Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pandemi Covid-19, Kasus Pubertas Dini Anak Perempuan Melonjak

image-gnews
Siswa mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 14 Januari 2022. Vaksinasi yang digelar oleh Polrestabes Palembang tersebut sebagai upaya  percepatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Palembang yang baru mencapai 8,68  persen atau 14.896 orang anak dari jumlah total sasaran sebanyak 171.215 orang anak.  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Siswa mengikuti vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6-11 tahun di SD Negeri 2 Palembang, Sumatera Selatan, Jumat 14 Januari 2022. Vaksinasi yang digelar oleh Polrestabes Palembang tersebut sebagai upaya percepatan vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Palembang yang baru mencapai 8,68 persen atau 14.896 orang anak dari jumlah total sasaran sebanyak 171.215 orang anak. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pandemi Covid-19 bisa jadi telah memicu pubertas dini di sebagian anak perempuan. Beberapa studi menduga wabah penyakit itu meningkatkan jumlah anak perempuan yang melalui perkembangan seksual prematur--dan para ahli tidak tahu kenapa. 

Dalam rangkaian studi yang terkini, para peneliti di University of Bonn, Jerman, melaporkan bagaimana jumlah anak perempuan yang didiagnosa mengalami pubertas terlalu awal konstan sepanjang 2015-2019. Jumlahnya, berdasarkan studi di sebuah pusat kesehatan,   kurang dari 10 kasus per tahun. 

Angkanya melonjak lebih dari dua kali lipat menjadi 23 sepanjang 2020 lalu, ketika Covid-19 mewabah di dunia, dan terus meningkat menjadi 30 pada 2021. Data-data itu dipresentasikan di forum The European Society for Paediatric Endocrinology 2022 pekan lalu.

Karen Klein dari Rumah Sakit Anak Rady dan University of California, San Diego, Amerika Serikat, mengamati lonjakan kasus yang sama. Hasil studi serupa juga dilaporkan dari Turki dan Italia. 

"Pada tahun sebelum Covid-19 kami memiliki 28 anak memulai terapi karena pubertas dini, dan dalam tahun Covid-19 kami memiliki 64 anak yang memulai terapi," kata Klein.

Data dari sebelum masa pandemi menunjukkan kasus pubertas dini jarang terjadi. Hanya ditemui pada satu dari 5-10 ribu anak.Perbandingan antara anak laki-laki dan perempuang yang mengalaminya adalah 1:10. Alasan di balik disparitas gender itu juga belum bisa dijelaskan. 

Tanpa memperhitungkan jenis kelaminnya, pubertas dini terhubung ke tinggi badan alami di masa dewasa, juga kondisi kesehatan yang serius seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan beberapa jenis kanker. 

Pubertas yang datang terlalu awal juga selama ini diasosiasikan dengan problem kesehatan mental seperti rasa cemas pada anak laki-laki dan depresi pada anak perempuan. 

Sezer Acar dari Rumah Sakit Riset dan Pendidikan Anak Dr. Behçet Uz di Izmir, penulis hasil studi yang dari Turki, mengatakan kalau sebelumnya hanya menangani 1-2 pasien pubertas dini setiap bulannya. Tapi di masa awal pandemi lalu dia mengaku kedatangan 2-3 pasien setiap minggunya. 

Usia pubertas dini juga berubah

Selain jumlah pasien melonjak, usia rata-rata para pasiennya juga berubah. Dalam studi di Jerman, kasus-kasus pubertas dini yang terjadi di masa pra-pandemi muncul di antara anak dengan usia rata-rata 6,8 tahun. Bandingkan dengan 7,6 yang didiagnosa di masa pandemi Covid-19. 

Analisis statistik menduga itu bukanlah kebetulan. "Kita tahu stress dapat menyebabkan pubertas dini," kata Klein. 

Hal lain yang terpikirkan sebagai penyebab adalah setiap orang di rumah yang tak beraktivitas sebanyak biasanya kemungkinan bertambah berat badannya. Penambahan berat badan dengan cepat bisa menyebabkan pubertas datang lebih cepat pula. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Tapi dalam studi kami dan dalam beberapa studi lainnya, kami tidak melihat anak-anak yang bertambah berat," kata Klein. 

Paul Kaplowitz dari Rumah Sakit Anak milik pemerintah di Washington D.C., Amerika Serikat, mengajak memperhitungkan faktor lain yakni peningkatan waktu di depan monitor dan perubahan pola tidur karena pembelajaran jarak jauh. Keduanya memang tidak dikaji di seluruh studi. 

