Mengenal Epigrafi, Ilmu untuk Mengungkap Misteri Prasasti dan Peninggalan Kuno

Minggu, 6 Agustus 2023 07:25 WIB

Sejumlah pengunjung menikmati keindahan peninggalan sejarah candi Arjuna bercorak Hindu aliran Syiwa, bangunan keagamaan tertua di Jawa berdasarkan prasasti bertuliskan Jawa Kuno menunjukkan tahun 808 M, di Kompleks Candi pegunungan Dieng, Banjarnegara, Jawa Tengah, Kamis, 22 Desember 2022. Para ahli Arkeologi memperkirakan bahwa Candi Dieng dibangun melalui tahap pertama meliputi Candi Arjuna, Candi Semar, Candi Srikandi, dan Candi Gatotkaca, diperkirakan dilakukan akhir abad 7 hingga abad 8 dan tahap kedua sampai sekitar tahun 780 M terdiri dari 8 bangunan candi, atas perintah Raja-raja Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Kalingga (594-782 Masehi). Kompleks Candi Dieng pertama kali ditemukan oleh tentara Inggris yang sedang berwisata di kawasan pegunungan Dieng pada tahun 1814. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Penemuan dan penerjemahan prasasti di Nusantara tak lepas dari peran para arkeolog dan epigraf yang menggali sejarah kuno Indonesia. Salah satunya saat penelitian kompleks percandian Batujaya, Karawang, Jawa Barat yang dipimpin oleh arkeolog sekaligus tokoh epigrafi senior Hasan Djafar dan Ayatrohaedi. Lantas apa sebenarnya epigrafi?

Epigrafi merupakan salah satu cabang ilmu arkeologi. Mengutip dari publikasi Epigrafi Indonesia: Peran, Kedudukan, Dan Pengembangannya, cabang ilmu ini digunakan untuk mengetahui tulisan, aksara, bahasa, ejaan dan afiksasi yang termuat dalam prasasti.

Prasasti sendiri merupakan medium menuliskan kisah atau tanda yang digunakan orang zaman dulu. Seringkali tulisan itu dibubuhkan pada batu, lempengan logam bahkan, kayu. Selain menginformasikan peristiwa masa lampau, prasasti juga menerangkan asal usul seorang raja, tokoh atau genealogi maupun penanggalan.

Prasasti kemudian dibedakan berdasarkan panjang pendeknya tulisan. Begitu juga dengan isinya yang digolongkan menjadi prasasti penetapan sima, prasasti peradilan atau Jayapatra Jayasong, dan prasasti angka tahun.

Ilmu epigrafi mempunyai ruang lingkup yang membahas media prasasti, bahan prasasti, bentuk prasasti, dan isi prasasti. Serta mempelajari struktur prasasti, pembacaan prasasti, dan penafsiran isi prasasti.

Advertising
Advertising

Selain itu, epigrafi membahas kode-kode rahasia berupa huruf dan gambar pada prasasti maupun artefak kuno. Kemudian menguasai bentuk huruf kuno dengan segala lekuk likunya hingga memperoleh informasi sejarah yang jelas dan valid.

Ilmu epigrafi juga meneliti kembali prasasti yang telah terbit dalam transkripsi sementara. Tujuannya agar para ahli sejarah bisa memakai berbagai jenis keterangan yang terkandung di dalam prasasti-prasasti tersebut.

Epigraf, sebutan untuk ahli epigrafi, mampu mengidentifikasikan dan menerjemahkan prasasti. Seperti dijelaskan dari p2k.unkris.ac.id, hal ini selaras dengan tugas seorang epigraf yang mesti menganalisis prasasti dengan kemampuannya membaca tulisan kuno, huruf kuno, dan bahasa kuno.

Dalam menjalankan tugasnya, seorang epigraf akan mengalami berbagai hambatan. Terutama prasasti batu yang sudah usang, sehingga sulit membacanya. Epigraf harus membaca bagian-bagian yang usang tersebut berkali-kali hingga memperoleh bacaan yang tepat. Termasuk bahasa-bahasa kuno pada prasasti yang sulit dipahami sepenuhnya.

Merangkum dari repository.uksw.edu, kajian epigrafi di Indonesia dipelopori oleh Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Inggris di Indonesia pada Abad ke-19. Kemudian landasan mengenai penelitian epigrafi Indonesia disusun oleh Friederich, yang diikuti oleh para peneliti barat seperti Hendrich Kern, J.L.A Brandes, N.J. Krom, Bosch, serta peneliti dari Indonesia, Poerbatjaraka.

