Sepuluh Kata Toxic Menurut Rhenald Kasali

Kamis, 22 September 2022 20:43 WIB

Rhenald Kasali. TEMPO/Novi Kartika

TEMPO.CO, Jakarta - Di hadapan 7.500 mahasiswa dalam Pengenalan Studi Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Malang, ekonom Universitas Indonesia Rhenald Kasali menyatakan terdapat 10 kata beracun atau toxic yang harus ditinggalkan oleh anak muda. Dilansir dari laman umm.ac.id, ia menyebutkan sepuluh kata toxic yang seringkali digunakan anak-anak muda sebagai alasan untuk tidak produktif.

Sepuluh kata itu adalah cuan, passion, insecure, quarter life crisis, hustle culture, toxic work place. Juga passive income, financial freedom, smart work serta privilege.

Berikut beberapa makna dari kata-kata yang disebut Rhenald Kasali:

  • Cuan

Melansir laman Link Aja, cuan merupakan bahasa Hokkien yang diserap ke dalam bahasa Indonesia. Cuan mengacu pada laba, pendapatan, atau penghasilan seseorang. Kata ini dapat menjadi toxic apabila anak muda hanya mengejar keuntungan dalam melakukan segala sesuatu tanpa merasakan prosesnya.

  • Passion

Dikutip dari laman binus.ac.id yang berjudul Passion dan Bisnis, passion adalah kegemaran dan kesenangan. Artinya, dengan memiliki passion dalam suatu hal, maka seseorang akan tidak pernah bosan untuk beraktivitas.

Hal ini akan menjadi racun bagi anak muda apablia ia hanya mengacu pada prinsip ingin bekerja sesuai dengan passion. Sehingga, walaupun passion adalah hal yang baik, tetapi ia akan menjadi penghalang berkembang.

  • Insecurity
Advertising
Advertising

Dilansir dari laman Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara, insecurity adalah keadaan seseorang merasa tidak aman, menganggap dunia sebagai sebuah hutan yang mengancam dan kebanyakan manusia berbahaya dan egois. Kondisi ini akan menjadi penghalang bagi anak muda yang takut melangkah akibat ragu akan kemampuannya.<!--more-->

Ilustrasi mahasiswa di kampus. Shutterstock

  • Hustle Culture

Mengutip laman Kementrian Keuangan Republik Indonesia, hustle culture dapat dimaknai sebagai suatu keadaan bekerja terlalu keras dan mendorong diri sendiri untuk melampaui batas kemampuan hingga akhirnya menjadi gaya hidup. Seseorang yang menganut hustle culture cenderung mengabdikan diri hanya untuk bekerja, jarang beristirahat, kurang tidur, dan seringkali memotivasi diri sendiri untuk terus mengabaikan rasa sakit dengan tetap bekerja. Hustle culture akan menjadi racun yang merusak diri dari dalam.

  • Quarter Live Crisis

Quarter Life Crisis adalah periode ketidakpastian dan pencarian jati diri yang dialami individu pada saat mencapai usia pertengahan 20 hingga awal 30 tahun. Mengutip laman Psikologi Unnes, pada periode ini, individu dihantui perasaan takut dan khawatir terhadap masa depannya, termasuk dalam karier, relasi, dan kehidupan sosial. Periode ini dapat menghambat pertumbuhan seseorang dalam hal berkarir maupun berkarya.

  • Toxic Workplace

Dikutip dari laman Ruang Kerja, toxic workplace adalah suasana kerja yang kurang mendukung untuk produktif, seringkali karyawan merasa tidak nyaman ketika bekerja. Mengutip publikasi Hubungan Toxic Workplace Environment Job Stress, Employee Life Satisfaction dan Productivity dengan Gender dan Masa Kerja sebagai Pedemorasi, toxic workplace dapat berupa tindakan perisakan, perundungan, incivility, ostracism, stalking, dan abusice supervision.

  • Passive Income

Secara sederhana, passive income adalah pendapatan pasif. Mengutip laman Unimal News, artinya penghasilan yang diperoleh seseorang dalam berbagai bidang dan cara dengan melakukan aktivitas yang minim. Melansir umm.ac.id, Rhenald Kasali menilai bahwa anak muda di usia belasan dan dua puluhan belum waktunya memiliki passive income.

  • Financial Freedom

Dikutip dari laman BCA, financial freedom dapat diartikan sebagai kemapanan finansial seorang individu. Saat seseorang mencapai kemapanan ini, ia tak lagi khawatir untuk kekurangan uang. Namun, secara umum financial freedom adalah kondisi di mana seseorang memiliki cukup simpanan, terbebas dari utang, memiliki investasi, dan uang untuk mencukupi gaya hidup yang diinginkan dalam jangka waktu relatif lama.