Meski begitu, dalam sebuah studi lanjutan untuk studi di Italia, para penelitinya menemukan kalau anak-anak perempuan yang terdiagnosis pubertas dini selama lockdown justru mengalami lebih banyak disrupsi pada waktu tidurnya dan tidur lebih larut ketimbang mereka yang terdiagnosa sebelum pandemi. 

Benarkah karena Covid-19 semata?

Beberapa telah mempertanyakan apakah virus SARS-CoV-2 sebagai satu-satunya biang keladi. Peradangan di rongga hidup telah terdokumentasikan di kedua kasus Covid-19 dan pubertas dini. 

Meski tidak bisa diabaikan begitu saja, Kaplowitz berpendapat kemungkinan SARS-CoV-2 sebagai penyebab tunggal sangat kecil. Alasannya, kebanyakan kasus Covid-19 pada anak adalah ringan. 

Abaikan soal pandemi, usia kemunculan pubertas telah berkurang sekitar tiga bulan per dekade sejak 1977. Sayangnya tidak ada data efek peristiwa traumatik lainnya, seperti perang atau resesi ekonomi. 

Pengobatan memang bisa mereduksi level hormon dan menghambat perkembangan seksual selama beberapa tahun. Tapi ini umumnya hanya direkomendasikan diperhitungkan jika pubertas dini menyebabkan problem fisik atau emosional. 

Sebagian dokter berharap kembalinya pembelajaran di sekolah dan anak-anak yang beradaptasi terkait pandemi akan memperlambat laju kasus pubertas dini. "Tingkat pubertas dini diharapkan bisa kembali ke sebelum masa pandemi. Tapi tentu saja kami belum tahu," kata Kaplowitz.

NEWSCIENTIST

Baca juga:
Gempa Mengguncang Kuat Taiwan Hari Ini: Peicu, Dampak, Riwayat


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

14 jam lalu

Seorang perempuan Palestina duduk diantara pakaian bekas di pasar loak mingguan di kamp pengungsian Nusseirat, Gaza, 15 Februari 2016. Permintaan untuk pakaian telah menjadi barometer bagi situasi ekonomi di Gaza. AP/Khalil Hamra
70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

15 jam lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

3 hari lalu

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino. Foto: Instagram/@ichasoebandono
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Dikaruniai Anak Ketiga Perempuan, Namanya Lia

Alyssa Soebandono dan Dude Harlino menyambut kelahiran anak ketiganya yang berjenis kelamin perempuan dan diberi nama Aisyah Aulia Putri Harlino.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

4 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

4 hari lalu

Relawan Yayasan Kepedulian Untuk Anak (Kakak) memberikan sosialisasi dan edukasi untuk warga pada aksi bertajuk Jo Kawin Bocah, Stop Kekerasan dan Eksploitasi Seksual saat pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day (CFD) Solo, Jawa Tengah, Ahad, 24 Juli 2022. Aksi tersebut digelar untuk memperingati Hari Anak Nasional. ANTARA/Maulana Surya
Psikolog Sebut Pentingnya Pendidikan Seksual pada Anak di Era Digital

Peran orang tua sangat penting untuk membuka informasi mengenai kesehatan dan pendidikan seksual kepada anak, khususnya anak perempuan.


Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

4 hari lalu

Ilustrasi menstruasi. India Times
Pengaruh Sering Makan Makanan Olahan pada Menstruasi

Sering makan makanan olahan dibanding makanan rumahan menjadi salah satu penyebab anak perempuan lebih cepat mengalami menstruasi.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

7 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa


KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

7 hari lalu

Bupati Muna (nonaktif), Muhammad Rusman Emba, menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung KPK, Jakarta, Jumat, 19 Januari 2024. Muhammad Rusman, diperiksa sebagai tersangka dalam pengembangan penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi pemberian hadiah atau janji terkait pengajuan Dana Pemulihan Ekonomi Nasional daerah Kabupaten Muna Tahun 2021 - 2022 di Kementerian Dalam Negeri. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.


Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

14 hari lalu

Ilustrasi kemacetan arus mudik / balik. TEMPO/Prima Mulia
Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.


Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

15 hari lalu

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi didampingi Dirjen Perhubungan Darat Hendro Sugiatno(kanan) dan Dirjen Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal (kiri) menyampaikan keterangan pers usai rapat koordinasi di Kantor Otoritas Bandara Wilayah IV, Badung, Bali, Minggu, 31 Desember 2023. Kementerian Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan evaluasi usai kemacetan parah pada Jumat malam (29/12) serta menyiapkan sejumlah rencana dan skema untuk mengantisipasi kemacetan khususnya selama masa libur tahun baru di jalan akses sekitar Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.