387 Tahun Universitas Harvard, Kisah John Harvard Sumbang Lahan dan Perpustakaan Berikut 400 Buku

Sabtu, 9 September 2023 07:36 WIB

Kampus Universitas Harvard. Wikipedia

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Harvard atau Harvard University menjadi universitas tertua di Amerika. Pada 2023, Claudine Gay ditunjuk sebagai presiden Harvard.

Universitas Harvard memiliki banyak lulusan ternama di dunia, bahkan berpengaruh di banyak bidang maupun profesi. Salah satunya, pada 2011 silam, Barrack Obama menjadi lulusan Fakultas Hukum di Universitas Harvard. Simak sejarah berdirinya Universitas Harvard berikut.

Sejarah Universitas Harvard

Pada 8 September 1636, Harvard, perguruan tinggi pertama di koloni Amerika, didirikan. Meskipun ada pendapat umum, John Harvard tidak mendirikan Harvard. Namun, John Harvard merupakan donatur besar pertama dengan menyumbangkan setengah dari tanah miliknya dan perpustakaannya yang berisi lebih dari 400 buku ke universitas.

Universitas Harvard secara resmi didirikan melalui pemungutan suara oleh Pengadilan Agung dan Umum Koloni Teluk Massachusetts. Banyak orang yang menganggap Harvard Yard di Cambridge, Massachusetts sebagai kampus Harvard, Universitas ini juga memiliki kampus yang kuat di lingkungan Longwood dan Allston di Boston, Massachusetts.

Advertising
Advertising

Mereka menyetujui £400 untuk pendirian “schoale atau college” yang kemudian disebut “Harvard.” Lalu pada 1637, Pengadilan Agung dan Umum memerintahkan “perguruan tinggi” yang didirikan satu tahun sebelumnya untuk berlokasi di Newetowne (berganti nama menjadi “Cambrige” pada tahun 1638).

Harvard College hanyalah salah satu dari 14 Sekolah Harvard. Kolese ini diperuntukkan bagi mahasiswa sarjana dan 13 Sekolah pascasarjana dan profesional. Pada 1640, Pendeta Henry Dunster diangkat sebagai presiden pertama Harvard. Lalu, 2 tahun setelahnya Harvard Pertama Dimulai dengan sembilan lulusan.

Tahun 1649, Kota Cambridge dan Presiden Henry Dunster memberi Harvard “Pertanian Perguruan Tinggi” di Billerica, Mass yang membayar sewa tahunan kepada Perguruan Tinggi tersebut sampai pertanian tersebut dijual pada 1775.

Harvard Setelah 1650

Tahun 1653, John Sassamon, seorang Indian Massachusett, menjadi penduduk asli Amerika pertama yang belajar di Harvard (mungkin selama satu semester atau lebih). Seorang murid penerjemah Alkitab India John Eliot, Sassamon kemudian menjadi juru tulis dan penerjemah Kepala Metacom Wampanoag (alias Metacomet, Pometacom, Raja Philip).

Pada 1675, Sassamon dibunuh sebagai informan Inggris, memicu Perang Raja Philip, konflik paling dahsyat di New England antara penduduk asli dan pendatang baru.

Universitas Harvard 1700-1800

Pada 1764, Aula Harvard yang asli terbakar, menghancurkan sekitar 5.000 volume dan semua kecuali satu buku John Harvard. Sekitar 10 tahun setelahnya, tentara kontinental bermarkas di gedung Harvard. Lalu, pada 1776 delapan alumni Harvard menandatangani Deklarasi Kemerdekaan.

Konstitusi Massachusetts mulai berlaku dan secara resmi mengakui Harvard sebagai universitas. Instruksi kedokteran pertama yang diberikan kepada mahasiswa Harvard pada tahun 1781 dan pendirian Fakultas Kedokteran pada tahun 1782 menjadikannya universitas sekaligus namanya.

Dilansir dari laman resmi Harvard University, cabang tertua Phi Beta Kappa yang berkelanjutan dibentuk di Harvard pada 1781. Lalu setahun setelahnya John Warren yang berusia dua puluh sembilan tahun diangkat sebagai Profesor Anatomi dan Bedah di Fakultas Kedokteran.

Pada tahun sebelumnya, ketika menjabat sebagai kepala rumah sakit militer di Boston, dia memberikan instruksi medis formal pertama kepada mahasiswa Harvard. Benjamin Waterhouse diangkat menjadi profesor Sekolah Kedokteran kedua, dalam “Teori dan Praktek Fisika.”

Harvard Medical School secara resmi dibuka sebagai “Institusi Kedokteran Universitas Harvard.” Rumah pertamanya adalah Kapel Holden yang serbaguna. Pada 1791, seorang penulis di pers Boston menuduh Harvard meracuni pikiran mahasiswanya dengan “Sejarah Kemunduran dan Kejatuhan Kekaisaran Romawi” karya Edward Gibbon yang monumental (1776-88).

Presiden Joseph Willard menjawab bahwa alih-alih mempertimbangkan Gibbon, Kolese tersebut menggunakan teks karya sejarawan Prancis Abbé Millot. Nathaniel Ames, yang meninggalkan Harvard sekitar tahun 1812, mengenang karya Millot sebagai “karya yang paling tidak berharga dan hina dari jenisnya atau karya lainnya yang masih ada.”

Perkembangan Universitas Harvard Saat Ini

Harvard pada saat ini meraih peringkat 2 menurut Times Higher Education World University Rankings 2023 mencakup 1,799 universitas di 104 negara dan wilayah, menjadikannya peringkat universitas terbesar dan paling beragam hingga saat ini.

Tabel ini didasarkan pada 13 indikator kinerja yang dikalibrasi dengan cermat yang mengukur kinerja lembaga di empat bidang yakni pengajaran, penelitian, transfer pengetahuan, dan pandangan internasional.

Pemeringkatan tahun ini menganalisis lebih dari 121 juta kutipan di lebih dari 15,5 juta publikasi penelitian dan mencakup tanggapan survei dari 40.000 akademisi di seluruh dunia.

Universitas Harvard berhasil melahirkan orang-orang berpengaruh di seluruh dunia. Termasuk dari Indonesia, seperti Nadiem Makariem dan Mikha Tambayong.

Pilihan Editor: Mulai Hari Ini, Harvard University Ajarkan Bahasa Indonesia di Kampus

Berita terkait

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

5 hari lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

5 hari lalu

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

5 hari lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

5 hari lalu

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

Mulai dari evaluasi Merdeka Belajar 26 episode hingga menagih janji Prabowo-Gibran, ini desakan dari P2G dalam Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

6 hari lalu

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

6 hari lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

6 hari lalu

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

6 hari lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

14 hari lalu

Mahasiswa ITPLN yang Diduga Plagiarisme Minta Maaf, Dosen Cambridge Tak Akan Perpanjang Kasusnya

Dalam email permintaan maaf kepada Ilias Alami, dosen ITPLN terkesan seperti menyalahkan mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Ingin Kuliah di Kampus Asing Bergengsi, Ini 3 Pilar Utama Penerimaan Ivy League

15 hari lalu

Ingin Kuliah di Kampus Asing Bergengsi, Ini 3 Pilar Utama Penerimaan Ivy League

Former Admissions Coordinator & Current Interviewer Harvard University, Benito Nishizawa Rodriguez menjelaskan 3 pilar utama yang jadi poin penerimaan Ivy League.

Baca Selengkapnya