Korban Gempa Cianjur 268 Jiwa, Ini Sejarah Gempa Merusak di Cianjur-Sukabumi

Rabu, 23 November 2022 06:16 WIB

Warga memeriksa rumah yang roboh akibat gempa di Kampung Kadudampit, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa, 22 November 2022. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengeluarkan pembaruan terhadap data korban gempa Cianjur yang terjadi pada hari Senin, 21 November 2022. Data sementara hingga Selasa, 22 November 2022, pukul 17.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia mencapai 268 jiwa, 122 sudah teridentifikasi.

Selain itu, 151 jiwa dalam pencarian, 1.083 jiwa luka-luka, dan 58.362 jiwa mengungsi. Gempa 5,6 Magnitudo berdampak pada 12 kecamatan, sebanyak 6.570 rumah rusak ringan, 2.071 rusak sedang dan 12.641 rusak berat. Data terbaru lainnya, hingga pukul 17.00 WIB telah terjadi 145 gempa susulan.

Plt. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengungkap sejarah gempa di jalur Sukabumi-Cianjur. “Ini sebaran sejarah gempa merusak di Cianjur-Sukabumi,” cuitnya pada media sosial pribadi.

Terlihat pada data, untuk tahun 1879 tidak terdapat tanggal kejadian. Selain itu, masih di tahun sama hingga 1973, tidak terdapat spesifikasi kerusakan bangunan, korban jiwa ataupun yang terluka.

Waktu
Keterangan
1879Merusak
14 Januari 1900Merusak
21 Januari 1912Merusak
2 November 1969Merusak
26 November 1973Merusak
10 Februari 1982Merusak, 7 luka
12 Juli 20001.900 rumah rusak
12 Juni 2011136 rumah rusak
4 Juni 2012104 rumah rusak
8 September 2012560 rumah rusak
11 Maret 2020760 rumah rusak


Daryono menjelaskan gempa Cianjur merupakan jenis gempa tektonik kerak dangkal atau
shallow crustal earthquake yang dipicu aktivitas sesar aktif pada zona sistem Sesar Cimandiri. Sesar Cimandiri terdiri atas tiga segmen sesar aktif, yaitu segmen Cimandiri di selatan, segmen Nyalindung-Cibeber di tengah dan segmen Rajamandala di utara.

Advertising
Advertising

Ia juga menjelaskan alasan magnitudo sebesar 5,6 namun begitu berdampak besar hingga banyak korban jiwa, terluka dan bangunan yang roboh. “Pertama karena kedalaman gempa yang dangkal,” tulisnya.

Faktor kedua karena struktur bangunan yang tidak memenuhi standar aman gempa. Hal terakhir adalah lokasi pemukiman berada di tanah lunak atau local site effect-efek tapak dan perbukitan.

Baca:
PVMBG Ungkap Dua Penyebab Daya Rusak Gempa Cianjur

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

1 jam lalu

BNPB: Pemerintah Terus Upayakan Evakuasi 9.000 Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan permukiman warga, khususnya di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

2 jam lalu

Sebanyak 5.719 Warga Sekitar Gunung Ruang Belum Dievakuasi, BNPB: Butuh Tiga Hari

Erupsi di Gunung Ruang masih berdampak pada terputusnya akses lalu lintas di tujuh bandar udara terdekat.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

2 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

4 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

11 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

19 jam lalu

Ancaman dari Erupsi Gunung Ruang, 2 Desa Akan Dikosongkan Permanen

Sebanyak dua desa di Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, bakal dikosongkan.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

1 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

1 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya