Ular Kobra, Mengenali Efek Bisa Spesies Ini

Sabtu, 29 Oktober 2022 19:03 WIB

Ilustrasi ular kobra. nytimes.com

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pawang ular di Trenggalek, Jawa Timur, tewas dipatuk kobra jenis King Cobra berukuran 4,5 meter yang dipeliharanya selama lima tahun. Ular kobra spesies yang berbisa.

Apa itu ular kobra?

Mengutip San Diego Zoo Animals and Plants, kobra ular berbisa yang berkerabat dengan anggota famili Elapidae. Ular dalam famili itu taringnya pendek. Ular kobra membunuh mangsanya menyuntikkan racun neurotoksin melalui taringnya.

Seekor kobra hanya menyerang manusia jika merasa terancam. Seperti ular berbisa lainnya, gigitan kobra bisa mematikan jika tidak ditangani secara tepat. Ular kobra juga dikenal sebagai spesies pilihan bagi para pawang ular di Asia Selatan. Ular itu bergoyang sebagai respons terhadap gerak dari pawang.

Bisa ular kobra

Advertising
Advertising

Racun kobra mengandung neurotoksin aktif menghambat sistem saraf mangsa, terutama vertebrata kecil dan ular lainnya. Taring pendek di bagian depan mulut memiliki alur tertutup yang mengalirkan racun itu.

Baca: Mengapa Bisa Ular Kobra Sangat Berbahaya? Begini Penjelasan Ilmiahnya

Gigitan dari spesies lebih besar bisa berakibat fatal tergantung pada jumlah racun yang disuntikkan. Jumlah neurotoksin yang dikeluarkan dalam satu gigitan bisa mencapai hingga dua persepuluh ons cairan, ini cukup untuk membunuh 20 orang, atau bahkan seekor gajah. Mengutip Britannica, neurotoksin mempengaruhi pusat pernapasan di otak, menyebabkan henti napas dan gagal jantung.

Habitat dan perilaku ular kobra

Mengutip National Geographic, ular kobra hidup di hutan hujan dan dataran India, Cina selatan, dan Asia Tenggara. Ular kobra merasa nyaman hidup di berbagai habitat, termasuk hutan, semak bambu, rawa bakau, padang rumput dataran tinggi, dan sungai.

Spesies ini memakan ular lain yang berbisa maupun tidak.Kobra juga memakan kadal, telur, dan mamalia kecil. Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam telah mendaftarkan king cobra sebagai hewan yang rentan punah.

Ular itu menghadapi berbagai ancaman yang berasal dari aktivitas manusia. Deforestasi besar-besaran di Asia Tenggara telah menghancurkan habitat banyak ular kobra. Ular itu juga diburu dalam jumlah besar untuk kulit, makanan, dan tujuan pengobatan. Ular kobra juga dikumpulkan untuk perdagangan hewan peliharaan internasional.

Baca: Pawang Ular Tewas Digigit Kobra di Trenggalek, Bagaimana Mengatasi Gigitan Ular?

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

10 hari lalu

Minum Air Dingin dan Fibrilasi Atrium atau AFib: Mitos dan Fakta yang Perlu Diketahui

Setelah minum air dingin memunculkan fibrilasi atrium (AFib). Apa bahayanya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

19 hari lalu

Penelitian Sebut Diet Ini Bisa Turunkan Risiko Gagal Jantung

Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko gagal jantung. Bagaimana hubungannya?

Baca Selengkapnya

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

26 hari lalu

Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

33 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

39 hari lalu

Sering Sempoyongan, Dokter Jantung Ingatkan Gejala Atrial Fibrilasi

Spesialis jantung meminta mewaspadai gangguan atrial fibrilasi bila sering merasa sempoyongan. Apa itu?

Baca Selengkapnya

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

43 hari lalu

Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?

Baca Selengkapnya

Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

45 hari lalu

Mengenal Gejala dan Cara Mengobati Lemah Jantung

Lemah jantung alias gagal jantung dapat menyerang sisi kiri, kanan, atau kedua sisi jantung. Namun, biasanya penyakit ini menyerang sisi kiri dahulu.

Baca Selengkapnya

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

51 hari lalu

Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.

Baca Selengkapnya

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

52 hari lalu

Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.

Baca Selengkapnya

4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

56 hari lalu

4 Ikan Beracun yang Berbahaya jika Dikonsumsi

Tak semua ikan bisa dimakan lantaran ada berbagai ikan yang mengandung racun dan mengakibatkan fatal bagi siapa pun yang mengonsumsinya.

Baca Selengkapnya