Susahnya Menjadi Amfibi

Reporter

Editor

Senin, 23 Februari 2009 19:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Sungguh tak mudah menjadi seekor amfibi sekarang ini. Kemungkinan besar sepertiga spesies amfibi yang ada di dunia berada dalam status terancam atau dalam bahaya kepunahan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak populasi spesies katak yang mengalami penurunan tajam. Mereka menjadi korban sejenis penyakit jamur, chytridiomycosis.
Selama ini, para ilmuwan hanya memperhatikan dampak penyakit tersebut pada katak. Namun, sebuah laporan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa salamander juga terlibat dalam krisis amfibi global. Salamander adalah amfibi berekor dan berkaki sehingga sering disebut kadal air.
David B. Wake dan Sean M. Rovito, dua ilmuwan dari The University of California, Berkeley, mensurvei populasi salamander di Guatemala dan Meksiko dan membandingkan hasilnya dengan survei sebelumnya. Situs yang mereka teliti itu termasuk sebuah wilayah di Guatemala barat yang disurvei oleh Dr Wake pada 1970-an.
"Kami mendokumentasikan penurunan banyak spesies salamander yang amat tajam di beberapa lokasi di Amerika Tengah dan Meksiko dan penekanan pada kawasan San Marcos di Guatemala, salah satu komunitas salamander paling beraneka ragam di daerah Neotropis," kata Wake. "Terbukti adanya penurunan sejumlah spesies yang sebelumnya berlimpah, termasuk dua yang menuju kepunahan."
Kali ini, para ilmuwan hanya menemukan sedikit sekali spesimen dari spesies tertentu, seperti Pseudoeurycea brunnata dan P. goebeli. Padahal, tiga dekade lalu, kedua jenis salamander itu paling banyak ditemukan. "Umumnya, spesies pada elevasi paling tinggi yang memperlihatkan penurunan populasi terbesar," kata Wake.
Meski demikian, para peneliti itu tidak menemukan bukti langsung keterlibatan chytridiomycosis dalam penyusutan populasi salamander. Mereka menyatakan bahwa penyakit itu kemungkinan turut memainkan peran. Deforestasi dan perubahan iklim mungkin juga menjadi faktor, kata mereka, kareba mengurangi kelembapan pada elevasi pegunungan yang lebih tinggi.
TJANDRA | NYTIMES

Berita terkait

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

29 Mei 2023

6 Penyebab Kekeringan, Dampaknya Bagi Manusia

Banyak faktor yang membuat fenomena kekeringan terjadi. Seperti badai El Nino 2015 di Indonesia dan masih banyak lagi.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

14 September 2022

Mahasiswa UGM Manfaatkan Aspal Jalanan Untuk Kurangi Peningkatan Suhu Perkotaan

Mahasiswa UGM menggagas inovasi pemanfaatan aspal sebagai kolektor panas Asphalt Thermal Collector untuk mengurangi peningkatan suhu.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

3 Juni 2022

Anies Baswedan Sebut Balap Formula E bukan Kongres atau Munas, Maksudnya Apa?

Anies Baswedan mengatakan balapan Formula E merupakan jawaban Jakarta untuk menghadapi perubahan iklim dan pemanasan global.

Baca Selengkapnya

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

24 September 2021

Ketika Pradikta Wicaksono Kesal Disebut Dekil, Kurus, dan Gondrong

Pradikta Wicaksono mengungkapkan kejengkelannya ketika penampilannya yang disebut dekil, kurus, dan gondrong ini dikaitkan dengan tuntutan menikah.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

31 Agustus 2021

Perbedaan Generasi Z dan Generasi Milenial, Siapa Lebih Peduli Lingkungan?

Setiap generasi memiliki ciri spesifiknya, apa perbedaan Generasi Z dan pendahulkunya, Generasi Milenial?

Baca Selengkapnya

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

31 Agustus 2021

Ciri Spesifik Generasi Z Lahir antara 1995 - 2010, Selain itu Apa Lagi?

Istilah Generasi Z berseliweran di media sosial. Apa sebenarnya yang dimaksud Gen Z ini dan bagaimana ciri-cirinya?

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

20 April 2021

Faisal Basri Serukan Boikot Bank yang Membiayai Proyek Batu Bara

Ekonom senior Faisal Basri ikut mendorong perbankan untuk tidak lagi membiayai proyek-proyek batu bara.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

6 April 2021

BMKG Sebut Siklon Seroja Tak Lazim, Bisa Picu Gelombang Tinggi Mirip Tsunami

BMKG mengatakan dampak siklon ke-10 ini yang paling kuat dibandingkan siklon-siklon sebelumnya, Masuk ke daratan dan menyebabkan banjir bandang.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

18 Januari 2021

Mensos Risma: Erupsi Gunung Semeru Mungkin Dampak Global Warming

Mensos Risma menyebut peristiwa erupsi Gunung Semeru di Jawa Timur kemungkinan sebagai dampak dari pemanasan global atau global warming.

Baca Selengkapnya

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

15 Oktober 2019

Cegah Global Warming, Pebisnis Tur Rick Steves Sumbang US$1 Juta

Pariwisata menyumbang pembuangan karbon dalam Global warming. Itulah yenga mendorong pebisnis tur Rick Steves menyumbang US$ 1 juta.

Baca Selengkapnya