Cara Kerja Metode Wolbachia untuk Cegah Demam Berdarah

Sabtu, 4 November 2023 20:38 WIB

Pengamatan sampel nyamuk Aedes aegipty ber-Wolbachia di Laboratorium WMP Yogyakarta. Riset ini dipimpin Profesor Adi Utarini dari UGM yang terpilih menjadi satu di antara 100 orang paling berpengaruh 2021 versi Majalah Time. Dok Tim WMP

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes memilih wolbachia sebagai salah satu strategi pengendalian penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Indonesia. Melalui Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan pilot project Penanggulangan Dengue, wolbachia diujicoba sebagai inovasi penangulanganan demam berdarah di lima kota, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang hingga Bontang.

Wolbachia adalah bakteri alami yang umum ditemukan di hewan arthropoda atau serangga. Bakteri ini mampu menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Project Leader World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Adi Utarini mengatakan bahwa penelitian WMP Yogyakarta telah berlangsung lebih dari 1 dekade.

"Wolbachia efektif menurunkan 77 persen kasus dengue dan 86 persen menurunkan tingkat rawat inap di rumah sakit,” kata Adi dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM) pada Sabtu, 4 November 2023.

Director of Impact Assessment WMP Katherine L. Anders mengatakan teknologi wolbachia akan sangat menghemat biaya pada daerah urban dengan populasi tinggi. Jika teknologi wolbachia diterapkan di 7 kota di Indonesia, maka dapat mencegah 1 juta kasus dan menyelamatkan 500 nyawa penduduk setiap tahun. Upaya ini setara dengan menghemat 2 sampai 3 kali investasi selama 10 tahun dari biaya pengobatan dan biaya produktivitas yang hilang karena dengue.

Cara Wolbachia mencegah DBD

Laman WMP menyebut bahwa nyamuk membawa virus dengan cara menggigit orang yang terinfeksi. Ketika menggigit lagi, maka nyamuk tersebut dapat menularkan virus ke orang berikutnya. Begitulah cara penyebaran penyakit yang ditularkan oleh nyamuk.

Advertising
Advertising

Mengingat hanya nyamuk betina yang akan menggigit manusia, maka nyamuk betina pula lah yang dapat menularkan virus. Nyamuk betina membutuhkan makanan berupa darah untuk menghasilkan telur.

Menurut laman Centers of Disease Control and Prevention, pertama-tama wolbachia dimasukkan ke dalam telur nyamuk Aedes aegypti. Ketika nyamuk Aedes aegypti jantan yang memiliki bakteri wolbachia kawin dengan nyamuk betina liar yang tidak memiliki wolbachia, maka virus dengue pada nyamuk betina akan diblokir sehingga telurnya tidak akan menetas.

Dalam implementasinya di Indonesia, telur nyamuk jantan ber-wolbachia dan betina dimasukkan di dalam ember yang dititipkan di rumah warga. Selanjutnya, nyamuk akan berkembang biak dan menghasilkan populasi nyamuk Aedes aegypti di lingkungan yang ber-wolbachia.

Singapura juga menggunakan metode wolbachia. Namun, di sana nyamuk jantan dengan wolbachia akan dilepaskan secara teratur ke suatu daerah dan kawin dengan nyamuk betina liar. Karena telurnya tidak menetas, maka jumlah nyamuk Aedes aegypti otomatis akan berkurang.

Penyebaran Wolbachia di Kupang

Pada 24 Oktober 2023, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memulai program pencegahan DBD dengan teknologi wolbachia di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dalam program ini, bakteri wolbachia dimasukan ke telur nyamuk Aedes aegypti. Kemenkes akan menyebarkan ember berisi telur nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia ke warga setempat di Kota Kupang.

“Kita melihat ini (wolbachia) bagus, makanya kita lakukan pilot project di 4 kabupaten/kota, dan Kupang salah satunya. Mudah-mudahan dengan pilot project ini penularan dengue yang lumayan banyak bisa menurun,” kata Menteri Budi, melansir laman resmi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan.

Warga Kota Kupang melakukan pemeliharaan telur nyamuk selama dua minggu hingga menetas. Selain telur nyamuk, kementerian membagikan pakannya kepada warga. Telur-telur nyamuk Wolbachia itu didistribusikan dari UGM, hasil ternak program studi Entomologi, Fakultas Biologi.

Pilihan Editor: Kasus Demam Berdarah Meningkat, Bali Gunakan Metode Wolbachia

Catatan koreksi: Tulisan ini telah mengalami koreksi pada Senin, 13 November 2023 di paragraf 8 mengenai metode wolbachia yang digunakan. Ada kekeliruan mengenai implementasi metode wolbachia di Indonesia. Kami mohon maaf atas kekeliruan ini. Terima kasih.

Berita terkait

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

8 hari lalu

DBD Masalah Kesehatan Dunia, BRIN Temukan Metode Pengendalian

Demam berdarah dengue (DBD) menjadi masalah bagi negara-negara tropis di dunia. Acapkali dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

13 hari lalu

3 Fakta Pasien Demam Berdarah di RSUD Chasbullah Bekasi yang Viral di Media Sosial

Beredar video mengenai lonjakan kasus Demam Berdarah di Bekasi yang terdampar di ruang IGD RSUD Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi

Baca Selengkapnya

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

14 hari lalu

Pencegahan DBD Masih yang Paling Efektif untuk Mengatasinya

Mencegah lebih baik daripada mengobati, begitu juga dengan DBD. Berikut penjelasan Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

17 hari lalu

Peserta Sakit DBD Sebelum UTBK, Ini Kata Panitia di UNJ

Ada berbagai cerita di tengah pelaksanaan UTBK SNBT di UNJ, diantaranya ada peserta yang sakit DBD.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

20 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

21 hari lalu

5 Hal yang Jadi Fokus Tangani Penyakit Arbovirus seperti DBD

Kementerian Kesehatan Indonesia dan Brazil berkolaborasi untuk memformulasikan upaya mencegah peningkatan insiden penyakit Arbovirus seperti DBD

Baca Selengkapnya

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

22 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

26 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

28 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya