Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Kamis, 3 Maret 2022 13:34 WIB

Suasana evakuasi WNI dari wilayah Ukraina yang tengah dilanda konflik bersenjata dengan Rusia, dalam foto yang diunggah 27 Februari 2022. Sebanyak 25 WNI telah berhasil dievakuasi dari Odessa, Ukraina dan telah tiba di wilayah Rumania. Twitter/@Kemlu_RI

TEMPO.CO, Jakarta - Buntut pecahnya perang Rusia-Ukraina, pemerintah Indonesia mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Ukraina. Pakar Hubungan Internasional Universitas Airlangga (UNAIR) Radityo Dharmaputra menyebut Polandia dan Rumania menjadi opsi terbaik pemerintah untuk mengevakuasi para WNI.

Kini, terdapat tiga negara yang menjadi tujuan evakuasi WNI, yakni Polandia, Rumania, dan Moldova. Tiga negara itu memang berbatasan langsung dengan Ukraina. Radityo mengungkapkan bahwa Polandia menjadi opsi evakuasi terbaik.

“Polandia yang paling aman karena negara ini tergabung dalam Uni Eropa dan NATO. Selain itu, kalau ke Polandia, mereka cukup menerima pengungsi dengan baik. WNI pun akan lebih mudah diterbangkan ke Indonesia,” ujar Pengamat Kawasan Rusia dan Eropa Timur tersebut dikutip dari laman resmi UNAIR pada Kamis, 3 Maret 2022.

Advertising
Advertising

Karena itu, Radityo mengatakan tidak mengherankan jika beberapa hari belakangan arus pengungsi Ukraina menuju Polandia sangat padat. Radityo menyebut bahwa status keanggotaan Polandia di Uni Eropa dan NATO akan mencegah Rusia melakukan serangan apabila konflik meluas.

Hal yang sama berlaku pula pada Rumania. Negara yang telah terdaftar sebagai anggota Uni Eropa dan NATO itu dipandang Radityo sebagai opsi yang lebih baik dibanding negara tetangganya, Moldova.

Menurut Radityo, Moldova termasuk berisiko karena memiliki wilayah yang berkonflik dan didukung Rusia. Wilayah tersebut adalah Transnistria yang kabarnya menjadi salah satu jalur pasukan Rusia masuk ke Ukraina.



Risiko Evakuasi WNI

Usai berhasil dievakuasi ke Polandia atau Rumania, Radityo menyebut langkah selanjutnya yang harus diperhatikan pemerintah adalah proses pemulangan para WNI ke Indonesia.

“Utamanya terkait penerbangan wilayah. Harus diingat delapan tahun lalu ada pesawat Malaysia Airlines yang tertembak jatuh di kawasan konflik di Ukraina Timur,” sebut alumni University of Glasgow tersebut.

Maka dari itu, Radityo mengimbau jalur penerbangan evakuasi WNI harus ditentukan secara hati-hati. “Kalau perlu berputar ke wilayah Selatan. Jangan melewati wilayah konflik seakan-akan perang hanya terpusat di Ukraina. Wilayah perbatasan tetap harus dijaga,” imbuhnya.

Situasi Sulit bagi WNI yang Masih Tertahan

Sejauh ini, Kementerian Luar Negeri melaporkan masih ada 13 WNI yang belum dievakuasi. Empat WNI di Kharkiv dan sembilan lainnya di Chernihiv. Keadaan tersebut dipandang Radityo sebagai situasi problematis.

Alasannya, pemerintah kini hanya bisa menunggu konflik mereda untuk dapat melakukan evakuasi. Khususnya wilayah Kharkiv di Timur Ukraina yang menjadi pusat konflik. Situasi itu membuat evakuasi tertahan karena hanya bisa dilakukan lewat jalur darat.

“Seumpama wilayah itu masih dipegang Ukraina, maka serangan akan terus berlanjut. Tapi kalau Rusia berhasil mengambil alih, mungkin evakuasi memungkinkan. Namun, itu semua hanya hipotesis, kini belum bisa diprediksi arahnya ke mana,” ungkapnya.

Untuk itulah Radityo menekankan agar pemerintah memaksimalkan shelter dan logistik agar WNI dapat bertahan dalam beberapa hari ke depan. Termasuk bagi 24 WNI yang memilih tetap tinggal karena telah berkeluarga dengan warga Ukraina.

“Pemerintah Indonesia perlu tetap menawarkan evakuasi. Cuma jika memang mereka punya ikatan pernikahan dan emosional kita tidak perlu memaksa dan biarkan mereka ambil keputusan sendiri,” imbuhnya.

Radityo sejauh ini mengapresiasi langkah Kedutaan Besar RI dan Pemerintah Indonesia yang telah mengusahakan proses evakuasi WNI. Terlebih belum ada kabar bahwa WNI kesulitan keluar atau menjadi korban konflik secara langsung.

Baca juga: Benarkah Hyena Suka Tertawa atau Cekikikan? Ini 12 Faktanya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

3 jam lalu

Apa Itu Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora Indonesia yang Ditawarkan Luhut?

Luhut menawarkan kewarganegaraan ganda bagi diaspora Indonesia. Apa maksudnya?

Baca Selengkapnya

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

5 jam lalu

Profil Maarten Paes, Kiper Klub MLS FC Dallas yang Resmi Jadi WNI

Maarten Paes memiliki darah Indonesia dari sang nenek yang lahir di Pare, Kediri, Jawa Timur pada 20 Maret 1940.

Baca Selengkapnya

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

7 jam lalu

Duta Besar Achmad Ubaedillah Menjenguk WNI yang Ditahan di Penjara Brunei Darussalam

Duta Besar Achmad Ubaedillah mengunjungi tiga penjara di Maraburong dan Jerudong pada 30 April 2024. Di sana, dia menemui para tahanan WNI.

Baca Selengkapnya

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

1 hari lalu

Maarten Paes Tak Sabar Main untuk Timnas Indonesia, Kemungkinan Besar Tampil di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni

Maarten Paes yang telah resmi menjadi WNI pada Selasa, 30 April 2024, mengaku tak sabar untuk bermain bersama timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

2 hari lalu

WNI Saling Serang di Korea Selatan, Satu Orang Tewas

Seorang pria warga negara Indonesia (WNI) ditangkap polisi Daegu, Korea Selatan setelah menikam rekan senegaranya hingga tewas dan melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

2 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

2 hari lalu

Ketua NATO Janjikan Aliran Senjata ke Ukraina akan Meningkat

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menjanjikan aliran senjata dan amunisi yang meningkat kepada Ukraina.

Baca Selengkapnya

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

3 hari lalu

Panglima Militer Ukraina Akui Terseok-seok Hadapi Serangan Rusia

Panglima Militer Ukraina mengakui pihaknya menghadapi kesulitan dalam memerangi Rusia.

Baca Selengkapnya