Cara Kerja Alat Deteksi Kebohongan, Buat Pembohong Sulit Berkelit

Reporter

Tempo.co

Rabu, 2 Maret 2022 07:59 WIB

Deteksi kebohongan atau Poligraf. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Dilansir dari laman science.howstuffworks, alat deteksi kebohongan atau poligraf adalah alat untuk melihat apakah orang tersebut mengatakan yang sebenarnya atau berbohong ketika menjawab pertanyaan tertentu.

Seringkali dipakai dalam penyelidikan polisi, kadang juga digunakan untuk pelamar pekerjaan, misalnya untuk instansi pemerintahan tertentu atau badan intelijen seperti FBI atau CIA.

Ketika seseorang mengambil tes poligraf terdapat empat sampai enam sensor yang melekat padanya. Poligraf bekerja dengan menganalisis sinyal dari sensor dan dicatat pada satu strip kertas yang bergerak atau grafik.

Sensor biasanya akan mendeteksi melalui tingkat pernapasan, denyut nadi, tekanan darah dan keringat. Kadang-kadang poligraf juga akan merekam gerakan lengan dan kaki.

Alat deteksi kebohongan bekerja dimulai, dengan mengajukan tiga atau empat pertanyaan sederhana untuk untuk menganalisis respons seseorang. Selanjutnya pertanyaan utama akan diajukan. Sepanjang pertanyaan, semua sinyal orang tersebut dicatat pada kertas bergerak.

Proses Deteksi Kebohongan

Advertising
Advertising

Baik selama dan setelah tes deteksi kebohongan, pemeriksa dapat melihat grafik dan melihat apakah tanda-tanda vital berubah secara signifikan pada salah satu pertanyaan.

Secara umum, perubahan yang signifikan seperti denyut jantung yang lebih cepat, tekanan darah yang tinggi, peningkatan keringat menunjukkan bahwa orang tersebut berbohong.

Ketika pemeriksa terlatih menggunakan poligraf, ia dapat mendeteksi kebohongan dengan akurasi tinggi. Namun, karena interpretasi penguji bersifat subjektif dan karena orang yang berbeda bereaksi berbeda terhadap berbohong, tes poligraf tidak sempurna dan dapat dibodohi.

Dilansir dari psychology today, teori di balik poligraf adalah bahwa ketika orang berbohong, mereka mengalami keadaan emosional yang berbeda daripada ketika mereka mengatakan yang sebenarnya.

Poligraf dirancang untuk mendeteksi perubahan halus dalam respons fisiologis seseorang ketika mereka berbohong. Secara khusus, diperkirakan bahwa ketika orang berbohong, terutama dalam skenario berisiko tinggi seperti interogasi polisi, mereka akan merasa cemas atau takut terjebak dalam kebohongan.

Ketika seseorang yang bersalah diberikan pertanyaan yang akan mengungkapkan rasa bersalah mereka, kemudian mereka berbohong. Timbul ketakutan akan terdeteksi, ini menyebabkan peningkatan aktivasi sistem saraf simpatik.

Aktivasi ini menyebabkan peningkatan denyut jantung, tekanan darah, respirasi, dan keringat. Perubahan ini adalah bagian dari sistem fight-or-flight yang dimulai setiap kali takut.

Ketika seseorang jujur, respons fisiologis mereka tetap stabil di bawah pertanyaan, sedangkan hati orang yang bersalah akan berpacu.

Pemeriksa poligraf terlatih dapat mengatahui ketika seseorang berbohong. Namun, alat deteksi kebohongan tidak sepenuhnya akurat. American Polygraph Association memperkirakan akurasi poligraf adalah 87 persen. Artinya, dalam 87 dari 100 kasus, poligraf dapat secara akurat menentukan apakah seseorang berbohong atau mengatakan yang sebenarnya. Tetapi penting untuk diingat bahwa poligraf gagal 13 persen dari beberapa kasus.

Dikutip dari, science.howstuffworks, ini karena interpretasi penguji bersifat subjektif dan karena orang yang berbeda bereaksi berbeda terhadap berbohong, tes deteksi kebohongan atau poligraf tidak sempurna dan dapat dibodohi. Menurut National Research Council, ada bukti yang menunjukkan bahwa hasil detektor kebohongan dapat dibuat.

WILDA HASANAH

Baca: Mahasiswa Unair Ciptakan Alat Detektor Kebohongan dengan Hasil Lebih Akurat

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

6 hari lalu

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

Sejumlah faktor berperan dalam perbedaan ciri ADHD pada perempuan. Karena itulah gejalanya bisa berbeda dari laki-laki.

Baca Selengkapnya

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

17 hari lalu

Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

Berikut tujuh sinyal pasangan adalah belahan jiwa, siapa tahu dia teman sendiri yang sudah sering menghabiskan waktu bersama.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

19 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

20 hari lalu

7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.

Baca Selengkapnya

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

26 hari lalu

Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.

Baca Selengkapnya

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

27 hari lalu

Dokter Anak Sebut Penggunaan Gawai Terlalu Lama Bisa Picu Anak Tantrum

Perhatian buat orang tua, bermain gawai dalam waktu lama dapat memicu perilaku negatif seperti tantrum pada anak.

Baca Selengkapnya

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

32 hari lalu

Kenali Penyebab dan Kiat Menangani Anak yang Gemar Berbohong

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika mendapati anak berbohong.

Baca Selengkapnya

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

54 hari lalu

Efek Emosional Menyaksikan Gerhana, Kagum sampai Cemas

Menyaksikan gerhana dapat membangkitkan berbagai emosi dan memiliki efek psikologis yang signifikan pada masing-masing orang.

Baca Selengkapnya

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

54 hari lalu

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

54 hari lalu

Memahami Sindrom Brugada, Gangguan Irama Jantung dengan Risiko Kematian

Jenis penyakit jantung yang paling sering mengakibatkan henti jantung adalah gangguan irama jantung seperti Sindrom Brugada. Bagaimana menanganinya?

Baca Selengkapnya