Dampak Kebakaran Hutan bagi Lingkungan

Reporter

Tempo.co

Kamis, 15 Juni 2023 10:43 WIB

Asap mengepul dari kebakaran hutan di Tumbler Ridge, British Columbia, Kanada, dalam tangkapan layar ini diambil dari sebuah video, 8 Juni 2023. BC Wildlife Service/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sejak abad ke-21, dunia telah mengalami puluhan bahkan ratusan ribu kebakaran hutan. Bencana ini memengaruhi kehidupan dan ekonomi masyarakat sekaligus memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan.

Tak sedikit biaya dan tenaga yang sudah keluar untuk memulihkan ekosistem dan melindungi sumber daya alam setelah kebakaran hutan. Lantas, apa saja dampak kebakaran hutan yang paling kritis bagi lingkungan? Simak ulasannya berikut ini.

1. Polusi Air

Hutan berkontribusi dalam menyumbang air tawar dalam jumlah besar. Mayoritas sistem air minum publik berasal dari daerah aliran sungai di dalam hutan. Setiap kebakaran hutan terjadi, daerah aliran sungai menjadi lebih rentan terhadap limpasan air hujan dan erosi. Kapasitas tanah untuk menyerap air pun berkurang secara signifikan sehingga sangat mungkin untuk terjadi banjir pasca-kebakaran.

Buruknya lagi, daerah aliran sungai dapat mempertahankan tingkat nitrogen dan karbon dioksida terlarut yang lebih tinggi selama 15 tahun ke depan. Itu akan mengurangi kualitas air minum masyarakat setempat dalam jangka panjang.

Peningkatan nitrogen dan fosfor dari vegetasi (tumbuh-tumbuhan) yang terbakar juga menghasilkan alga yang berbahaya. Konsumsi kerang yang terkontaminasi alga beracun dapat mengakibatkan muntah, kejang, diare, lumpuh, atau bahkan kematian. Oleh karena itu, para peneliti modern tengah meningkatkan upaya dalam pembersihan cemaran sistem air.

2. Vegetasi Rusak

Advertising
Advertising

Hilangnya vegetasi hutan dapat mengubah ekosistem secara signifikan dengan meningkatkan erosi, mengurangi ketersediaan unsur hara dalam tanah, serta meningkatkan risiko serangan penyakit dan hama. Itu semua dapat memperlama proses penghijauan dan memengaruhi apa yang tumbuh di area bekas api. Vegetasi yang pernah menjadi habitat satwa liar pun akan mengancam kelangsungan hidup mereka.

Hutan sejatinya dapat menyerap miliaran metrik ton karbon dioksida setiap tahun. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi salah satu penyerap karbon terbesar di dunia dari kehancuran lebih lanjut.

Upaya pembersihan bagi vegetasi berfokus pada area yang kemungkinan kecil bisa pulih secara mandiri dari kebakaran hutan. Rehabilitasi sering kali memakan waktu satu tahun atau bisa bertahan lebih lama di daerah yang sering mengalami bencana tersebut.

3. Kematian Satwa Liar

Gangguan air dan tanah tentu berdampak buruk pada satwa liar, konsekuensinya berkaitan dengan seleksi alam. Efek kebakaran hutan pada herbivora sangatlah meresahkan, terlebih lagi serangga yang mendorong fungsi ekosistem penting seperti siklus nutrisi dan penyerbukan.

Polutan hasil pembakaran yang mengontaminasi badan air juga menurunkan daya tahan tubuh satwa liar. Hewan menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan berujung pada peristiwa kematian yang lebih tinggi. Misal pada kasus kebakaran hutan 2020 di Colorado, Amerika Serikat, burung migran mengalami kematian massal pada waktu yang bersamaan akibat partikel udara beracun.

Belum lagi spesies lain yang mengalami luka bakar, kehilangan rumah, dan kehabisan makanan. Perlu upaya pemindahan hewan ke tempat penampungan atau kebun binatang sebelum melepaskannya kembali ke habitat yang sehat.

4. Emisi Karbon Dioksida

Kebakaran hutan melepaskan karbon dioksida dan emisinya terbukti sangat tinggi. Sebagai gambaran, kebakaran hutan menghasilkan 91 juta metrik ton karbon dioksida di California pada 2020. Angka itu 1,5 kali lebih banyak daripada emisi produksi listrik setempat per tahun.

Partikel dari asap dan pembakaran bahan kimia berbahaya dapat menempuh jarak jauh, berujung pada penurunan kualitas udara serta berbagai penyakit pernapasan dan kardiovaskular bagi manusia dan hewan.

Udara di ruang tertutup bisa segera dibersihkan setelah terjadi kebakaran hutan, tetapi tidak dengan udara luar. Penduduk sekitar lokasi sebaiknya selalu menggunakan masker hingga kondisi udara dianggap aman.

Pilihan editor: Polusi di New York Terburuk dalam 20 Tahun, Warga Diminta Pakai Masker N95

SYAHDI MUHARRAM

Berita terkait

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

3 hari lalu

Mama Lauren Meninggal 14 Tahun Lalu, Ini Akhir Kisah Perjalanannya dan Ramalan Kiamat Kecil

Sebelum meninggal 14 tahun lalu, pada 17 Mei 2010, Mama Lauren sempat memberikan ramalan terakhirnya. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

3 hari lalu

14 Tahun Mama Lauren Berpulang, Berikut Ramalan dan Pesan Terakhirnya: Politikus Jangan Serakah

Mama Lauren kondang sebagai peramal, ia meninggal 14 tahun lalu. Apa ramalan terakhirnya?

Baca Selengkapnya

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

13 hari lalu

5 Bukti Orang Utan Primata yang Cerdas dan Mirip Manusia

Orang utan memiliki kemiripan DNA 96.4 persen terhadap manusia, mereka termasuk primata cerdas yang beradaptasi dengan baik di alam maupun tempat penangkaran.

Baca Selengkapnya

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

15 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

23 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen

Baca Selengkapnya

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

24 hari lalu

Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

24 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

28 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

36 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

42 hari lalu

Pakar Lingkungan Anjurkan Penerapan Konsep Green Idul Fitri, Apa Maksudnya?

Pakar lingkungan Dr Latifah Mirzatika mengajak masyarakat untuk melaksanakan konsep Green Idul Fitri.

Baca Selengkapnya