Uni Eropa Ingin Baterai Tanam Diganti Lagi dengan yang Lepas Pasang

Rabu, 21 Desember 2022 20:40 WIB

Baterai Ponsel iPhone 7 Plus diperlihatkan dalam sesi bedah iFixit's. Ponsel dengan 3 GB RAM ini tersedia dalam memori 32/128/256 GB. iFixit/REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Parlemen dan Dewan di Uni Eropa mencapai kesepakatan tambahan yang akan mensyaratkan setiap perangkat digital portabel menggunakan baterai lepas pasang--bukan baterai tanam seperti yang belakangan berlaku luas.

Ini adalah tambahan setelah menetapkan pabrikan smartphone menjual suku cadang ke pihak ketiga, sehingga perangkat yang rusak memungkinkan untuk diservis, per Januari 2024. Kemudian mewajibkan setiap perangkat digital genggam seragam menggunakan port USB-C, demi kemudahan pengguna, yang berlaku per akhir 2024.

Untuk rancangan kebijakan yang terbaru mancakup baterai di hampir segala ukuran. Dari baterai portabel; baterai Starting, Lighting dan Ignition (SLI) di kendaraan; baterai Light Means of Transport (LMT) seperti sepeda dan skuter listrik; baterai mobil listrik (EV); dan bahkan baterai untuk kebutuhan industri.

Parlemen dan dewan di Uni Eropa memandang tidaklah sulit mewujudkan perubahan itu, bahkan untuk baterai yang anti-air dan debu. Tantangan datang hanya dari ponsel-ponsel lipat karena menggunakan dua baterai terpisah, masing-masing satu di setiap sisi lipat untuk menyeimbangkan ruang dan berat. Kedua baterai terhubung dengan kabel pita.

Legislasi ini, jika disahkan, akan menyediakan waktu 3,5 tahun kepada pabrikan untuk mendesain ulang perangkat portabel mereka sehingga penggunanya nanti bisa dengan mudah melepas dan mengganti baterai. Nantinya, setiap baterai juga akan diminta untuk membawa paspor digital lewat label dan kode QR yang berisi informasi tentang kapasitas, kinerja, daya tahan, komposisi kimia, dan simbol tertentu.

Advertising
Advertising

Rancangan legislasi ini sangat didorong oleh masalah konservasi lingkungan. Rencana tersebut sekaligus menetapkan tingkat minimum bahan daur ulang untuk baterai: 16 persen untuk kobalt, 85 persen untuk timbal, 6 persen untuk litium, dan 6 persen untuk nikel.

Pekerja mengumpulkan sejumlah baterai ponsel dan laptop bekas saat akan diekstrasi di sebuah pabrik penambangan perkotaan di Gunsan, Korea Selatan, 2 April 2018. REUTERS/Kim Hong-Ji

Untuk mendukung proses daur ulang, Uni Eropa akan mewajibkan baterai lama ditarik. Tahapannya, sebanyak 45 persen pada 2023, meningkat menjadi 63 persen pada 2027, dan 73 persen pada tahun 2030 untuk baterai portabel. Untuk baterai LMT angkanya adalah 51 persen pada 2028 dan 61 persen pada 2031.

Baca juga: Uni Eropa Izinkan Pasang 5G di Pesawat, Airplane Mode Bisa Ditinggalkan

Untuk jenis baterai lainnya, termasuk baterai EV dan industri, harus ditarik dan digantikan cuma-cuma apapun merek, asal dan kondisinya. Juga, pabrikan menjual produk mereka di UE harus mengembangkan kebijakan untuk mengkaji risiko lingkungan dan sosial yang terkait pemrosesan dan perdagangan material mentah dan material bekas-nya.

GSM ARENA, EUROPA.EU


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

18 jam lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

5 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

5 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

6 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

8 hari lalu

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

Baca Selengkapnya

Realme C65 5G akan Diluncurkan di India Pekan Ini, Berikut Spesifikasinya

8 hari lalu

Realme C65 5G akan Diluncurkan di India Pekan Ini, Berikut Spesifikasinya

Realme C65 5G dipastikan menjadi ponsel pertama di dunia yang ditenagai prosesor MediaTek Dimensity 6300.

Baca Selengkapnya

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

9 hari lalu

Ada 11.377 Pengecasan Mobil di SPKLU Sepanjang Periode Lebaran, Naik Lima Kali Lipat

Kenaikan transaksi di SPKLU tersebut tercatat hingga H+7 Lebaran.

Baca Selengkapnya

6 Tips agar Baterai Smartphone Tahan Lama

10 hari lalu

6 Tips agar Baterai Smartphone Tahan Lama

Lakukan enam tips berikut agar baterai smartphone Anda tahan lama.

Baca Selengkapnya