Nikotin Redam Amarah

Reporter

Editor

Senin, 27 April 2009 20:06 WIB

TEMPO Interaktif, Irvine: Merokok untuk melepas stres bukanlah ungkapan yang baru, tapi sebuah pencitraan atas otak yang terbaru menunjukkan bagaimana nikotin memang bisa membuat tumpul respons kita untuk marah.
Dalam sebuah studi terungkap bahwa orang-orang yang mengisap rokok bernikotin lebih sulit terpancing provokasi dibandingkan dengan yang mengisap plasebo. Kesimpulan ini mendukung pemikiran bahwa individu yang mengalami stres atau marah bisa lebih mudah menjadi pecandu rokok.
"Dari temuan ini diduga orang-orang yang sedang berada dalam situasi terprovokasi amarah bisa lebih terbuka terhadap efek nikotin," ujar Jean Gehricke, peneliti psikiatri di University of California, Irvine, Amerika Serikat.
Gehricke mengatakan kesimpulan yang dimuat dalam jurnal Behavioral and Brain Functions itu merepresentasikan hasil studi pertama yang mengidentifikasi sistem otak paling reaktif terhadap efek nikotin dan memiliki koneksi terkuat dengan respons marah.
Dalam studinya, Gehricke dan timnya mencomot sekelompok orang yang tidak merokok untuk dihadapkan dengan sebuah permainan yang perilaku pribadi lawan dalam permainan itu sengaja didesain untuk menghina dan memprovokasi. Satu bentuk di antara permainan itu adalah perlombaan siapa tercepat meng-klik tetikus.
Permainannya sederhana tapi hukuman buat mereka yang kalah bisa bikin panas telinga. Gehricke dan kawan-kawannya yang mengendalikan pemain maya dalam permainan itu secara bertahap meningkatkan level hukuman bagi para responden yang terlibat. Tindakan itu sengaja diambil untuk diterjemahkan sebagai undangan terbuka setiap partisipan untuk membalasnya.
Tapi, ternyata, para responden yang mengisap nikotin justru lebih sulit terpancing ke undangan itu. Kalau menang, mereka cenderung memberikan hukuman yang lebih ringan daripada hukuman yang diberikan oleh mereka yang mengisap plasebo.
Belakangan ketahuan, dari hasil pemindaian, bahwa nikotin mengincar sistem di otak yang fokus mengatur emosi. Mereka yang mengisap nikotin terungkap memiliki aktivitas otak di sektor itu yang lebih ramai.
Namun, apakah merokok benar bisa digunakan untuk mengusir stres dalam kehidupan yang nyata masih bisa diperdebatkan. Hasil studi awal April lalu oleh Pew Research Center menemukan bahwa setengah dari para perokok aktif mengaku "sering" mengalami stres harian. Bandingkan dengan angka 35 persen dari mereka yang sudah berhenti merokok dan 31 persen mereka yang tidak pernah merokok.
Para perokok aktif juga disebutkan lebih kurang bahagia dan sehat. Bahkan efek mematikan juga bisa menular ke hewan peliharaan ketika ia bermitra dengan seorang manusia perokok.
WURAGIL | LIVESCIENCE

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

4 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

9 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

11 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

24 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

27 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

38 hari lalu

Spesialis Jantung: Hasil Pemeriksaan Medis Baik Tak Jamin Perokok Sehat

Hasil pemeriksaan medis yang baik tak menjamin perokok sehat. Untuk memastikan kesehatan perokok satu-satunya jalan adalah total berhenti merokok.

Baca Selengkapnya

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

42 hari lalu

Selandia Baru Larang Rokok Elektrik Sekali Pakai

Selandia Baru akan akan melarang penjualan rokok elektrik sekali pakai untuk menurunkan angka perokok usia muda.

Baca Selengkapnya

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

53 hari lalu

Soal Lobi ke Istana, Bos Perusahaan Rokok Sebut Penyampaian Pendapat sesuai Aturan

Faisal Basri menyatakan perusahaan rokok memiliki lobi-lobi yang kuat di lingkungan Istana dan pembuat undang-undang.

Baca Selengkapnya

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

53 hari lalu

Produsen Rokok Bantah Lobi-lobi Pemerintah untuk Keluarkan Kebijakan Pro Rokok

Benny mengklaim industri rokok hanya melakukan komunikasi dengan pemerintah melalui jalur-jalur yang legal.

Baca Selengkapnya

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

57 hari lalu

COP10 WHO FCTC Raih Sejumlah Kesepakatan, dari Perlindungan hingga Deklarasi Panama

Sesi kesepuluh Konferensi Para Pihak (COP10) Konvensi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau WHO FCTC menghasilkan sejumlah kesepakatan jangka panjang.

Baca Selengkapnya