Kopi Bamboo Drip dari Baturaja Masuk Inovasi Terbaik API Award 2023

Rabu, 10 Mei 2023 14:05 WIB

Sidiq Hanapi, peneliti dan penikmat kopi memperlihatkan metode petik merah dihadapan petani Baturaja di Kampung Tualang Talang Aman Baturaja, Kab OKU. (TEMPO/Parliza Hendrawan)

TEMPO.CO, Jakarta - Kopi Bamboo Drip, sebuah inovasi baru dari Sidiq Hanapi, peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumatra Selatan, berhasil masuk 10 inovasi terbaik dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia ke-8 atau API Award 2023 untuk kategori minuman tradisional.

Sebelum sampai di meja penyeduh kopi atau barista sekalipun, Kopi Bamboo Drip dari Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, melewati sejumlah proses secara alami. "Bahan dasarnya berupa kopi petik merah dengan tahapan berlangsung secara natural," katanya, Rabu, 10 Mei 2023.

Kopi jenis robusta dengan rasa khusus ini di antaranya didapat dari Kampung Tualang Talang Aman Baturaja, Kabupaten OKU. Kopi petik merah pilihan dirambang dengan ember untuk perambangan ceri.

Kemudian ceri kopi yang tenggelam dijemur dalam kumbung jemur atau screenhouse. Screenhouse diatapi plastik transparan dengan ketebalan minimal 8 mm. Selanjutnya ditaruh di para-para atau rak agar ceri dijemur tidak menempel pada permukaan tanah.

Setelah kering, gabah kopi digiling untuk mengupas kopi kering dan diambil bijinya. Proses berikutnya, dengan menggunakan tampah untuk sortasi biji pilihan 5-7 mm, kemudian dikemas plastik .

Advertising
Advertising

"Proses natural petik merah mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing kopi," ujarnya. Inovasi terbilang unik bagi warga dan petani setempat. Biasanya biji kopi hanya petik asalan dan dijemur di halaman atau di jalan raya. Cara tersebut dipastikan merusak cita rasa dan kebersihan kopi yang dihasilkan.

Kopi tidak pahit

Masih ada proses yang harus dilalui sebelum kopi siap diseruput penikmatnya. Sidiq mengurai, biji kopi atau sering disebut sebagai green bean yang kering dengan kadar air 12 persen kemudian disangrai dengan level roasting medium-dark.

Tingkatan ini sengaja dipilih agar kopi tidak terlalu pahit dan keluar cita rasa karakter kopi tersebut. Kemudian, para penikmat kopi melakukan penggilingan dengan ukuran bubuk sedang atau medium. "Bubuk yang barusan digiling tadi diseduh dengan alat seduh Bamboo Drip dengan metode seduh tetsu," ujarnya.

Bamboo Drip

Seruput kopi petik merah ini akan semakin nikmat dan bercitarasa bila diseduh dengan alat yang juga ia ciptakan sendiri. Alat seduhnya ia beri nama Bamboo Drip. "Bamboo Drip ini bisa dikatakan artefak culture, sedangkan minum kopi dengan seduhan Bamboo Drip merupakan behavior culture," ujarnya.

Bamboo Drip berupa anyaman bambu yang berbentuk kukusan mini yang berfungsi sebagai penyaring kopi. Proses membuatnya diawali dengan mencari bahan utamanya berupa bambu hijau dengan kondisi tidak terlalu tua ataupun muda.

Tujuannya agar material ini mudah dipotong dan dibelah. Berikutnya, bambu dibersihkan dan dibelah, diraut, dihaluskan dan diirat tipis. Iratan lalu dianyam dari bagian puncak kerucut sampai setinggi 10-15 sentimeter atau tergantung kebutuhannya.

Terakhir diwengku dengan bambu dan ditali dengan benang atau tali rotan. Agar mendapatkan hasil yang elok dipandang mata dan meneteskan sari kopi terbaik, disarankan agar tebal iratan tidak lebih dari 0,5 sentimeter.

Berdasarkan sejumlah referensi, Sidiq menyebutkan, Bamboo Drip dapat menurunkan kadar glukosa, kadar kafein atau kadar keasaman kopi, dan bahkan menjadikan kopi memiliki cita rasa yang lembut, unik, dan terasa alami.

Bahkan, dia menambahkan, dengan metode yang tepat seperti Tetsu Kasuya, yakni the four, six brew method (proses mencampur yang dibagi menjadi dua bagian: 40 dan 60 persen) Bamboo Drip bisa menghasilkan seduhan yang lebih spesial. “Juga ada rasa manis-manis di setiap tetesnya,” ujar Sidiq.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

21 menit lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

1 jam lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

5 hari lalu

Setiap 26 April Diperingati Hari Kekayaan Intelektual Sedunia, Ini Awal Penetapannya

Hari Kekayaan Intelektual Sedunia diperingati setiap 26 April. Begini latar belakang penetapannya.

Baca Selengkapnya

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

7 hari lalu

Inovasi ID FOOD Raih Penghargaan Digital Technology Award 2024

Sejumlah inovasi ID FOOD mendapat apresiasi dari pelaku teknologi informasi di Tanah Air karena efektif mendukung aktivitas bisnis pangan.

Baca Selengkapnya

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

9 hari lalu

Atasi Kekurangan Zinc pada Anak, Periset BRIN Teliti Suplemen Zinc dari Peptida Teripang

Saat ini suplemen zinc yang tersedia di pasaran masih perlu pengembangan lanjutan.

Baca Selengkapnya

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

9 hari lalu

BRIN Tawarkan Model Agrosilvofishery untuk Restorasi Ekosistem Gambut Berbasis Masyarakat

Implimentasi model agrosilvofishery pada ekosistem gambut perlu dilakukan secara selektif.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

10 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

13 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

17 hari lalu

Siklon Tropis Olga dan Paul Meluruh, Dua Gangguan Cuaca Menghadang Pemudik Saat Arus Balik

Cuaca di Indonesia selama periode arus balik mudik hingga sepekan mendatang masih dipengaruhi oleh dua gangguan cuaca skala sinoptik.

Baca Selengkapnya