TEMPO Interaktif, Jakarta: Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) hari ini menggelar seminar tentang satelit observasi yang memantau hutan Indonesia. Satelit milik Jepang bernama The Advanced Land Observing Satellite (ALOS), selama ini menghasilkan berbagai data penginderaan jauh dari ketinggian 700 km di atas Bumi. “Seminar akan memperkenalkan kemampuan data ALOS untuk pemantauan hutan,” kata Kepala Pusat Pengembangan dan Pemanfaatan Teknologi Pengideraan Jauh Lapan, Ratih Dewanti.
Pemanfaatan satelit itu merupakan bagian kerja sama Lapan dengan Japan Aerospace Exploration Agency (Jaxa). Satelit ALOS diluncurkan pada 24 Januari 2006 dengan membawa tiga tipe peralatan observasi, yaitu Panchromatic Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping, The Advanced Visible and Near Synthetic Aperture Radar type 2 dan The Phase Array type L-band Synthetic Aperture Radar.
Selain untuk memantau hutan, data ALOS dapat digunakan dalam berbagai kegiatan kartografi, bencana alam, sumber daya alam, lingkungan, kehutanan dan pertanian. Peta yang dihasilkan berskala 1:25.000. Seminar yang dimulai Kamis (12/3) pagi hingga sore ini berlangsung di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
UWD
Berita terkait
Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
3 menit lalu
Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai
Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.
Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah
5 menit lalu
Blinken Sebut AS Tak Dukung Serangan Israel ke Rafah
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan dia belum melihat rencana efektif dari pihak Israel untuk melindungi warga sipil sebelum operasi militer di Rafah.