Panas di Laut Lepas II

Reporter

Editor

Jumat, 6 Februari 2009 15:49 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sea Sheperd, kapal milik aktivis lingkungan yang selama beberapa hari ini terus membuntuti armada kapal Jepang pemburu paus, akhirnya bertabrakan dengan satu kapal motor armada itu. Pihak Jepang naik pitam dan menyebut insiden itu sebagai tak termaafkan.

"Kami akan meminta pemerintahan negara-negara yang terkait, termasuk Australia, untuk segera menghentikan aksi para aktivis yang sangat membahayakan itu," kata Shigeki Takaya, juru asisten direktur di Divisi Perikanan Laut Jauh, Kementerian Perikanan Jepang, Jumat (6/2).

Sea Shepherd adalah kapal berbendera Belanda milik Sea Sheperd Conservation Society. Mereka bertolak ke Laut Antartika dari perairan Australia awal Desember lalu. Nah, negara yang dibuat bertolak ini dikenal menentang keras kuota perburuan paus yang masih didapat Jepang dari International Whaling Commission--meski sudah ada moratorium perburuan paus--dengan dalih riset.

"Kami sudah berulang kali meminta pemerintah Belanda untuk menghentikan mereka (Sea Sheperd) mengganggu kami, tapi belum ada tanggapan sejauh ini," kata Chiharu Tsuruoka, jurubicara kementerian luar negeri Jepang.

Para pemburu paus dari Jepang dan kelompok aktivis lingkungan itu sudah terlibat bentrok, Senin (2/2) lalu. Saat itu awak Sea Sheperd melempari para pemburu menggunakan bom-bom bau dan bom-bom cat, serta mencoba memanjat kapal menggunakan tali.

Aksi militan itu dijawab dengan semprotan air tekanan tinggi dan senjata akustik yang diduga berklasifikasi militer. Sebanyak dua aktivis terluka.

Kali ini, yang dilakukan Sea Sheperd adalah mencoba menghalangi kapal motor Yushin Maru 2 yang ingin 'menyetor' paus buruannya untuk dinaikkan ke atas kapal penampung Nisshin Maru. Saat itulah Yushin Maru 1, kapal motor pemburu lainnya, mencoba menghalangi gerakannya.

"Saya tidak bisa menghindari tabrakan," kata Paul Watson, kapten kapal Steve Irwin, sambil meambahkan, "Situasi disini sangat, sangat chaos dan sangat agresif." Akibat tabrakan itu Yushin Maru 1 rusak, tapi tidak ada korban.

(BBC, AP)

Berita terkait

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

4 Desember 2023

4 Desember 2023 Hari Apa? Ini Informasinya

Tanggal 4 Desember 2023 hari apa? Hari besar yang diperingati berkaitan tentang perlindungan satwa liar dan TNI AD, ini penjelasan selengkapnya.

Baca Selengkapnya

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

11 Agustus 2023

Hari Konservasi Alam, Belantara Ajak Generasi Muda Kampanye Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Inovasi bioteknologi untuk mendukung pelestarian keanekaragaman hayati sudah sangat diperlukan.

Baca Selengkapnya

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

23 Desember 2022

Peran Besar Perempuan Dalam Konservasi Alam yang Perlu Disadari

Perempuan ternyata punya peran besar dalam konservasi dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

1 Juni 2022

Wisata Alam ke Pulau Curiak, Belajar tentang Bekantan dan Tanam Buah Rambai

Tim SBI dan ULM didukung pemerintah daerah serta sektor lainnya berkomitmen mengembangkan wisata alam minat khusus Pulau Curiak.

Baca Selengkapnya

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

30 Maret 2022

Ikon Wisata Great Barrier Reef Australia Terancam Pemutihan Terumbu Karang

Kehidupan terumbu karang sepanjang 500 kilometer di Great Barrier Reef tersebut mulai kehilangan warna.

Baca Selengkapnya

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

26 Maret 2022

Taman Nasional Bromo Tengger Semeru Resmikan Pembukaan Orchidarium Ranu Darungan

Orchidarium Ranu Darungan dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata minat khusus, seperti penelitian anggrek dan flora lain serta pemantauan burung.

Baca Selengkapnya

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

12 Februari 2021

NTT Jadi Tuan Rumah Hari Konservasi Alam Nasional pada Agustus 2021

Hari Konservasi Alam Nasional digelar di Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang dan Pantai Lasiana di Kota Kupang, NTT.

Baca Selengkapnya

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

28 Januari 2021

Polisi Buru Komunitas Pecinta Satwa Dalam Kasus Penjualan Hewan Langka di Bekasi

Tersangka kasus penjualan hewan langka YI mengaku mendapatkan orangutan dari temannya di komunitas pecinta satwa di media sosial.

Baca Selengkapnya

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

13 Oktober 2020

Terancamnya Pulau Siberut, Galapagos Asia

Pulau Siberut yang ada di Kepulauan Mentawai terancam karena eksploitasi hutan.

Baca Selengkapnya

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

2 Juli 2020

Wildlife Photography, ini Tips Pentingnya

Gusti Wicaksono, wildlife photographer muda berbagi tips memotret hidupan alam liar. Gusti membicarakannya di acara Obrolan Online Tempo Institute.

Baca Selengkapnya