COP28: Langka Banget di UEA, Demo Iklim Plus Dukung Palestina
Editor
Sunu Dyantoro
Senin, 4 Desember 2023 11:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 100 pengunjuk rasa berkumpul pada hari Minggu di sela-sela KTT iklim COP28 PBB untuk menyerukan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas. Mengutip Reuters, Senin, 4 Desember 2023, ini merupakan pemandangan yang tidak biasa di Uni Emirat Arab yang membatasi kebebasan berekspresi.
UEA tidak terlalu menoleransi perbedaan pendapat dan melarang kelompok terorganisir seperti partai politik dan serikat buruh. Namun, sebagai tuan rumah konferensi tahunan PBB, negara Teluk tersebut mengizinkan terjadinya protes di COP28.
Sambil memegang spanduk yang menyerukan “gencatan senjata” dan “dekolonisasi iklim”, para aktivis di Dubai Expo City meneriakkan “Bebaskan Palestina”.
“Kami berupaya mengakhiri pengepungan, mengakhiri pendudukan,” kata Tariq Luthun, warga Palestina-Amerika, kepada Reuters setelah ikut serta dalam demonstrasi kecil yang menyerukan gencatan senjata.
Jacob Maurice Johns, seorang aktivis Pribumi dari Amerika Utara, mengatakan suara-suara Palestina dibungkam dan dunia membutuhkan solidaritas terhadap mereka.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada hari Minggu di COP28, Konsul Jenderal Israel Liron Zaslanaky mengatakan negaranya berjuang untuk membela diri dan melakukan yang terbaik untuk tidak merugikan warga sipil.
Israel mengatakan orang-orang bersenjata Hamas membunuh sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing serta menyandera sekitar 240 orang ketika mereka menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 15.000 warga Palestina telah terbunuh oleh pemboman dan invasi Israel terhadap wilayah pesisir tersebut.
Sejauh ini belum ada demonstrasi di luar lokasi COP28, tidak seperti pada pertemuan puncak iklim PBB sebelumnya seperti COP26 di Glasgow. Saat itu ribuan aktivis iklim berunjuk rasa di jalan-jalan.
Bahkan dalam lingkup COP28, para aktivis iklim mengatakan mereka mencoba humor untuk menarik perhatian para delegasi ketika mereka berusaha dengan hati-hati menavigasi pembatasan kebebasan berekspresi UEA. Itu mereka lakukan saat berada di dalam kompleks pertemuan puncak.
Aktivis Amerika Alice McGown pada hari Minggu berpakaian seperti dugong dan memegang tanda bertuliskan "tidak ada lagi fosil" untuk memprotes rencana perluasan operasi gas lepas pantai milik negara Abu Dhabi National Oil Co di kawasan laut yang dilindungi dan merupakan rumah bagi mamalia air.
Beberapa aktivis di COP28 menyatakan kekhawatirannya terhadap pengawasan UEA.
“Ini adalah ruang politik yang sangat terbatas,” kata Lyndinyda Nacpil, seorang aktivis Filipina yang mengatakan bahwa dia harus mengikuti aturan ketat PBB dalam membantu mengatur demonstrasi Palestina yang lebih besar pada hari Minggu.
Peserta rapat umum lainnya mengatakan “tidak akan ada keadilan iklim tanpa hak asasi manusia”, namun mereka berhati-hati untuk tidak mengkritik Israel secara langsung demi mematuhi pedoman PBB.
Juru bicara COP28 mengatakan UEA melindungi hak untuk melakukan protes sejalan dengan perjanjian internasional. Pihak berwenang UEA tidak segera membalas permintaan komentar mengenai protes tersebut.
Perang di Gaza menjadi sorotan utama pada COP28, di mana beberapa pemimpin dunia pada hari Jumat berbicara kritis terhadap pemboman Israel.
Meskipun ruang pameran di pedesaan biasanya berfokus pada isu-isu terkait iklim, paviliun Israel tahun ini menampilkan buku berisi foto-foto sandera yang diambil oleh kelompok militan Palestina, Hamas.
Pilihan Editor: Sebanyak 42 Pendaki Masih Terjebak di Kawasan Gunung Marapi, 28 Lainnya Telah Dievakuasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.