Menkes: Penularan Omicron BA.4 dan BA.5 Sudah Terjadi di Jakarta

Reporter

Antara

Senin, 13 Juni 2022 22:18 WIB

Warga membuka masker saat berfoto di Taman Lapangan Banteng, Jakarta, Ahad, 6 Februari 2022. Penerapan protokol kesehatan yang longgar saat berada di ruang publik dinilai berpotensi meningkatkan penyebaran Covid-19 terutama di masa pandemi gelombang ketiga yang disebabkan varian omicron. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia sudah bertambah dua kali lipat dari penemuan pertama yang diumumkan pada Jumat pekan lalu. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan sudah delapan kasusnya yang terdeteksi hingga Senin, 13 Juni 2022.

Dari delapan kasus itu, tiga di antaranya adalah kasus impor dari Mauritus, Amerika Serikat, dan Brasil. Ketiganya datang dalam diri delegasi konferensi Global Platform for Disaster Risk Reduction (23-28 Mei 2022) di Bali. Sedangkan lima kasus lainnya adalah transmisi lokal terdiri dari empat kasus terdeteksi di Jakarta, dan satu kasus lainnya di Bali.

Satu di Bali itupun disebutnya merupakan tenaga medis yang datang dari Jakarta. "Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," ujar Budi Gunadi dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Jakarta, Senin.

Menkes menambahkan, dari delapan orang yang terkonfirmasi positif tertular infeksi SARS-CoV-2 varian Omicron BA.4 dan BA.5 itu, hanya satu yang bergejala sedang. Yang bersangkutan belum mendapat suntikan vaksin dosis ketiga atau booster. Sedangkan, tujuh lainnya terdata sudah mendapat booster dan mengalami infeksi dengan gejala ringan atau tanpa gejala.

“Jadi pemerintah sangat mendorong masyarakat untuk vaksinasi lengkap dan vaksinasi booster, serta tetap jalankan protokol kesehatan,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Budi Gunadi menjelaskan kalau dua subvarian Omicron itu terbukti mampu meningkatkan kasus baru Covid-19 di beberapa negara di dunia saat ini. Namun puncak dari kenaikan kasus itu, tingkat hospitalisasi, dan tingkat kematian jauh lebih rendah dibandingkan dari gelombang kasus baru karena subvarian Omicron yang sebelumnya..

Menkes menyebut puncak dari penularan Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini di Afrika Selatan sekitar sepertiga dari puncak Covid-19 varian Delta dan Omicron (BA.1 dan BA.2). "Kasus hospitalisasinya juga sepertiga dari kasus Delta dan Omicron, sedangkan kasus kematiannya sepersepuluh dari Delta dan Omicron," kata dia.

Afrika Selatan masih terhitung yang terbesar untuk proporsi jumlah kasus Omicron BA.4 dan BA.5 di seluruh dunia. Angkanya 69 persen untuk BA.4 dan 45 persen untuk BA.5 per pertengahan Mei lalu.

Seperti dikutip dari situs Gavi, aliansi vaksin di dunia, kasus Omicron BA.4 juga dideteksi di Austria (7 persen dari kasus global), Inggris Raya (6 perse), Amerika Serikat (5 persen) dan Denmark (3 persen). Untuk Omicron BA.5, kasusnya juga ditemukan di Jerman (22 persen), Portugal (13 persen), Inggris Raya (9 persen) dan AS (3 persen).

Baca juga:
5 Hal yang Sudah Diketahui dari Omicron BA.4 dan BA.5

Berita terkait

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

16 menit lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

14 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

3 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

6 hari lalu

Budi Gunadi Sadikin Terpilih sebagai Ketua Majelis Wali Amanat ITB

Pemilihan Budi Gunadi Sadikin itu berlangsung secara musyawarah untuk mufakat dalam rapat pleno perdana MWA ITB di Gedung Kemenristekdikti.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

7 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

11 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

14 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya