Mengenal Punan Batu, Suku Berburu dan Meramu Terakhir di Kalimantan

Editor

Nurhadi

Selasa, 20 Juni 2023 09:17 WIB

Ilustrasi - Hutan (Mengapa Kita Butuh Hutan?). dok. KOMUNIKA ONLINE

TEMPO.CO, Jakarta - Barangkali Anda pernah membaca cara hidup dengan berburu dan meramu dari buku-buku sejarah. Namun, tahukah Anda bahwa suku yang bertahan hidup dengan cara berburu dan meramu masih ada sampai hari ini di Indonesia. Mereka adalah Suku Punan Batu, suku yang masih mempertahankan cara hidup berburu dan meramu di Kalimantan.

Dilansir dari artikel bertajuk Deep ancestry of collapsing networks of nomadic hunter–gatherers in Borneo oleh J.S. Lansing dkk., Suku Punan Batu merupakan penjaga terakhir cara hidup berburu dan mengumpulkan makanan di dalam hutan Kalimantan. Sebagai salah satu kelompok yang pertama mendiami pulau Kalimantan, mereka telah mampu bertahan hidup dengan mandiri tanpa banyak campur tangan dari pemerintah atau perhatian dari masyarakat luas.

Data yang diperoleh dari sensus yang dilakukan pada 2003-2004 memberikan gambaran tentang populasi Punan di Kalimantan Timur, yang berjumlah sekitar 8.956 orang. Sensus tersebut dianggap mencakup lebih dari 90 persen dari total populasi Punan di wilayah tersebut. Meskipun demikian, para peneliti juga mencatat kemungkinan adanya kelompok Punan Batu yang terisolasi di daerah Berau, yang belum tercakup dalam sensus tersebut.

Menariknya, ada individu-individu dalam komunitas Punan Batu yang memiliki kemampuan berbicara dalam bahasa Melayu, selain bahasa tradisional mereka sendiri. Hal ini menunjukkan adanya kontak antara mereka dengan masyarakat di sekitarnya. Meskipun ada anggota komunitas Punan Batu yang memilih untuk menetap di satu tempat, sebagian besar dari mereka masih menjalani gaya hidup pengumpul nomaden, terus berpindah mencari sumber daya di hutan.

Namun, program pemukiman jangka panjang yang dilakukan oleh pemerintah dan deforestasi telah membawa konsekuensi yang signifikan bagi suku Punan Batu. Mereka yang sebelumnya menjalani kehidupan sebagai pemburu-pengumpul penuh waktu kemudian banyak beralih menjadi menetap. Banyak dari mereka kini tidak lagi mengandalkan kegiatan berburu dan mengumpulkan sebagai sumber utama mata pencaharian mereka.

Advertising
Advertising

Masa depan mereka kini terancam oleh ekspansi perusahaan kayu dan perkebunan kelapa sawit yang mengambil alih lahan mereka. Hutan-hutan tempat mereka mencari makanan dan berburu semakin sempit, mengakibatkan penurunan populasi hewan buruan seperti babi hutan, rusa, kura-kura, dan kera. Selain itu, eksploitasi sumber daya alam ini juga menyulitkan pertumbuhan umbi-umbian liar yang merupakan sumber makanan utama bagi Punan Batu.

Akibatnya, Suku Punan Batu harus menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan cara hidup mereka yang tradisional. Mereka terpaksa berhadapan dengan konflik antara kebutuhan mereka akan lahan dan sumber daya alam dengan dorongan perkembangan ekonomi modern. Semakin terbatasnya ruang hidup mereka mengancam keberlanjutan budaya dan keberadaan Punan Batu sebagai kelompok pemburu-pengumpul terakhir di Kalimantan.

Pilihan Editor: Mengenal Panglima Suku Dayak yang Legendaris

Berita terkait

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

27 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

34 hari lalu

Tak Banyak Diketahui Orang, Ini Fungsi Utama Kumis Kucing

Banyak yang tidak mengetahui jika kumis kucing membantu kucing mendarat dengan selamat ketika melompat tingggi. Berikut fakta lainnya.

Baca Selengkapnya

Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

48 hari lalu

Dirut KAI Sebut Belum Ada Komunikasi soal Kereta Cepat Brunei Melintas IKN: Masih Terlalu Dini

Didiek Hartantyo menyatakan hingga kini belum ada komunikasi apa pun perihal rencana pembangunan kereta cepat di IKN.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

19 Maret 2024

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

19 Maret 2024

Studi Terbaru: IKN Nusantara dan Wilayah Lain di Kalimantan Terancam Kekeringan Ekstrem pada 2050

Kajian peneliti BRIN menunjukkan potensi kekeringan esktrem di IKN Nusantara dan wilayah lainnya di Kalimantan pada 2033-2050. Dipicu perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

11 Maret 2024

Tim SAR Cari Black Box dan FDR Milik Pesawat Smart Aviation yang Jatuh di Kalimantan

Pesawat milik maskapai penerbangan Smart Aviation terjatuh di Kaltara. Tim SAR masih berada di lokasi pesawat jatuh untuk mencari kotak hitam.

Baca Selengkapnya

Belum Ketemu, Pencarian Pesawat PK SNE yang Hilang di Kalimantan Dilanjutkan Besok

8 Maret 2024

Belum Ketemu, Pencarian Pesawat PK SNE yang Hilang di Kalimantan Dilanjutkan Besok

Pencarian pesawat PK SNE yang hilang kontak di Kalimantan Utara dilanjutkan besok oleh Basarnas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

3 Maret 2024

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

1 Maret 2024

Alasan BRIN Menyasar Kalimantan untuk Ekspedisi Biodiversitas 5 Tahun ke Depan

BRIN berfokus meneliti biodiversitas di Kalimantan pada 3-5 tahun ke depan. Ekspedisi panjang itu juga menjadi peluang sekolah bagi calon taksonom,

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Gempa Kalimantan Akibat Patahan Batuan Bergeser dari Pasifik

24 Februari 2024

Pakar Sebut Gempa Kalimantan Akibat Patahan Batuan Bergeser dari Pasifik

Kekuatan getaran gempa di Kalimantan Selatan masih tergolong skala kecil.

Baca Selengkapnya