Grup Ransomware Luna Muncul Menggunakan Bahasa Pemrograman Lintas Platform

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Senin, 25 Juli 2022 14:51 WIB

ilustrasi serangan virus ransomware. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Kaspersky telah menemukan grup ransomware baru yang semakin menggarisbawahi tren di mana pelaku ransomware beralih menuju fungsionalitas lintas platform. Grup yang dijuluki Luna ini menggunakan ransomware yang ditulis dalam Rust, bahasa pemrograman yang sebelumnya digunakan oleh geng BlackCat dan Hive.

Hal ini memungkinkan mereka untuk dengan mudah memindahkan malware dari satu sistem operasi ke sistem operasi lainnya. Penemuan ini, antara lain, adalah bagian dari laporan kejahatan siber terbaru yang tersedia di Securelist oleh Kaspersky.

“Tren yang kami uraikan awal tahun ini tampaknya mulai meningkat. Kami melihat semakin banyak kelompok yang menggunakan bahasa lintas platform untuk menulis ransomware mereka. Hal ini memungkinkan mereka untuk menyebarkan malware di berbagai sistem operasi. Peningkatan serangan pada mesin virtual ESXi mengkhawatirkan dan kami memprediksi semakin banyak keluarga ransomware menerapkan strategi yang sama,” ujar Jornt van der Wiel, pakar keamanan di Kaspersky, dalam keterangannya, Senin, 25 Juli 2022.

Luna menyebarkan malware yang ditulis dalam Rust di mana kemampuan lintas platformnya memungkinkan grup untuk membidik sistem Windows, Linux, dan ESXi sekaligus. Iklan di dark web, yang ditemukan oleh Kaspersky, menyatakan bahwa Luna hanya bekerja dengan afiliasi berbahasa Rusia.

Selain itu, catatan tebusan yang dikodekan ke dalam biner mengandung beberapa kesalahan ejaan yang mengarah pada kesimpulan bahwa kelompok tersebut mungkin berbahasa Rusia. Sejak Luna adalah grup yang baru ditemukan, masih terdapat sedikit data tentang viktimologinya, tetapi Kaspersky secara aktif mengikuti aktivitas Luna.

Advertising
Advertising

Luna menggarisbawahi tren terbaru untuk ransomware lintas platform, dengan bahasa seperti Golang dan Rust yang banyak diimplementasikan oleh kelompok ransomware modern pada tahun lalu. Contoh penting termasuk BlackCat dan Hive, yang terakhir menggunakan Go dan Rust.

Bahasa-bahasa ini tidak bergantung pada platform, sehingga ransomware yang ditulis menggunakan Rust dapat dengan mudah dipindahkan dari satu platform ke platform lainnya. Serangan kemudian dapat ditujukan ke beberapa sistem operasi secara bersamaan.

Penyelidikan lain yang baru-baru ini dilakukan oleh Kaspersky memberikan wawasan lebih mendalam tentang aktivitas aktor ransomware Black Basta. Grup ini mengeksekusi varian ransomware baru yang ditulis dalam C++ yang pertama kali terungkap pada Februari 2022. Sejak itu, Black Basta telah berhasil menyerang lebih dari 40 korban, terutama di Amerika Serikat, Eropa, dan Asia.

Seperti yang ditunjukkan oleh penyelidikan Kaspersky, Luna dan Black Basta menargetkan sistem ESXi, serta Windows dan Linux, yang merupakan tren ransomware lain di tahun 2022. ESXi adalah hypervisor yang dapat digunakan secara independen di sistem operasi apa pun. Karena banyak perusahaan telah bermigrasi ke mesin virtual berdasarkan ESXi, penyerang menjadi lebih mudah untuk mengenkripsi data korban.

Baca:
Malware Android Paksa Anda Berlangganan Layanan Premium, Ada di Indonesia

Berita terkait

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

10 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

13 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

14 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

18 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya