Peneliti Ini Menduga Gagal Ginjal Akut Juga Bisa Akibat Covid-19, Alasannya?

Reporter

Erwin Prima

Editor

Erwin Prima

Minggu, 23 Oktober 2022 13:47 WIB

Ilustrasi ginjal. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus gagal ginjal akut pada anak-anak di Indonesia telah mencapai 241 kasus di 22 provinsi dengan angka kematian 133 anak atau mencapai 55 persen. Data tersebut merupakan jumlah kasus dan korban selama Januari-Oktober 2022.

Gagal ginjal akut pada anak ini diduga kuat karena terpaparnya zat kimia berbahaya, yaitu etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang seharusnya tidak ada atau dalam jumlah kecil pada komposisi obat-obatan sirop anak. Akibatnya selain imbauan untuk tidak menggunakan obat sirop anak, juga adanya tindakan operasi pada beberapa kota.

Sementara itu, Prof. Dr. C.A. Nidom, peneliti pada Professor Nidom Foundation (PNF), menyebutkan kemungkinan lain yang berkaitan dengan kasus gagal ginjal akut, yaitu adanya infeksi virus Covid-19 yang masih terjadi, meski tanpa menimbulkan gejala.

“Covid-19 bukan hanya menyebabkan infeksi organ pernapasan, pencernaan, dan jantung, tetapi juga kegagalan multiorgan pada tubuh, salah satunya pada organ ginjal,” ujarnya dalam keterangannya, Minggu 23 Oktober 2022.

Menurut Nidom, ada studi menarik yang dipublikasi tahun 2022, yang dilakukan di Iran dengan memantau 47 anak (umur lebih dari 2 bulan dan di bawah 18 tahun) yang positif Covid-19 untuk dievaluasi kondisi nefrologiknya (kondisi dan fungsi ginjal).

Advertising
Advertising

Gejala awal anak-anak tersebut menunjukkan gejala pernapasan yang berat, diarhea, demam yang tinggi. Untuk mengetahui konfirmasi Covid-19 digunakan RT-PCR dan foto X-ray paru.

Anak-anak yang terinfeksi Covid-19, menunjukkan 13 persen kadar urea nitrogen darah (BUN) sangat meningkat dan kemampuan filtrasi ginjal (GFR) sangat menurun sampai kurang dari 60ml/min/1.73, yang diderita oleh 66 persen anak yang positif Covid-19, dan beberapa penderita memerlukan hemodialisis.

Parameter lain yang bisa dilihat, peningkatan kadar BUN sebanyak 23 persen, kadar kreatinin sebanyak 27 persen, penurunan kadar natrium dan kalium masing-masing sebanyak 25 persen dan 10 persen, dan dari analisis urine sebanyak 27 persen dan adanya protein dalam urin 14 persen, glukosa 10 persen dan sel darah merah 17 persen.

Nidrom mengatakan banyak faktor yang bisa dipertimbangkan tentang kemungkinan infeksi Covid-19 menyebabkan gagal ginjal akut. Pelonggaran kondisi lingkungan (prokes) dalam mencegah Covid-19, pelonggaran tes Covid-19, serta munculnya varian-varian baru yang belum terdeteksi karakter klinis dan dinamika virus.

Selain itu, telah dibukanya fasilitas sekolah, kantor dan fasilitas umum, yang masih memungkinkan terjadainya penularan (terbawanya virus dari satu tempat ke tempat lain).

Vaksinasi Covid-19

Nidom juga mengatakan bahwa vaksinasi Covid-19 bisa menimbulkan risiko yang sama dengan infeksi langsung oleh virus Covid-19. “Meski belum semua formulasi vaksin yang telah diteliti terkait risiko timbulnya sindroma gangguan ginjal, tetap diperlukan kehati-hatian dan pertimbangan yang seksama,” ujarnya.

"Telah diteliti salah satu vaksin Covid-19 (vaksin molekular) yang diberikan pada anak 12-15 tahun, telah ditemukan dua kasus pada anak-anak tersebut gagal ginjal akut (AKI)," tambahnya.

Oleh karena itu, menurutnya, bila akan melakukan vaksinasi pada anak-anak, harus melalui rangkaian pengujian terhadap keamanan vaksin semua formulasi vaksin.

"Tidak hanya sekedar mengurangi dosis, atau pengujian pada tingkat uji klinis saja, tetapi harus dimulai uji awal yang meliputi uji pre-klinis 1 (toksisitas & kemanan), juga uji preklinis2 (uji tantang, dengan menggunakan anak monyet) dengan pengamatan yang butuh waktu lebih lama, untuk mengetahui efek vaksin pada gangguan organ-organ tubuh (fisiologis & mikroskpis)," ujarnya.

Baca:
Telanjur Minum Obat Sirup Mengandung Etilen Glikol, Ini Kata Dokter RSUI

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

3 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

3 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

4 hari lalu

Ketergantungan Impor 99 Persen, Peneliti BRIN Riset Jamur Penghasil Enzim

Di Indonesia diperkirakan terdapat 200 ribu spesies jamur, yang di antaranya mampu memproduksi enzim.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya