Tuangkan Kekhasan Daerah pada Batik, Profesor UNS Patenkan Tiga Motif Batik

Reporter

Tempo.co

Editor

Devy Ernis

Jumat, 4 Maret 2022 07:13 WIB

Pengunjung melihat kain batik yang dipamerkan di Paviliun Indonesia di arena Expo 2020 Dubai, Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu 3 November 2021. Paviliun Indonesia hadir pada gelaran internasional Expo 2020 Dubai pada 1 Oktober 2021 hingga 31 Maret 2022 dengan mengusung tema "Connecting Yesterday, Today and Tomorrow" dan menampilkan produk lebih dari UKM Indonesia. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/

TEMPO.CO, Jakarta - Profesor bidang ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Izza Mafruhah mematenkan tiga motif batik miliknya. Profesor yang kerap disapa Izza tersebut mematenkan tiga motif batik bernama Benteng Pendem, Waduk Pondok dan Edi Tirto. Ketiga motif batik ini diilhami dari kekhasan daerah masing-masing.

Berawal dari penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilakukan dengan grup riset, Izza berinisiatif untuk membuatkan batik dengan motif khas daerah yang diteliti. Motif batik Benteng Pendem dan Waduk Pondok yang diciptakannya terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi. Sementara itu, motif terakhir tercetus dari kekhasan yang dimiliki Kabupaten Sragen.

“Dalam falsafah Jawa ada ungkapan ajining raga saka busana yang berarti kehormatan badan dilihat dari busananya. Nah, dari situ kami tertarik untuk membuat batik. Jadi kita mempromosikan daerah melalui pakaian. Saya pikir ini bisa menjadi metode yang efektif,” jelas profesor di bidang Ekonomi Pembangunan ini seperti dikutip di laman resmi UNS pada Kamis, 3 Maret 2022.

Izza mengembangkan motif batik dengan konsep Hebat. Konsep tersebut merupakan singkatan dari heritage, ecology, batik, agriculture, and tourism. Melalui konsep tersebut, Izza berusaha untuk merekam kekhasan suatu daerah dari segi peninggalan sejarah, ekologi, batik, pertanian, dan pariwisata.

Advertising
Advertising

Terinspirasi dari Kekhasan Daerah

Dua motif awal yang dikembangkan oleh Izza terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Kabupaten tersebut memiliki banyak wisata alam seperti Waduk Pondok dan Benteng Pendem. Selain itu, ada pula wisata sejarah yakni Museum Trinil di Ngawi.

Batik bermotif Waduk Pondok dan Benteng Pendem itu juga dibuat dengan teknik khusus. Dua motif batik tersebut dibuat dengan perpaduan batik tulis dan cetak. Pembuatanya memanfaatkan malam dingin. Keuntungan teknik ini yakni motif batik timbul seperti pada batik tulis, tetapi pengerjaannya lebih cepat karena dicetak menggunakan malam dingin.

“Satu batik tulis makan waktu sampai beberapa minggu. Jadi, kami siapkan model ini sehingga cepat produksi serta kalau dilihat seperti batik tulis,” ujar Izza yang juga menjabat sebagai Wakil Dekan Riset, Akademik, dan Kemahasiswaan FEB UNS.

Sementara itu, motif batik yang dikembangkan pada 2021 terinspirasi dari kekayaan Kabupaten Sragen. Izza dan timnya memadukan burung Branjangan yang merupakan burung khas Sragen dengan Waduk Kedung Ombo serta peninggalan purbakala di Museum Sangiran.

Selain itu, motif batik yang dinamakan Edi Tirto itu juga dilengkapi dengan gambar humus serta batang gabah. Humus dan batang gabah tersebut perlambang kemakmuran dan kesuburan yang ada di Kabupaten Sragen. Hal ini sesuai dengan fakta bahwa Kabupaten Sragen merupakan penghasil padi terbesar ketiga di Jawa Tengah.

Bangkitkan UKM Pengrajin Batik

Izza dan tim mempercayakan produksi batik bermotif khas tersebut kepada para UKM yang ada di Kabupaten Sragen. Beliau mengatakan sengaja tidak bekerja sama dengan pabrik besar karena ingin turut menyejahterakan pengrajin daerah.

“Kami memang nggak mau ke pabrik besar, kami inginnya ke UKM supaya dapat menumbuhkan UKM-UKM batik di sana. Kami lebih puas karena bisa membantu,” tutur Izza.

Batik motif ciptaannya kini sudah dilirik banyak pembeli. Bahkan, motif batik Edi Tirto dijadikan batik seragam di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNS. Izza berharap motif batik tersebut dapat membawa kebermanfaatan untuk banyak pihak seperti UNS, pemerintah daerah, dan masyarakat umum.

Baca juga: Ketahui Bahaya Memakai VPN Gratis

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Kirim Surat Terbuka, BEM UNS Solo Desak Nadiem Mundur Jika Tak Bisa Atasi Persoalan UKT

27 menit lalu

Kirim Surat Terbuka, BEM UNS Solo Desak Nadiem Mundur Jika Tak Bisa Atasi Persoalan UKT

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo melayangkan surat terbuka kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berkaitan dengan polemik seputar uang kuliah tunggal (UKT).

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

8 jam lalu

Terpopuler: Nasib Mantan Pekerja Sepatu Bata Setelah PHK, Pasca Kematian Presiden Iran Harga Minyak Relatif Tenang

Mantan karyawan PT Sepatu Bata yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) berusaha mencari tempat kerja baru.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Sebut Perputaran Ekonomi dari World Water Forum Bisa Capai Rp 1,5 Triliun

17 jam lalu

Sandiaga Uno Sebut Perputaran Ekonomi dari World Water Forum Bisa Capai Rp 1,5 Triliun

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yakin pergelaran event World Water Forum atau WWF ke-10 di Bali mengerek perputaran ekonomi.

Baca Selengkapnya

Mau Ikut Pilkada, Putri Eks Bupati Sragen Perkenalkan Diri dengan Blusukan ke Pasar

1 hari lalu

Mau Ikut Pilkada, Putri Eks Bupati Sragen Perkenalkan Diri dengan Blusukan ke Pasar

Putri mantan Bupati Sragen itu mulai terjun langsung ke akar rumput guna menarik simpati masyarakat Sragen menjelang Pilkada 2024,.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

2 hari lalu

Ekonom Sebut Ekonomi Indonesia Terlalu Bergantung pada Sumber Daya Alam

Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin kondisi ekonomi Indonesia dalam masalah karena terlalu tergantung pada sumber daya alam.

Baca Selengkapnya

Padati GBK Menjelang Konser NCT Dream, NCTzen Bangga Pakai Batik

2 hari lalu

Padati GBK Menjelang Konser NCT Dream, NCTzen Bangga Pakai Batik

Dress code konser NCT Dream di Stadion Utama GBK adalah batik,

Baca Selengkapnya

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

4 hari lalu

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

Grab Indonesia sebut ekonomi nasional memberi harapan bagi para pelaku usaha untuk bisa terus menjaga daya saing produk atau layanan

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

4 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

5 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Uang Pangkal di UNS Naik 5-8 Kali Lipat, Prodi Kebidanan dari Rp25 Juta Jadi Rp125 Juta

6 hari lalu

Uang Pangkal di UNS Naik 5-8 Kali Lipat, Prodi Kebidanan dari Rp25 Juta Jadi Rp125 Juta

UNS mengalami IPI kenaikan berkali-kali lipat.

Baca Selengkapnya