Sejarah Kapal Pinisi dan Filosofinya sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO

Reporter

Tempo.co

Jumat, 16 Juni 2023 12:54 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo dan sejumlah kepala negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi di Labuan Bajo, NTT, Rabu 10 Mei 2023. Presiden mengajak pemimpin negara-negara peserta KTT ke-42 ASEAN menaiki kapal pinisi untuk menyaksikan keindahan alam Labuan Bajo. POOL/ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Pinisi menjadi salah satu produk budaya kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel), khususnya Suku Bugis. Salah satu suku di Nusantara yang lihai mengarungi samudra ini menggunakan kapal tradisional buatan sendiri untuk berlayar. Bahkan seni pembuatannya terpilih sebagai Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural of Humanity) oleh UNESCO pada 2017. Lantas, bagaimana sejarah Kapal Pinisi?

Apa itu Kapal Pinisi?

Dilansir dari elib.unikom.ac.id, pemilihan nama Pinisi terinspirasi dari sebuah kota pelabuhan di Italia, yakni Venecia. Dalam dialek Konjo, kata ini berubah menjadi Penisi dan terakhir Pinisi. Penamaan ini diduga akibat kebiasaan masyarakat Bugis yang suka memberi nama terhadap benda kesayangan dengan kesan istimewa.

Sumber lain menyebutkan bahwa kata pinisi berasal dari Bahasa Bugis ‘Panisi’ yang berarti sisip atau ‘Mappanisi’, artinya menyisipkan. Mappanisi sendiri merupakan proses menyumbat sambungan papan dengan bahan tertentu supaya kapal tidak kemasukan air. Metode pembuatan Mappanisi akhirnya berujung pada pemberian nama Panisi, lalu berganti Pinisi.

Sejarah Kapal Pinisi

Terdapat beberapa versi sejarah awal terbentuknya Kapal Pinisi. Salah satunya yang paling terkenal tertulis dalam naskah kuno I La Galigo. Dikisahkan bahwa sosok putra mahkota Kerajaan Luwu, Sawerigading lah yang mencetuskan dan melalang buana di lautan dengan kapal layarnya.

Konon pada awal abad ke-14 sampai abad ke-15 Masehi, Sawerigading menaruh hati kepada saudara kembarnya sendiri, Putri Wanteri Abeng. Sang putri menyadari bahwa cinta terlarang dengan saudara kandungnya tidak akan mungkin dapat diteruskan. Akhirnya, Putri menyarankan Sawerigading untuk pergi ke Negeri Tiongkok untuk menemui We Cudai.

Advertising
Advertising

Sesaat sebelum berlayar, Putri Wanteri memberi pesan kepada Sariwegading apabila ia berhasil mempersunting putri Kerajaan Tiongkok, dirinya tidak bisa kembali ke Kerajaan Luwu, Sulawesi Selatan. Namun, setelah menikah, ia merasa rindu kepada kampung halamannya. Kemudian, ia mengabaikan ucapan Putri dan hendak kembali pulang.

Dengan mengendarai kapal yang sama ketika berangkat ke Tiongkok, Sariwegading bertekad untuk berlayar kembali ke Luwu. Sayangnya, saat tiba kurang beberapa mil dari bibir pantai, kapalnya dihantam ombak besar dan cuaca buruk. Sehingga kapal Sawerigading hancur dan puing-puing terdampar di berbagai tempat.

Bagian badan kapal ditemukan di Pantai Ara, tali-temali terdapat di Pantai Tanjung Bira, dan puing lunasnya menuju ke Lemo-Lemo. Oleh masyarakat setempat, seluruh puing-puing disusun kembali menjadi kapal yang utuh. Dengan keahlian ini, maka terciptalah kapal kuat nan kokoh yang diberi nama Kapal Pinisi.

Filosofi Kapal Pinisi

Bagi orang Bugis, Kapal Pinisi tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi, tetapi juga memiliki arti mendalam. Berikut beberapa nilai yang mencerminkan filosofi dalam proses pembuatan Kapal Pinisi.

- Nilai kerja sama: proses pembentukan kapal tradisional ini membutuhkan tanggung jawab besar dan setiap pekerja mempunyai tugas masing-masing yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

- Nilai kerja keras: Proses pengerjaan berlangsung hingga beberapa bulan, mulai dari proses pemotongan, perakitan, hingga peluncuran. Maka dari itu kerja keras dari setiap pekerja sangat menentukan waktu dan kualitas Kapal Pinisi yang dihasilkan.