Seiring waktu, kajian epigrafi mulai meluas dan mendalam mengenai berbagai aspek kesejarahan, baik aspek religi, sosial, ekonomi, hukum, maupun kajian yang mengungkap sejarah kuno bangsa Indonesia. Informasi-informasi tersebut kemudian dimanfaatkan untuk menyingkap tabir sejarah, terutama berkaitan dengan sejarah Indonesia Kuno.

Di Indonesia, sejumlah universitas membuka jurusan Arkeologi. Ada Universitas Gadjah Mada yang memiliki beragam mata kuliah arkeologi. Dilansir dari arkeologi.ugm.ac.id, mata kuliah yersebut seperti Pengantar Arkeologi, Arkeologi Prasejarah, Arkeologi Arsitektur, Ikonografi, Peradaban Kuno, Paleoantropologi, Epigrafi Indonesia, dan masih banyak lainnya.

Lalu Universitas Hasanuddin yang terkenal dengan arkeologi kemaritiman. Universitas Indonesia yang menyediakan mata kuliah arkeologi publik, arkeologi industri, arkeologi seni, dan permuseuman.

Selanjutnya, ada Universitas Udayana yang menawarkan mata kuliah ilmu arkeologi prasejarah, arkeologi klasik, permuseuman, dan epigrafi. Terakhir, Universitas Jambi merupakan satu-satunya Perguruan Tinggi di Sumatera yang memiliki program studi arkeologi.

Pilihan Editor: Candi Palosan Simpan Kisah Cinta Beda Agama dari Abad ke-9

Berita terkait

Melihat Sejarah Blambangan dari Abad ke-13 di Omahseum Banyuwangi

23 jam lalu

Melihat Sejarah Blambangan dari Abad ke-13 di Omahseum Banyuwangi

Ribuan artefak Balambangan kuno seperti lingga, kendi, manik-manik, kitab kuno, keris, pedang, sampai fosil-fosil tersaji di Omahseumvdi Banyuwangi.

Baca Selengkapnya

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

1 hari lalu

UKT Melambung, Selain UGM dan UI di PTN Mana Lagi? Di Unsoed kenaikan hingga 300-500 Persen

Protes kenaikan UKT terus terjadi di sejumlah PTN, antara lain di UI, UGM, Unri, Unsoed, ITB, USU, dan IAIN Syarif Hidayatullah.

Baca Selengkapnya

Pembuka Gerbang Reformasi 1998, Aksi Mahasiswa Geruduk Gedung DPR Menjadi Awal Soeharto Lengser

1 hari lalu

Pembuka Gerbang Reformasi 1998, Aksi Mahasiswa Geruduk Gedung DPR Menjadi Awal Soeharto Lengser

Pada 18 Mei 1998, mahasiswa menduduki gedung DPR/MPR, membuat tuntutan agar Soeharto mundur. Peristiwa ini menjadi awal era reformasi.

Baca Selengkapnya

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

1 hari lalu

Ratusan Pelari Diajak Susuri Spot Ikonik di Kampus UGM Yogyakarta

Event lari Pejuang Run di Yogyakarta, Ahad, 19 Mei 2024, digelar untuk menyambut Hari Kebangkitan Nasional.

Baca Selengkapnya

Mengenal IHA, Badan Baru yang Diluncurkan Kemendikbudristek

2 hari lalu

Mengenal IHA, Badan Baru yang Diluncurkan Kemendikbudristek

Dilansir dari laman Kemendikbudristek, salah satu langkah pertama yang telah dilakukan IHA adalah memperbarui Museum Song Terus di Pacitan, Jawa Timur

Baca Selengkapnya

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

3 hari lalu

Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Udayana Kritik RUU Penyiaran: Harus Ada Sensitivitas Kemerdekaan Pers

Menanggapi RUU Penyiaran inisiatif DPR tersebut, Amanda mengungkapkan terdapat beberapa pasal yang bertentangan dengan UU 40 Tahun 1999 tentang Pers.

Baca Selengkapnya

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

3 hari lalu

Vokasi UI Gandeng EVOS Kenalkan Industri eSports kepada Mahasiswanya di Prodi Ini

Universitas Indonesia (UI) melalui Program Studi Produksi Media, Program Pendidikan Vokasi, membangun kolaborasi strategis dengan EVOS.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

4 hari lalu

Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Menarik Malaga Kota Tercerah di Spanyol

4 hari lalu

5 Destinasi Menarik Malaga Kota Tercerah di Spanyol

Malaga, pesisir Costa del Sol, memikat dengan matahari, seni, sejarah, dan kemewahan modern yang memikat.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

6 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Pansel KPK 2019 Hasilkan Pimpinan yang Justru Merusak Badan Antirasuah, Siapa Mereka?

Menurut Novel Baswedan Pansel KPK 2019 disebut menghasilkan pimpinan yang justru merusak KPK. Siapa saja anggota Pansel saat itu?

Baca Selengkapnya