UI Apresiasi Kemendikbud hingga Kemenparekraf dalam Program Kedaireka
Reporter
Tempo.co
Editor
Devy Ernis
Kamis, 12 Januari 2023 00:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) menggelar acara bertajuk “Appreciation Day Program Matching Fund 2022” yang digelar pada Rabu, 11 Januari 2023. Acara itu merupakan bentuk apresiasi kepada semua pihak yang terlibat pada kegiatan Kedaireka. Pada acara tersebut, Rektor UI Ari Kuncoro memberikan penghargaan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno yang telah membantu menyukseskan program tersebut.
Ajang ini merupakan kolaborasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam program Hibah Matching Fund Kedaireka yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi , Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 2022.
UI dan Kemenparekraf berhasil menjalankan program pengembangan desa wisata berkelas dunia (world class dewi) melalui implementasi cleanliness, health, safety, and environment (CHSE) serta mitigasi bencana.
“Di Desa Wisata Situs Gunung Padang, kita telah memberikan pelatihan CHSE ( cleanliness, health, safety, and environment) dan saat gempa kemarin hanya terjadi kerusakan kecil di gerbang wisata dan tidak ada korban jiwa. Kesiapsiagaan kami kolaborasikan dengan UI yang memiliki segudang mahasiswa dan peneliti terbaik untuk meningkatkan ketahanan destinasi wisata di Indonesia,” ujar Sandiaga pada Rabu, 11 Januari 2023.
Tujuan program ini adalah melakukan identifikasi risiko CHSE dan bencana serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa wisata melalui penerapan karya rekacipta dosen, alumni, dan mahasiswa bersama Kemenparekraf. Kegiatan yang merupakan bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) ini dapat dikonversi ke 20 satuan kredit semester (SKS) bagi mahasiswa yang mengikutinya.
Rektor UI Ari mengatakan program Kedaireka UI–Kemenparekraf telah terlaksana dengan baik. Hal ini, kata dia, terbukti dari identifikasi risiko CHSE dan mitigasi bencana yang telah dilaksanakan di 58 desa wisata. Kegiatan verifikasi lapangan pelatihan CHSE dan mitigasi bencana juga telah dilakukan di delapan provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sumatera Barat.
Dalam kegiatan tersebut, dilakukan pula analisis dampak bencana di lima lokasi pariwisata, serta implementasi manajemen krisis dan tata kelola destinasi di beberapa daerah. Selain itu, saat ini sudah tersedia 20 modul dan 20 video e-learning di platform Edurisk. UI dan Kemenparekraf juga telah meluncurkan Sistem Informasi Desa Wisata (SideWita), Panic Button DeWita, dan VTTX DeWita yang dapat diakses oleh masyarakat Indonesia.
“Melalui Program Matching Fund Kedaireka, UI khususnya dosen-dosen K3 FKM UI dapat bersinergi dengan Kemenparekraf dalam meningkatkan Desa Wisata berkelas dunia melalui implementasi CHSE dan Mitigasi Bencana,” kata Ari.
Pada kesempatan yang sama, UI juga memberikan apresiasi kepada Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Nadiem Anwar Makarim sebagai Inisiator dalam program Kedaireka, yang pada kesempatan itu diwakili oleh Pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kemendikbudristek, Nizam.
Nizam dalam sambutannya menyampaikan bahwa transformasi pendidikan tinggi yang dilakukan Kemendikbudristek sering disalahmaknai sebagai vokasionalisasi perguruan tinggi yang berorientasi jangka pendek terhadap fungsi pendidikan. Padahal, menurutnya, transformasi ini justru untuk mengawinkan antara kampus pendidikan dengan kampus kehidupan. Kampus harus memahami apa yang dibutuhkan oleh masyarakat melalui hilirisasi dan huluisasi.
“Hilirisasi berarti merancang sejak awal riset dan inovasi yang sejalan dengan kebutuhan masyarakat, sementara huluisasi adalah kerja secara langsung untuk membantu masyarakat, misalnya di bidang kesehatan, pemberdayaan, dan pengelolaan lingkungan,” ujar Nizam.
Selain apresiasi kepada Kemendikburistek dan Kemenparekraf, penghargaan juga diberikan kepada 9 tim pengusul, 10 narasumber, 16 fasilitator, 9 asisten fasilitator, dan 50 mahasiswa yang berkontribusi secara langsung dalam kesuksesan program ini.
Baca juga:FTUI Buat Alat Sortir Telur Otomatis, Harga Rp 30 Juta Bisa Proses 6 Ribu Telur per Jam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.