Nadiem dan Luhut Bahas Transformasi Pendidikan di QS Higher Ed Summit Asia Pasifik 2022
Reporter
TEMPO
Editor
Devy Ernis
Kamis, 10 November 2022 12:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan salah satu tantangan pendidikan saat pandemi Covid-19 adalah para guru dituntut untuk beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan teknologi. Hal itu disampaikan Nadiem dalam acara QS Higher Ed Summit: Asia Pasifik 2022 di Hotel Intercontinental Jakarta pada Rabu, 9 November 2022.
"Dengan hadirnya Covid-19, dalam waktu satu tahun memaksa hampir sekitar 3 juta guru di seluruh Indonesia menggunakan teknologi. Bahkan jika saya mencoba dengan anggaran besar, tidak dapat mencapainya dalam waktu sepuluh tahun," ujarnya.
Nadiem mengatakan Kementerian Pendidikan menghadirkan terobosan guna menjawab berbagai tantangan salah satunya dengan Merdeka Belajar sebuah program untuk transformasi pendidikan demi terwujudnya sumber daya manusia yang unggul. Program ini adalah kombinasi antara teori akademik dengan aplikasi dunia nyata.
Baca juga: 1.060 Peserta Hadiri QS Higher Ed Summit Asia Pasifik 2022
Pada kesempatan yang sama, Luhut Binsar Pandjaitan yang merupakan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyebutkan bahwa di dalam program Merdeka Belajar terdapat program Gerilya. Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa perguruan tinggi baik dari program vokasi maupun teknologi untuk mengembangkan kompetensi energi terbarukan.
“Sebagai bagian dari upaya pemerintah dalam memperluas kegiatan akademik dan penelitian terkait energi terbarukan, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) memberikan skema beasiswa untuk program magister dan Ph.D untuk mempelajari energi terbarukan di universitas terbaik di seluruh dunia," ujar Luhut.
LPDP juga menyediakan skema pendanaan penelitian yang dikenal dengan Riset Inovatif Produktif hingga sekitar US$ 150.000 per skema penelitian yang berfokus pada energi terbarukan. Luhut mengatakan kinerja Universitas Indonesia terkemuka di tingkat global dalam mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) termasuk masalah energi terbarukan.
Sejalan dengan yang disampaikan kedua menteri tersebut, dalam panel diskusi dengan tema Intraregional Collaboration And Influence, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Abdul Haris mengatakan salah satu kunci Universitas Indonesia dalam mencapai posisi saat ini adalah dengan memggencarkan global engagement.
Baca juga: UI, Kampus Nomor 1 di Indonesia Versi QS Asia University Rankings 2023
UI telah bekerja sama dengan mitra di 47 negara dan merupakan anggota dari 14 konsorsium regional. Selain itu, sinergi antara UI dengan program Merdeka Belajar Kemendikbudristek mendorong untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan sesuai dengan kebutuhan, minat, dan bakatnya.
Pada panel diskusi yang sama hadir tiga pembicara lainnya, yaitu Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Nizam, Assistant President for ASEAN Affairs and the Creative Economy Prince of Songkla University Supatra Davison; dan Assistant Director/ Head-Education, Youth, and Sports Division The ASEAN Secretariat Roger.
Nizam menyampaikan, saat ini pemerintah sedang mentransformasikan sistem pendidikan melalui banyak aspek. “Karena kami percaya bahwa peran terpenting pendidikan tinggi adalah mempersiapkan sumber daya manusia,” ujarnya.
Pada konferensi hari kedua QS Summit tersebut, acara diawali dengan pengumuman QS Asia University Rankings 2023 dan UI berhasil menduduki peringkat ke-49 di Asia. Posisi ini merupakan posisi tertinggi di antara perguruan tinggi lainnya yang ada di Indonesia. Di akhir acara, ditutup dengan pemberian penghargaan untuk QS Stars dan QS Certificate of Recognition yang terdiri dari institusi paling berkelanjutan berdasarkan wilayah dalam berbagai bidang.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.