Program Guru Penggerak Nadiem Dikritik, Disamakan Praktik Masa Kolonial

Rabu, 1 Juni 2022 13:12 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (berdiri) menyapa sejumlah siswa saat kegiatan pembelajaran daring oleh Calon Guru Penggerak (CGP) di SD Inpres 109 Kota Sorong, Papua Barat, Kamis, 11 Februari 2021. Masih dalam kunjungan kerjanya, Mendikbud melakukan tatap muka dengan 15 Calon Guru Penggerak (CGP) dan melakukan sosialisasi terkait program Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kontrak (P3K) bagi tenaga pendidik bukan PNS. ANTARA FOTO/Olha Mulalinda

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kebijakan Program Guru Penggerak yang tengah digencarkan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berpotensi memicu terbentuknya kasta dalam dunia pendidikan. Penilaian itu datang dari pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan di Yogyakarta, Muhammad Nur Rizal.

Disertai proses seleksinya yang panjang, Rizal mengatakan, Program Guru Penggerak hanya bisa diikuti guru tertentu yang terpilih. "Itu bisa memicu kastanisasi di lingkungan pendidikan," katanya dalam diskusi daring guru memperingati Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional dan Hari Lahir Pancasila pada Rabu 1 Juni 2022.

Padahal, Rizal menuturkan, kondisi semua guru tidak sama dan dipastikannya tidak semua akan bisa mendapatkan kesempatan dan akses yang sama ke program itu. Tahapan seleksi panjang dalam kebijakan Guru Penggerak tersebut disorot Rizal karena dianggapnya bertolak belakang dengan cita-cita kesetaraan Bapak Pendidikan Ki Hadjar Dewantara.

"Ki Hadjar Dewantoro dulu membuat Taman Siswa untuk menentang praktek pendidikan yang dikenalkan kolonial Belanda sebagai bagian politik etis," kata Rizal yang juga pengajar Departemen Teknik Elektro dan Teknik Informasi Fakultas Teknik UGM Yogyakarta itu.

Menurutnya, politik etis Belanda dilakukan dengan membuat sekolah tapi yang dibolehkan bersekolah hanya bangsawan dan kaum Eropa, bukan pribumi dan yang dianggap rendahan oleh pemerintah Belanda saat itu. "Jadi Taman Siswa saat itu lahir untuk memangkas kasta-nisasi pendidikan yang terjadi saat itu. Mengapa justru sekarang kita akan melanggengkan lagi kasta-nisasi itu?" ujarnya.

Advertising
Advertising

Idealnya, lanjut Rizal, program Guru Penggerak membuka diri pada semua guru yang berminat. Tidak standardisasi pada kondisi tertentu, khususnya capaian akademik guru, yang ujungnya melahirkan kompetensi antar guru. "Program Guru Penggerak niatnya baik, namun caranya perlu diperbaiki agar memberi kesempatan tak hanya guru berprestasi dari sekolah unggulan saja," kata dia menambahkan.

Saran untuk Menteri Nadiem

Rizal mengingatkan, pengembangan pendidikan tak bisa dipungkiri dalam pendekatanya cenderung pragmatik. Pendekatan program bersandar pada alokasi anggaran yang kemudian akan diberikan. Tapi kalau pendekatannya berbasis program, dia mengatakan, "Pasti yang terpilih nanti guru-guru yang itu-itu lagi, yang sudah terbiasa ikut karena sering diintervensi."

Perubahan transformasi untuk guru lewat Guru Penggerak pun disarankan tidak dengan seleksi atau programmatic, melainkan dengan apa yang disebutnya sebagai community based. "Buat kegiatan yang guru-guru itu merasa punya tanggung jawab sebagai bagian komunitas pendidikan," kata dia.

Kriteria calon Guru Penggerak

Dalam penjelasan yang diberikan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Program Guru Penggerak bertujuan memberikan bekal kepada para guru agar memiliki kompetensi pemimpin yang dapat mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid. Mereka yang mengikuti program ini akan mendapatkan pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan.

