Alasan OPEC Tolak Negosiasi Penghentian Penggunaan Bahan Bakar Fosil di COP28

Rabu, 13 Desember 2023 04:44 WIB

Presiden Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Antonio Guterres, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Raja Charles dari Inggris, dan para pejabat berpose untuk foto keluarga selama Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP28) di Dubai, Uni Arab Emirates, 1 Desember 2023. REUTERS/Amr Alfik

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi negara-negara pengekspor minyak bumi atau OPEC menolak segala negosiasi tentang penghentian penggunaan bahan bakar fosil di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perubahan Iklim PBB COP28 di Dubai. OPEC bahkan mengajak anggota dan sekutu mereka untuk menolak segala upaya dalam negosiasi.

OPEC mengendalikan hampir 80 persen cadangan minyak di dunia. Menurut laporan Reuters, para anggota OPEC sangat bergantung pada pendapatan minyak dan gas sebagai sumber utama penghidupan mereka.

Jika dalam COP28 diputuskan sebuah kesepakatan untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil, tentu saja kelompok ini bakal terdampak. Selain itu, OPEC terdiri dari negara-negara besar, misalnya sekutu mereka OPEC + terdiri dari Rusia dan Kazakhstan.

"Bagi anggota OPEC lainnya, pangsa minyak dan gas bervariasi antara 16 persen dan 50 persen. Pendapatan ekspor minyak bersih OPEC mencapai 888 miliar dolar di tahun 2022, naik 43 persen dibandingkan tahun 2021," kata organisasi ini menurut Reuters, Selasa, 12 Desember 2023.

Pendapatan yang cukup signifikan dari ekspor minyak tersebut menyebabkan banyak anggota dari OPEC yang enggan untuk ditetapkan penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap. Mereka menilai bakal mengancam model perekonomian negara-negara penghasil minyak dan gas di kemudian hari.

Advertising
Advertising

Sekretaris Jenderal OPEC Haitham Al Ghais mengatakan anggota OPEC dan sekutunya di COP28 harus menargetkan pengurangan emisi daripada penghapusan bahan bakar fosil itu sendiri. Ia menilai negara berkembang harus diizinkan untuk mengeksploitasi cadangan bahan bakar fosil mereka.

Haitam mengatakan permintaan minyak akan tumbuh menjadi 116 juta barel per hari pada 2045 dari 102 juta barel saat ini. "Diperlukan investasi yang sangat besar untuk memenuhi permintaan minyak dan gas saat ini dan di masa depan. Dengan mengirimkan sinyal kebijakan yang menghambat investasi bahan bakar fosil, maka bisa menyebabkan kelangkaan dan kenaikan harga energi," ujar Haitam.

Lebih lanjut, Haitam menilai penghapusan penggunaan bahan bakar fosil akan berdampak pada hilangnya nilai cadangan minyak di beberapa negara. Penurunan permintaan dipastikan bakal terjadi dan menyebabkan banyak aset terbengkalai.

Melihat fenomena penolakan ini, salah seorang pengamat RBC Capital MarketsnHelima Croft berpendapat bahwa KTT COP28 di Dubai kali ini adalah pertemuan paling kontroversial. Sebab, banyak elit global dan petinggi negara lainnya yang saling beradu gagasan serta argumen tentang krisis iklim. Secara tidak langsung bakal ada dukungan dan penolakan.

"Peran minyak dan gas di masa depan dalam bauran energi masih belum terselesaikan dan perdebatan mengenai penghapusan atau penghentian bertahap terbukti menjadi salah satu pertemuan global yang paling kontroversial," kata Helima.

REUTERS

Pilihan Editor: 80 Negara Ingin COP28 Sepakati Stop Bahan Bakar Fosil, Ditentang OPEC

Berita terkait

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

2 hari lalu

PT Sunindo Pratama Raup Laba Bersih Rp 33,4 Miliar di Kuartal Pertama 2024

Laba bersih meningkat 68,6 persen secara tahunan (yoy).

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

2 hari lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Melemahnya Permintaan Cina

59 hari lalu

Harga Minyak Dunia Anjlok Buntut Melemahnya Permintaan Cina

Mengutip Reuters, harga minyak mentah Brent turun 55 sen menjadi US$ 81,53 per barel, sedangkan minyak West Texas Intermediate (WTI) anjlok 57 sen menjadi US$ 77,44 per barel.

Baca Selengkapnya

8 Kilang Minyak Terbesar di Dunia, Bukan di Arab Saudi dan AS

23 Februari 2024

8 Kilang Minyak Terbesar di Dunia, Bukan di Arab Saudi dan AS

Daftar kilang minyak terbesar di dunia berdasarkan kapasitas produksinya, tersebar di Asia, Amerika Utara, hingga Amerika Selatan.

Baca Selengkapnya

10 Pemanfaatan Minyak Bumi Bagi Kehidupan Manusia

21 Februari 2024

10 Pemanfaatan Minyak Bumi Bagi Kehidupan Manusia

Minyak bumi atau dikenal juga sebagai emas hitam, berasal dari sisa fosil yang proses pembentukannya memerlukan waktu berjuta-juta tahun.

Baca Selengkapnya

6 Jenis Energi Terbarukan yang Bisa Diterapkan di Indonesia

21 Januari 2024

6 Jenis Energi Terbarukan yang Bisa Diterapkan di Indonesia

Energi terbarukan menjadi alternatif energi tradisional yang mengandalkan bahan bakar fosil, dan cenderung tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.

Baca Selengkapnya

Lifting Migas 2023 di Bawah Target, Sumber Minyak Turun, Infrastruktur Gas Kurang

16 Januari 2024

Lifting Migas 2023 di Bawah Target, Sumber Minyak Turun, Infrastruktur Gas Kurang

Realisasi lifting migas 2023 di bawl target APBN 2023. Pemerintah mengeluhkan kurangnya pembeli dan Infrastruktur gas.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara di Cina Memburuk Pada 2023, Pertama Kali dalam Satu Dekade

23 Desember 2023

Polusi Udara di Cina Memburuk Pada 2023, Pertama Kali dalam Satu Dekade

Polusi udara di Cina memburuk pada 2023, yang merupakan pertama kalinya terjadi dalam satu dekade

Baca Selengkapnya

IEA Berupaya Kurangi Biaya Energi Terbarukan di Negara Berkembang

23 Desember 2023

IEA Berupaya Kurangi Biaya Energi Terbarukan di Negara Berkembang

IEA berupaya mengurangi biaya energi terbarukan di negara berkembang.

Baca Selengkapnya