TEMPO.CO, Jakarta - Sejak dirilis pada 2004 silam, media sosial Facebook identik dengan warna biru. Baik tampilan logo, aplikasi, maupun website Facebook selalu didominasi oleh warna biru. Ternyata, hal ini bukanlah kebetulan semata, melainkan karena Mark Zuckerberg buta warna.

Alasan Facebook Dominan Warna Biru

Seperti diketahui, Zuck, panggilan akrabnya, adalah seorang pendiri dari media sosial paling populer di dunia itu. Melansir The New Yorker, dia dilaporkan mengidap kelainan buta warna hijau-merah (red-green color blindness). Artinya, warna yang paling bisa dilihatnya adalah biru.

Perihal ini pernah dikonfirmasi langsung oleh Zuck. Dalam kesempatan wawancaranya bersama jurnalis New Yorker, Jose Antonio Vargas, dia mengungkapkan biru adalah warna terbaiknya. “Biru adalah warna yang paling kaya bagi saya. Saya bisa melihat semua warna biru,” ujarnya pada 2010 silam.

Berangkat dari sinilah tampaknya yang menjadi alasan kuat mengapa Facebook didominasi warna biru.

Seperti apa Itu Buta Warna Hijau-Merah?

Buta warna adalah kondisi di mana mata tidak mampu melihat warna secara normal. Dilansir dari EnChroma, seseorang yang memiliki buta warna akan sulit membedakan warna-warna tertentu (buta warna parsial) atau bahkan seluruh warna (buta warna total).

Terdapat beberapa jenis buta warna. Paling umum adalah seperti dialami oleh Zuck, yaitu buta warna hijau-merah atau disebut juga deuteronopia. Buta warna merah-hijau, melansir Healthline, bersifat mutasi genetik alias bawaan sejak lahir dari orang tua.

Biasanya, disebabkan oleh tidak adanya sel-sel kerucut hijau yang bekerja. Akibatnya, penderita cenderung melihat hijau sebagai krem dan merah sebagai kuning kecoklatan. Gejala buta warna merah-hijau, yakni kesulitan melihat merah dan hijau serta variasi mereka, termasuk jeruk dan coklat.

Sekitar 6-8 persen pria di seluruh dunia dilaporkan mengalami kondisi buta warna hijau-merah ini, sebagaimana dikutip dari Techwelkin. Selain CEO Facebook, ada juga tokoh penting dunia lainnya yang mengidap buta warna hijau-merah. Salah satunya adalah mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton.

HARIS SETYAWAN

Baca juga: Rebranding Facebook menjadi Meta, Simak Penjelasan Mark Zuckerberg