Baca Selengkapnya