Banyak anak muda yang memimpikan kemapanan finansial dengan cara bekerja lebih keras lagi, tanpa sadar bahwa hal ini merupakan racun bagi dirinya.

  • Smart work

Mengutip laman knpi.id, smart work adalah cara bekerja dengan mengacu pada efisiensi waktu dan tenaga seseorang. Memang ini baik, tetapi kendali smart work yang berlebihan akan menjadikan racun jika seseorang akan membatasi dirinya dari beban pekerjaannya.

  • Privilege

Dilansi dari laman nursyam.uinsby.ac.id, privilege merupakan hak istimewa, kesempatan, atau keuntungan yang dimiliki oleh seseorang. Bagi orang yang memiliki privilege, tentu sangat mudah dalam bekerja dan berkarya. Namun, privilege orang lain akan menjadi beban bagi orang yang terus-menerus membandingkan dirinya dengan orang lain.

MUHAMMAD SYAIFULLOH

Baca juga: Kenali 9 Tanda Anggota Keluarga Toxic

Berita terkait

Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

47 hari lalu

Tips Hadapi Orang Tua Beracun dari Psikolog

Sikap beracun orang tua sulit diubah. Lalu, bagaimana cara menghadapi hidup yang penuh tekanan dari orang tua? Berikut beberapa yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

47 hari lalu

5 Tanda Anda Hidup dengan Orang Tua yang Toxic

Orang tua selalu mengontrol, menyalahkan, terlalu mengkritik, mengabaikan. Berikut tanda-tanda Anda hidup dengan orang tua toxic.

Baca Selengkapnya

Artis Aurelie Moeremans Hapus Tato, Berikut yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukannya

16 Januari 2024

Artis Aurelie Moeremans Hapus Tato, Berikut yang Harus Diperhatikan Sebelum Melakukannya

Penghapusan tato adalah hal yang memungkinkan pada zaman sekarang seperti yang dilakukan Aurelie Moeremans. Bagaimana caranya?

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UMM Magang di Kedubes RI di Ceko, Jajal Divisi Atase Politik hingga Ekonomi Intelijen

12 Januari 2024

Mahasiswa UMM Magang di Kedubes RI di Ceko, Jajal Divisi Atase Politik hingga Ekonomi Intelijen

Aldin Ulil Amri Ramadhan, Mahasiswa Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berhasil meraih mimpinya untuk bekerja di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Perjalanan Amira Lulus Kuliah dengan IPK 4 dan Miliki Segudang Prestasi

3 Januari 2024

Perjalanan Amira Lulus Kuliah dengan IPK 4 dan Miliki Segudang Prestasi

Simak di sini kisah Amira lulus dengan IPK sempurna.

Baca Selengkapnya

Bikin Aplikasi Ngaji.AI, Dosen UMM Raih Penghargaan Diktiristek Nasional

19 Desember 2023

Bikin Aplikasi Ngaji.AI, Dosen UMM Raih Penghargaan Diktiristek Nasional

Dosen Universitas Muhammadiyah Malang atau UMM Aminudin memperoleh penghargaan karena membuat Ngaji.AI.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

18 Desember 2023

Mahasiswa UMM Asal Pakistan Teliti Soal Mikroplastik: Kentang hingga Produk UMKM Terkontaminasi

Mahasiswa UMM Shazma Anwar meneliti kontaminasi mikroplastik pada tanaman pangan. Hasilnya menunjukkan bahwa banyak makanan yang terkontaminasi mikroplastik, termasuk kentang dan produk UMKM

Baca Selengkapnya

Lelang Lebak Lebung dan Sungai, Tradisi Lama Penghasil Cuan Miliaran di Ogan Komering Ilir

30 November 2023

Lelang Lebak Lebung dan Sungai, Tradisi Lama Penghasil Cuan Miliaran di Ogan Komering Ilir

Lelang Lebak Lebung dan Sungai sebagai tradisi menghasilkan cuan atau untung hingga miliaran rupiah.

Baca Selengkapnya

Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

27 November 2023

Hujan Lebat di Berbagai Daerah, Ini Cara Menangkal Sambaran Petir ala Dosen Teknik UMM

Salah satunya untuk menangkal petir dengan tidak menggunakan handphone, termasuk di dalam mobil.

Baca Selengkapnya

iBooming Gunakan Teknologi AI buat Gaet Content Creator dan Brand

3 November 2023

iBooming Gunakan Teknologi AI buat Gaet Content Creator dan Brand

iBooming hadirkan teknologi berbasis AI untuk lebih menggaet content creator dan brand.

Baca Selengkapnya