Meski demikian cagar alam Mai Po akan ditutup bagi pengunjung sebagai langkah pencegahan. Kami akan memantau situasinya dengan ketat dan meninjau ulang periode penutupan jika diperlukan, kata juru bicara departemen tersebut.
Cagar alam itu berlokasi di ujung barat laut Hongkong dan dikenal sebagai sebuah tempat perlindungan bagi burung migran selama puluhan tahun. Departemen itu mengatakan mereka telah memeriksa sebuah peternakan ayam di dekat cagar alam itu namun tidak menemukan adanya kematian tak wajar atau gejala flu burung.
Bangkai seekor burung dan seekor ayam yang ditemukan di dua lokasi berbeda di kota itu dua hari yang lalu juga mengandung virus H5 dan akan diuji lebih lanjut. Departemen itu mengatakan sebelum kejadian ini mereka telah menemukan strain H5N1 pada empat burung mati lainnya yang dikumpulkan dari kepulauan Lantau sejak 29 Januari.
Sekitar 250 orang meninggal dunia karena terserang flu burung sejak 2003, kata Organisasi Kesehatan Dunia, WHO. Para korban umumnya mengadakan kontak dengan unggas yang sakit, namun para ilmuwan khawatir virus itu suatu hari dapat bermutasi menjadi bentuk yang dapat menyebar dengan cepat di antara manusia dan memicu pandemi.
Pada Desember lalu, pejabat Hongkong menemukan H5N1 pada seekor ayam di sebuah peternakan. Penemuan itu diikuti pembantaian lebih dari 90.000 ayam. Hongkong adalah lokasi pertama di dunia yang mengalami wabah flu burung manusia pada 1997, yang menewaskan enam orang.
TJANDRA | AFP