- Nilai ketelitian dan keindahan: poin filosofi Kapal Pinisi yang satu ini menyangkut keterampilan, jiwa seni, dan estetika dalam proses pembuatannya.

- Nilai religius: ilmu dalam proses pengerjaan diturunkan secara turun-temurun dan para pengrajin menggelar upacara wajib, seperti persembahan tertentu.

Demikian penjelasan sekilas tentang sejarah Kapal Pinisi dan filosofinya. Semoga bermanfaat.

Pilihan editor: Peristiwa Sejarah Sepanjang Maret: Serangan Umum 1 Maret sampai Bandung Lautan Api

MELYNDA DWI PUSPITA

Berita terkait

Menjajal Kapal Pinisi Pertama di Batam Bersama Menteri Sandiaga Uno, Berapa Tarifnya?

10 Januari 2024

Menjajal Kapal Pinisi Pertama di Batam Bersama Menteri Sandiaga Uno, Berapa Tarifnya?

Kapal pinisi ini dapat menjadi tambahan layanan wisata untuk turis mancanegara di Batam, terutama dari Malaysia dan Singapura

Baca Selengkapnya

Wisatawan Kini Bisa Berlayar Keliling Perairan Kepri dengan Kapal Pinisi

3 Januari 2024

Wisatawan Kini Bisa Berlayar Keliling Perairan Kepri dengan Kapal Pinisi

Berlayar dengan kapal pinisi jadi pilihan wisatawan dari Singapura dan Malaysia yang belum pernah merasakan live on board.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Tempat Liburan Natal di Jakarta yang Asyik dan Seru

19 Desember 2023

Rekomendasi Tempat Liburan Natal di Jakarta yang Asyik dan Seru

Tempat liburan Natal di Jakarta bukan hanya sebatas Monas dan TMII saja. Ada banyak wisata edukasi yang seru dan berbeda. Berikut rekomendasinya.

Baca Selengkapnya

4 Ekspedisi Wisata dengan Kapal Pinisi di Indonesia

7 Desember 2023

4 Ekspedisi Wisata dengan Kapal Pinisi di Indonesia

Sejarah, makna penamaan, dan rekomendasi wisata kapal Pinisi di Indonesia

Baca Selengkapnya

5 Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Dunia dari Tanah Daeng

12 Mei 2023

5 Fakta Menarik Kapal Pinisi, Warisan Dunia dari Tanah Daeng

Pembuatan kapal Pinisi tidak menggunakan perekat seperti lem khusus kayu maupun paku untuk menggabungkan kayu.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Beberkan Akomodasi KTT ASEAN di Labuan Bajo: Ada 30 Hotel dengan 1.500 Kamar dan Kapal Terapung

3 Mei 2023

Sandiaga Beberkan Akomodasi KTT ASEAN di Labuan Bajo: Ada 30 Hotel dengan 1.500 Kamar dan Kapal Terapung

Sandiaga membeberkan ketersediaan akomodasi menjelang KTT ASEAN 2023 di Labuan Bajo, mulai dari 30 hotel dengan 1500 hotel hingga 26 Kapal Pinisi

Baca Selengkapnya

4 Destinasi Wisata yang Didatangi Jokowi dan Keluarga Saat Berkunjung Ke Labuan Bajo NTT

26 April 2023

4 Destinasi Wisata yang Didatangi Jokowi dan Keluarga Saat Berkunjung Ke Labuan Bajo NTT

Jokowi berkunjung ke Labuan Bajo bersama keluarga, sekaligus mengecek persiapan KTT ASEAN Summit ke-42. Ini 4 lokasi liburan presiden di NTT.

Baca Selengkapnya

Jokowi Buka Paviliun Indonesia di Hannover Messe di Jerman: Kami Hadirkan Semangat Indonesia

17 April 2023

Jokowi Buka Paviliun Indonesia di Hannover Messe di Jerman: Kami Hadirkan Semangat Indonesia

Presiden Jokowi membuka Paviliun Indonesia di Hannover Messe 2023 di Jerman. Mengajak para investor ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Liburan Anti Mainstream, Coba Menginap di Kapal Pinisi Mandalika!

19 Maret 2022

Liburan Anti Mainstream, Coba Menginap di Kapal Pinisi Mandalika!

Selain akomodasi daratan, khusus gelaran Moto GP Mandalika pemerintah juga menyediakan akomodasi terapung seperti kapal pinisi.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Resmikan JPO Kapal Pinisi di Karet Sudirman

10 Maret 2022

Anies Baswedan Resmikan JPO Kapal Pinisi di Karet Sudirman

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meresmikan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Karet Sudirman bertema kapal Pinisi.

Baca Selengkapnya