Diterima di 11 Kampus Top Luar Negeri, Fikri Pilih Belajar di Nanyang Technological University

Reporter

Nabiila Azzahra

Editor

Devy Ernis

Senin, 21 Agustus 2023 08:06 WIB

Fikri Ghifari Hanifah (tengah), siswa asal Bandung yang diterima di 11 perguruan tinggi dunia. Dok: istimewa.

TEMPO.CO, Jakarta - Fikri Ghifari Hanifah, siswa SMA asal Bandung berhasil diterima di 11 kampus luar negeri. Fikri sekolah di Pribadi Bilingual Boarding School Bandung, SMA dwibahasa yang menerapkan standar Cambridge English Language Assessment.

Fikri berhasil lolos di Curtin University, Monash University, University of Queensland, University of Sydney, University of Western Australia, University of New South Wales (UNSW), University of British Columbia, University of Toronto Mississauga, Universitas Toronto St. George, University of Toronto Scarborough, dan Nanyang Technological University (NTU).

Melansir dari portal Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Konselor Sekolah Pribadi, Willy Juanggo, mengatakan Fikri sudah terbang ke Singapura untuk menjalani perkuliahan. Hal itu diungkapkan pada Rabu, 16 Agustus lalu.

“Tapi yang dipilih cuma satu, yaitu Nanyang Technological University jurusan Environmental Earth Systems Science,” ungkap Willy.

Fikri tampak sudah tahu pasti bidang ilmu apa yang ingin ditekuninya. Pasalnya, dari 11 universitas itu, dia memilih jurusan yang berkaitan dengan lingkungan dan ilmu kehidupan. Beberapa waktu lalu, dia juga memboyong medali perak di International Geography Olympiad (iGeo) 2023 yang diadakan di Bandung.

Willy menyebutkan, selama bersekolah Fikri memang lebih aktif di tim olimpiade dibandingkan organisasi lainnya.

Fikri itu paket lengkap bagi kami. Saya juga sudah bantu dia dari kelas 11. Anaknya memang aktif, baik, punya jiwa kompetitif. Secara attitude juga bagus. Secara akademik sangat baik,” ujarnya.

Selain Fikri, ada tiga siswa lainnya yang juga lolos ke banyak universitas. Sebanyak enam siswa pun meraih beasiswa penuh ke luar negeri. Namun, yang ikut program persiapan khusus ada empat orang, termasuk Fikri.

“Dari tiga orang lainnya itu ada satu siswa yang juga keterima di Nanyang Technological University. Lalu, satu lagi ke Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), satu orang ke University of Western Australia (UWA), dan dua orang di Monash,” katanya.

Dia menjelaskan bahwa Puspresnas memberikan fasilitas bagi para penerima beasiswa untuk mengikuti pelatihan bahasa asing dan ujian internasional. Mereka juga dipersiapkan terlebih dahulu, sehingga saat proses aplikasi sudah bisa mempersiapkan dokumen yang disyaratkan, seperti TOEFL ITP atau IELTS.

“Puspresnas memberikan peluang untuk mendaftar ke delapan kampus. Tetapi tidak menutup kemungkinan jika siswa ingin mendaftar di luar daftar tersebut. Semuanya melalui proses pendaftaran,” terangnya.

Sekolah Turut Berikan Dukungan
Saat mendaftar beasiswa, sekolah juga turut menyiapkan dan memberikan dukungan untuk menunjang dokumen-dokumen serta persyaratan yang diperlukan. Selanjutnya, bagi yang sudah lolos dan diterima, pemerintah menyiapkan program persiapan mereka sendiri.

“Tapi, sekolah tetap mendukung. Proses aplikasi seperti surat pendukung, nilai transkrip, dan statement letter dari kepala sekolah dan guru itu juga kami bantu,” ujarnya.

Dia menambahkan, dalam tiga tahun terakhir, pihaknya juga memiliki program khusus untuk anak-anak yang ingin beasiswa ke luar negeri. Para siswa didorong untuk ikut serta. Syarat pertamanya adalah harus berprestasi.

“Kami mengajak anak-anak untuk ikut kompetisi dalam bidang apa pun, baik sifatnya akademik maupun non-akademik,” tegasnya.

Setelah anak-anak memiliki sertifikasi yang bisa diikutsertakan, mereka diarahkan pada beasiswa yang sesuai dengan kriteria prestasi dan minat masing-masing.

“Kami masukkan ke dalam grup, lalu training di sana. Kalau mereka lolos ke seleksi wawancara, kami berikan pelatihan dan pendampingan,” ucapnya.

Tak hanya Fikri yang sukses mengharumkan nama sekolahnya. Dalam satu angkatan 2020 yang terdiri dari 44 siswa, semuanya berhasil masuk ke berbagai universitas baik dalam maupun luar negeri.

“Ada 44 anak didik kami tersebar di 23 universitas dalam dan luar negeri. Di luar negeri ada delapan universitas, dan di dalam negeri ada 15 universitas. Secara presentase, memang lebih banyak yang masuk ke ITB,” ujarnya.

Pilihan Editor: Kemenkes Sediakan Kanal Aduan Perundungan Dokter, Minta Korban Tak Takut Melapor

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

1 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

1 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

3 hari lalu

Atasi Penerima KIP Kuliah yang Tidak Tepat Sasaran, Kemendikbud Minta Kampus Evaluasi

Viralnya kasus dugaan penerima KIP Kuliah bergaya hedon, Kemendikbudristek akan mengambil langkah.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

4 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

5 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

6 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

8 hari lalu

Perayaan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Amerika dan Indonesia Bikin Acara Diplomats Go to Campus

Dalam rangka perayaan 75 tahun hubungan diplomatik AS-Indonesia diselenggarakan acara perdana "Diplomats Go to Campus" di Surabaya dan Malang

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

8 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

9 hari lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

9 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya