Soyuz Rusia Bocor, 1 Astronot dan 2 Kosmonot tak Bisa Pulang Sebelum Dijemput

Sabtu, 14 Januari 2023 06:54 WIB

Kapsul Soyuz meluncur ke angkasa pada Jumat, 18 Maret 2022. Sumber: Reuters

TEMPO.CO, Jakarta - NASA dan pejabat Badan antariksa Rusia mengabarkan akan meluncurkan kapsul pesawat antariksa Soyuz kosong ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Februari nanti. Kapsul itu untuk menggantikan pesawat ruang angkasa yang ditemukan mengalami kebocoran sehingga tidak aman untuk digunakan tiga awaknya kembali ke Bumi.

MS-23 Soyuz baru akan diluncurkan dari Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan untuk menggantikan kapsul Soyuz MS-22 yang rusak di ISS pada 20 Februari 2023. MS-22 mengalami kebocoran cairan pendingin akibat hantaman mikrometeoroid pada Desember lalu.

"Kami tidak menyebut ini sebagai penyelamatan Soyuz," kata Joel Montalbano, manajer program stasiun luar angkasa NASA. "Saya menyebutnya Soyuz pengganti. Ini adalah Soyuz berikutnya yang dijadwalkan terbang pada Maret, namun terbang sedikit lebih awal."

Pesawat pengganti itu akan menjemput astronot NASA Frank Rubio dan dua kosmonot Roscosmos Sergey Prokopyev dan Dmitry Petelin. Ketiganya telah tinggal di ISS tanpa pesawat untuk kembali sejak MS-22 Soyuz rusak bulan lalu. "Ini adalah skenario yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata para pejabat NASA.

Kejadian kebocoran cairan pendingin pada 14 Desember 2022 terekam oleh kamera video milik ISS. Kebocoran membuat Soyuz MS-22 tidak dapat menjaga kapsul untuk kru dan sistemnya cukup dingin untuk pengoperasian yang aman.

Advertising
Advertising

Rubio, Prokopyev, dan Petelin pun praktis kehilangan kendaraan untuk kembali ke Bumi. Sedangkan kapsul SpaceX Dragon yang pada saat sama berlabuh di ISS hanya dirancang untuk memuat empat awak, seluruhnya untuk astronot misi Crew-5. Dragon tak mampu memuat lebih banyak awak lagi.

Baca juga: Kapsul Kargo SpaceX Dragon Telah Kembali ke Bumi Setelah 6 Minggu di ISS

Ini yang Terjadi Jika Dipaksakan Pulang dengan Soyuz tanpa Pendingin

“Masalah utama untuk mendarat dengan Soyuz (MS-22) saat ini adalah kondisi termal,” kata Sergei Krikalev, Direktur Eksekutif Roscosmos untuk sistem penerbangan luar angkasa beraawak, juga seorang kosmonot veteran Rusia.

"Karena kami kehilangan kemampuan penolakan panas pada Soyuz, jika kami memiliki kru di dalam dan semua peralatan diaktifkan, kami mungkin mengalami situasi suhu tinggi pada kompartemen peralatan dan kompartemen kru," tutur dia.

Kebocoran cairan pendingin dari kapsul awak Soyuz Rusia seperti terekam kamera video di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (Kredit gambar: NASA)

Disebutkannya, temperatur di dalam Soyuz bisa mencapai 40 derajat Celsius selama perjalanan kembali ke Bumi. Tingkat kelembapan juga akan melonjak di ruang tertutup kapsul. Sebagai catatan, perjalanan kembali ke Bumi memakan waktu setidaknya enam jam, dan bisa lebih lama. "Suhu seperti itu tidak akan sehat bagi para kru," kata Montalbano menambahkan.

Baca juga: Soal 'Sapu Terbang', Benarkah Amerika Bergantung kepada Mesin Roket Rusia?

Rantai Efek Soyuz Rusak di ISS

Telah diputuskan Rubio dan rekan-rekannya akan kembali ke Bumi dengan Soyuz MS-23, tetapi belum diketahui waktu yang pasti. Misi mereka akan diperpanjang beberapa bulan karena Soyuz MS-23 awalnya dijadwalkan untuk mengirimkan awak baru ke ISS pada Maret. Kru itu sekarang harus menunggu Soyuz baru lainnya, MS-24.

Krikalev mengatakan bahwa kepulangan yang tertunda akan menambah setidaknya beberapa bulan lagi untuk misi awal selama enam bulan, yang diluncurkan pada September 2022 lalu. Bahkan, dapat menghadapi potensi penerbangan selama hampir setahun sambil menunggu peluncuran pesawat pengganti.

Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (nasa.gov)

"Hal yang luar biasa tentang kru kami adalah mereka bersedia membantu kapan pun kami meminta." ujar Montalbano. “Mereka siap untuk tinggal sampai tanggal peluncuran September jika itu yang terjadi. Termasuk jika tanggal peluncuran itu bergerak lebih awal, maka mereka bersiap untuk pulang lebih awal.

Dampak lainnya, NASA sedang menimbang penundaan peluncuran astronot Crew-6 dengan kapsul SpaceX Dragon dan roket Falcon 9. Target awal misi ini meluncur 16 Februari.

Montalbano mengungkapkan, NASA dan SpaceX telah menyiapkan rencana darurat jika awak Soyuz MS-22 yang kini terdampar perlu kembali ke Bumi sebelum Soyuz MS-23 tiba. Rencana tersebut saat ini menyerukan pengamanan awak Soyuz di dalam area kargo kapsul Crew-5 Dragon, tetapi pembicaraan masih berlangsung.

Adapun rencana untuk kapsul Soyuz MS-22, Krikalev mengatakan, akan tetap dipandu ke pendaratan kembali di Kazakhstan. Namun pendaratan ini akan dikebelakangkan, dilakukan beberapa minggu setelah Soyuz MS-23 tiba di ISS. Ini karena Rubio, Prokopyev dan Petelin harus memindahkan perlengkapannya dari pesawat lama ke yang baru terlebih dulu.

Sedangkan Soyuz MS-22 akan dimanfaatkan mengangkut perlengkapan dan hasil eksperimen sains yang tidak akan rusak oleh suhu tinggi dalam kabin kapsul selama perjalanan ke Bumi. "Pesawat ruang angkasa Soyuz MS-23 yang baru akan dimuati pula dengan kargo ekstra sebagai pengganti awak manusia saat diluncurkan," kata Krikalev.

Montalbano menambahkan, insinyur stasiun juga akan melakukan pengukuran suhu di dalam Soyuz MS-22 yang tidak berawak ketika kembali ke Bumi nanti. Tujuannya untuk memahami seperti apa lingkungan pemanasan di pesawat tersebut.

SPACE


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

17 jam lalu

WSJ: Putin Mungkin Tak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Badan-badan intelijen AS sepakat bahwa presiden Rusia mungkin tidak memerintahkan pembunuhan Navalny "pada saat itu," menurut laporan.

Baca Selengkapnya

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

1 hari lalu

Melihat Kemampuan Sukhoi Su-35 yang Ditawarkan Rusia Ke RI

Sukhoi Su-35 merupakan pesawat tempur generasi 4++ yang dilengkapi dengan teknologi canggih

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

1 hari lalu

Rusia Siap Kerjasama dengan Pemerintahan Baru Indonesia, Begini Hubungan Baik Kedua Negara Sejak Zaman Uni Soviet

Pemerintah Rusia menyambut presiden baru Indonesia. Siap lanjutkan kerja sama.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

2 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

3 hari lalu

Rusia Siap Pasok Pesawat Tempur Sukhoi Jika Indonesia Berminat

Kedubes Rusia mengatakan Moskow siap memasok pesawat tempur Sukhoi jika ada minat dari Jakarta.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

3 hari lalu

Top 3 Dunia: Spyware Israel, Kerja Sama Rusia-RI, Korea Utara-Iran

Top 3 Dunia dibuka dengan berita dari Spanyol tentang spyware Israel yang memata-matai PM Pedro Sanchez.

Baca Selengkapnya

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

3 hari lalu

Rusia Sebut Punya Persenjataan Cukup untuk Lawan Ukraina dan Bantuan Miliaran Dolar AS

Kedubes Rusia mengatakan persiapan negaranya sangat kuat untuk melawan Ukraina yang akan mendapat bantuan senilai miliaran dolar dari AS.

Baca Selengkapnya

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

3 hari lalu

Kedubes: Rusia Jadi Lebih Kuat di Bawah Sanksi Barat

Kedutaan Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan industri Rusia kini menjadi lebih kuat meski banyak disanksi oleh Barat.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

3 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

3 hari lalu

Rusia Menilai AS Buka Kedoknya dengan Veto Permohonan Palestina Jadi Anggota PBB

Perwakilan Rusia menilai Amerika Serikat menunjukkan sikap aslinya dengan memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota PBB.

Baca Selengkapnya