Misteri Squirting Perempuan yang Orgasme, Cairan Terbukti dari Kandung Kemih

Senin, 19 September 2022 17:52 WIB

Ilustrasi seks

TEMPO.CO, Jakarta - Lama menjadi misteri, 'muncratan' yang dialami sebagian perempuan saat orgasme telah terkonfirmasi sebagai cairan yang dikeluarkan dari kandung kemih. Ini adalah satu dari beberapa jenis cairan yang diproduksi perempuan saat berhubungan seks.

Cairan lainnya seperti yang melumasi vagina, diproduksi pada tahap seorang perempuan mulai terangsang atau bergairah. Lalu, saat orgasme tercapai, dua jenis cairan kadang dilepaskan dari urethra: cairan berwarna seperti susu yang disekresikan dalam jumlah sedikit dan cairan bening dalam jumlah yang lebih besar--sering sekali sampai ratusan mililiter.

Hingga sebelum ini, kedua cairan orgasme itu dianggap sebagai ejakulasi perempuan. Namun, istilah ejakulasi itu belakangan hanya untuk cairan yang seperti susu. Sedangkan 'muncratan' atau squirting digunakan untuk melukiskan pelepasan cairan yang bening.

Data dari negara-negara Barat, sekitar lima persen perempuan bisa mengalami squirting. Tapi, cairan apa itu yang muncrat dan dari mana asalnya belum diketahui secara jelas.

Baru pada 2014, studi yang dipimpin ginekolog dari Prancis, Samuel Salama--saat ini bekerja di Poissy Saint Germain en Laye Hospital di Paris--menduga adanya aktivitas pengurasan urine dari kandung kemih di balik muncratan air bening saat orgasme tersebut. Dasarnya adalah data ultrasound pada tujuh perempuan yang bisa memproduksi cairan itu menunjukkan kandung kemih mereka penuh sebelumnya lalu kosong setelahnya.

Advertising
Advertising

Untuk lebih memastikannya, Miyabi Inoue, seorang urolog di Miyabi Urogyne Clinic di Okayama, Jepang, bersama empat koleganya, menginjeksikan larutan pewarna biru ke dalam kandung kemih lima perempuan sukarelawan yang bisa squirting. Seorang relawan pria kemudian merangsang secara seksual hingga relawan perempuan mencapai orgasme.

Peneliti kemudian menangkap muncratan cairan yang dinantikan menggunakan wadah steril. "Cukup sulit mengumpulkan cairan itu karena arah muncratan bisa tak menentu," kata Inoe. Meski begitu, dalam seluruh squirting yang terjadi, cairannya didapati biru. Inoe dan timnya melaporkan hasil studinya itu dalam International Journal of Urology yang terbit 24 Agustus 2022.

Jessica Påfs dari University of Gothenburg, Swedia, setuju hasil eksperimen itu memberi konfirmasi squirting sepertinya berasal dari kandung kemih. Namun, menurutnya, masih banyak pertanyaan yang harus dijawab. "Seperti komposisinya, apakah sama dengan urine? Dan kenapa sebagian perempuan tidak memuncratkannya?" kata Jessica.

Inoe mengatakan, seluruh perempuan dalam studi yang dilakukan oleh timnya memiliki catatan kesehatan mengenai kendali atas kandung kemih yang baik. Ini memberi argumen squirting yang terjadi tidaklah disebabkan kasus urinary incontinence, seperti urine yang bisa ke luar hanya karena batuk atau bersin atau kondisi tak bisa menahan kencing.

Saat squirting, empat perempuan dalam studi juga didapati mengalami ejakulasi. Ini diketahui dari kandungan prostate-specific antigen (PSA), kandungan yang biasa ada pada sekresi cairan mirip susu, tercampur di dalamnya. Cairan ejakulasi diketahui berasal dari kelenjar kecil di samping urethra yang kerap disebut 'prostat perempuan'.

Sementara, berdasarkan temuannya, Jessica menyatakan kalau pengalaman squirting bisa sangat beragam di antara para perempuan. Dia pernah mewawancarai 28 perempuan di Swedia yang bisa squirting dan menemukan kalau sebagian menganggap fase 'muncratan' itu sangat melegakan dan sebagian yang lain menganggapnya memalukan.
Sebagian mengatakan tak sengaja mengeluarkan muncratan itu, yang lainnya mengaku sampai berlatih untuk bisa memproduksinya.

Jessica juga mempelajari pengalaman yang sama di antara para perempuan di Rwanda. Di negara itu, kata dia, squirting bisa sangat dirayakan. "Perempuan di Rwanda membincangkannya sebagai level kepuasan tertinggi--terkoneksi ke perasaan lega dan relaksasi--dan mereka mewariskan pengetahuan bagaimana melakukannya dari generasi ke generasi," katanya.

NEW SCIENTIST, ONLINE LIBRARY

Baca juga:
Pandemi Covid-19, Kasus Pubertas Dini Anak Perempuan Melonjak


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

3 jam lalu

Pemandangan Indah Gunung Fuji di Jepang Kini Ditutup, Apa Sebabnya?

Pemasangan dinding diharapkan bisa mencegah orang berkumpul di seberang jalan untuk mengambil foto Gunung Fuji di Jepang dan mengganggu sekitar.

Baca Selengkapnya

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

7 jam lalu

Jepang Kucurkan Bantuan untuk Petani Skala Kecil di Papua

Bantuan Jepang ini ditujukan untuk meningkatkan kehidupan petani skala kecil dan usaha perikanan di Papua

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

9 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

13 jam lalu

Kento Momota Ingin Tetap Berkecimpung di Dunia Bulu Tangkis setelah Pensiun, Apa Saja yang Akan Dilakukannya?

Piala Thomas 2024 menjadi turnamen keenam yang diikutinya sepanjang karier Kento Momota sejak debut di ajang ini 2014.

Baca Selengkapnya

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

14 jam lalu

Diduga Dibuang di Jalanan Shibuya, Album SEVENTEEN Duduki Puncak Tangga Lagu Jepang

Album SEVENTEEN menduduki peringkat pertama tanggal album utama di Jepang, tapi baru-baru ini viral video album itu dibuang

Baca Selengkapnya

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

1 hari lalu

Sensasi Menyantap Daging Yakiniku dalam Jyubako

Yakiniku yang disajikan dalam Jyubako atau bento box memberikan kesan menarik dengan makanan yang bervariasi, kaya nutrisi, dan terkontrol porsinya.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

1 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

1 hari lalu

68 Tahun Lalu Penemuan Penyakit Minamata di Jepang Pertama Kali

Hari ini, 68 tahun lalu, Jepang menemukan penyakit epidemi yang disebut Minamata. Apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

2 hari lalu

Kasus Terbaru Peretasan Game Pokemon, Jual Monster 4 Bulan Raup Jutaan Yen

Faktanya, ini bukan kasus pertama karena peretasan data dalam game-game Pokemon merajalela di antara pemain curang.

Baca Selengkapnya

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

2 hari lalu

Masjid Indonesia Nagoya di Jepang Mulai Dibangun, Selesai 2025

Masjid Indonesia Nagoya sudah memasuki tahap pembangunan. Nilai proyek masjid Indonesia ini sekitar Rp 9,9 miliar.

Baca Selengkapnya