Metode pelatihan yang diberikan yaitu 70 persen belajar di tempat kerja dan komunitas praktik meliputi pemberian umpan balik dari atasan, rekan, dan siswa, 20 persen belajar dari rekan dan guru lain, serta 10 persen pelatihan formal. Selama program berlangsung, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Program ini dibuka untuk guru TK, SD, SMP, SMA, SMK, dan SLB di 156 wilayah kabupaten/ kota. Berikut ini kriteria umumnya,

- Guru jenjang TK, SD, dan SMP, SMA, SMK, dan SLB
- Guru PNS maupun Non PNS baik dari sekolah negeri maupun sekolah swasta
- Memiliki akun guru di Data Pokok Pendidikan
- Memiliki kualifikasi pendidikan minimal S1/D4
- Memiliki pengalaman mengajar minimal 5 tahun
- Memiliki masa sisa mengajar tidak kurang dari 10 tahun
- Memiliki keinginan kuat menjadi Guru Penggerak
- Tidak sedang mengikuti kegiatan diklat CPNS, PPG, atau kegiatan lain yang dilaksanakan secara bersamaan dengan proses rekrutmen dan pendidikan guru penggerak.

Cara mendaftar Guru Penggerak

1. Masuk ke laman Sistem Informasi Manajemen Pengembangan Profesional Berkelanjutan, aplikasi induk dalam manajemen pengembangan keprofesian dan berkelanjutan
2. Isi semua data diri. Pengisian data diri hanya diberikan waktu 1x24 jam
3. Siapkan KTP, surat dukungan sekolah, dan surat rekomendasi yang akan diunggah
3. Isi esai yang hanya diberikan waktu 2 jam 30 menit
4. Tes bakat skolastik akan diinformasikan melalui surel pelamar
5. Jika pada tahap pendaftaran administrasi lolos, pelamar akan melanjutkan ke tahap selanjutnya yaitu tes simulasi mengajar dan wawancara.

Berita terkait

Kisruh Kenaikan UKT, Setiap Fakultas Disarankan Bentuk Badan Advokasi dan Forum Diskusi

13 jam lalu

Kisruh Kenaikan UKT, Setiap Fakultas Disarankan Bentuk Badan Advokasi dan Forum Diskusi

Dengan kehadiran badan advokasi di setiap fakultas, permasalahan UKT dapat dibantu untuk dikonsultasikan langsung bersama dekan dan wakil dekan lain.

Baca Selengkapnya

DPR Panggil Nadiem Besok Bahas Kenaikan UKT di Berbagai Kampus

21 jam lalu

DPR Panggil Nadiem Besok Bahas Kenaikan UKT di Berbagai Kampus

Komisi X DPR bakal menggelar rapat kerja alias raker dengan Kemendikbudristek besok, Selasa, 21 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

22 jam lalu

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

Protes kenaikan UKT terus terjadi di sejumlah PTN, antara lain di UI, UGM, Unri, Unsoed, ITB, USU, dan IAIN Syarif Hidayatullah.

Baca Selengkapnya

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

1 hari lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

2 hari lalu

Kisah Guru di Natuna Ikut Program Guru Penggerak, Tak Mau Kalah dengan Guru di kota

Cerita guru di Natuna mengikuti program Guru Penggerak.

Baca Selengkapnya

Sosok Dian Andriani Anggota Korps Wanita TNI AD Pertama Berpangkat Mayjen

2 hari lalu

Sosok Dian Andriani Anggota Korps Wanita TNI AD Pertama Berpangkat Mayjen

Dian Andriani merupakan perempuan pertama yang mencapai pangkat Mayjen TNI AD di Korps Wanita Angkatan Darat (Kowad).

Baca Selengkapnya

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

3 hari lalu

Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.

Baca Selengkapnya

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di ITB

5 hari lalu

BCA Menggelar Program BCA Berbagi Ilmu di ITB

BCA lewat BCA Berbagi Ilmu berkomitmen untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) Pendidikan Berkualitas, serta menyiapkan generasi muda yang berkualitas dan berdaya saing untuk menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030 mendatang.

Baca Selengkapnya

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

6 hari lalu

Sebulan Jelang Idul Adha, Halal Center UGM Bagikan Tips Menyimpan Daging Kurban

Pakar dari Halal Center UGM mengingatkan langkah pengolahan dan penyimpanan daging kurban Idul Adha yang benar, untuk menghindari potensi penyakit.

Baca Selengkapnya

Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

6 hari lalu

Kopi Kenangan Bantu Peremajaan SDN 5 Bojong Garut

Selain peremajaan fasilitas sekolah, Kopi Kenangan mengajak Yayasan 1000 Guru mengadakan kegiatan.

Baca Selengkapnya