TNI AL Banggakan Kapal Buru Ranjau Canggih Buatan Jerman, Ini Spesifikasinya

Selasa, 4 Juli 2023 14:56 WIB

Sejumlah kapal perang Republik Indonesia (KRI) yang tergabung dalam Latihan Operasi Amfibi (Latopsfib) TNI Angkatan Laut (AL) 202i di Dabo Singkep, Kepulauan Riau. Latihan ini menunjukkan profesionalisme para prajurit TNI AL dalam mengoperasikan alutsista sehingga prajutit TNI AL mampu sebagai pengawak kekuatan teknologi, kemampuan ini sekaligus menunjukkan kekuatan TNI AL. Foto : TNI

TEMPO.CO, Jakarta - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut atau TNI AL mengumumkan adanya dua unit kapal buru ranjau pesanan tengah berlayar menuju Indonesia. Dua unit Kapal Perang Republik Indonesia yang dibangun di Galangan Kapal Jerman diberi nama KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732. Keduanya berlayar dari Jerman dengan menggunakan transporter ship pada Jumat, 23 Juni 2023. Diperkirakan keduanya tiba Juli 2023.

Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali keduanya menggunakan teknologi cukup kekinian. “Kedua merupakan kapal buru ranjau yang cukup canggih, di mana bahannya dari steel (baja) non-magnetic steel,” jelasnya saat jumpa pers di Jakarta, Senin, 3 Juli 2023. Bahannya baja yang digunakan tetapi tidak mempunyai medan magnet.

Kedua KRI tersebut dibangun di Galangan Abeking & Resmussen, Lamwerder, Bremen, Jerman. Kapal buru ranjau berjenis Mine Counter Meassure Vessel (MCMV) yang dinamakan dengan nama-nama pulau di Provinsi Papua. Kapal dijanjikan mampu bekerja baik di laut dangkal maupun laut dalam.

KRI Pulau Fani-731 dan KRI Pulau Fanildo-732 memiliki dimensi yang sama, yaitu panjang 61,4 meter dan lebar 11,1 meter. Keduanya memiliki beberapa kecanggihan karena dilengkapi dengan teknologi peperangan ranjau modern.

Kedua KRI ini menggunakan bahan baja non-magnetik dan memiliki degaussing system, yakni sistem untuk mengurangi kemagnetan kapal, serta dilengkapi penggerak motor elektrik untuk mengurangi tingkat kebisingan.

Advertising
Advertising

Selain itu juga dilengkapi peralatan sonar terbaru yang mampu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak di bawah air, memiliki perangkap ROV (Remotely Operated Vehicle) untuk identifikasi dan netralisasi ranjau, AUV (Autonomous Underwater Vehicle) untuk membantu mendeteksi dan mengklasifikasi kontak bawah air. Selain itu, keduanya juga dilengkapi dengan USV (Unmanned Surface Vessel), yakni kapal tanpa awak untuk perburuan dan penyapuan ranjau.

Baca juga: Fakta-fakta KRI Bung Karno-369, Kapal Kepresiden Baru Buatan dalam Negeri

Banyak ranjau laut peninggalan perang dunia kedua

Sedangkan, melansir dari laman resmi Abeking & Rasmussen, pihaknya mengumumkan telah memulai pembangunan proyek dua kapal pemburu ranjau untuk TNI-AL sejak 10 Februari 2021. Setiap kapal, akan dilengkapi paket mesin hybrid-propulsion MAN dengan tipe 12V175D-MM. Artinya, kapal akan memiliki mesin MAN 175D dengan varian 12 silinder.

Dengan kapasitas ini, kapal perang pemburu ranjau dapat melaju dengan kecepatan sebesar 2.220 kW pada 1.900 rpm, sebagaimana dikutip dari laman MAN Energy Solutions. Selain itu, sistem baling-baling kembar pada MAN Alpha CPP termasuk sistem kontrol propulsi Alphatronik 30.000 memungkinkannya dapat bermanuver secara efisien dan lebih fleksibel.

Kepala Penjualan MAN Energy Solutions, Ben Andreas menuturkan mesin 175D sangat cocok untuk aplikasi angkatan laut yang menuntut keseimbangan dan konsumsi bahan bakar minyak terbaik. Menurutnya, dua spesifikasi ini umumnya menjadi permintaan pelanggan.

Tujuan dari pengadaan kedua KRI ini tak lepas karena masih banyaknya ranjau laut peninggalan perang dunia kedua. "Keduanya bertugas untuk menjaga perairan Indonesia agar tetap aman, bebas dari gangguan serta ancaman senjata bawah air terutama ranjau. Selain itu kapal canggih ini juga akan dioperasikan untuk membersihkan perairan Indonesia yang masih memiliki potensi bahaya ranjau", tegas Laksamana TNI Muhammad Ali.

Seiring dengan pengiriman kapal, TNI AL juga mengirim total delapan personel ke Jerman untuk mengikuti pelatihan mengenai kapal pemburu ranjau. Para personel yang dikirim itu mengikuti pelatihan selama 39 hari di Jerman.

Pilihan Editor: TNI AL Beli Kapal Penyapu Ranjau, Berapa Harganya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

12 jam lalu

Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

PT Pertamina International Shipping (PIS) memperkuat posisinya sebagai pengangkut LPG 'top tier' di Asia Tenggara dengan menambah dua kapal tanker gas raksasa Very Large Gas Carrier (VLGC), yakni Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Angkutan Sungai Harap Ada Penyesuaian Tarif Angkutan Penyeberangan

20 jam lalu

Pengusaha Angkutan Sungai Harap Ada Penyesuaian Tarif Angkutan Penyeberangan

Gabungan Pengusaha Nasional Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (Gapasdap) berharap ada penyesuaian tarif pada angkutan kapal penyeberangan.

Baca Selengkapnya

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

1 hari lalu

Maxton Hall - The World Between Us Serial Romantis Beda Status Sosial Tayang 9 Mei

Maxton Hall - The World Between Us diadaptasi dari novel terlaris pemenang penghargaan, Save Me, karya Mona Kasten.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

1 hari lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

2 hari lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

2 hari lalu

Sederet Kasus Anggota TNI Bunuh Warga Sipil, Terakhir Terjadi di Nias dan Makassar

Berikut sederet kejadian anggota TNI bunuh warga sipil. Terakhir Kopti SB personel TNI AL menembak pemuda RS, umur 18 tahun, di Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

2 hari lalu

Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda di Indonesia, Ini 5 Negara yang Sudah Menerapkannya

Luhut bicara soal kemungkinan diaspora memperoleh kewarganegaraan ganda. Negara mana saja yang sudah menerapkannya?

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

4 hari lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

4 hari lalu

Profil Marco Reus yang akan Hengkang dari Borussia Dortmund

Borussia Dortmund mengumumkan, Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer

Baca Selengkapnya

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

6 hari lalu

Iran Bebaskan Awak Kapal Terafiliasi Israel yang Sempat Disita di Selat Hormuz

Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian mengatakan Iran telah membebaskan awak kapal MSC Aries yang terafiliasi dengan Israel, setelah sempat disita di dekat Selat Hormuz.

Baca Selengkapnya